Terkadang, Merelakan Adalah Jawaban Terbaik

Fimela diperbarui 02 Mei 2013, 11:00 WIB

Ketika perpisahan harus menjadi jawaban akhir dari rasa cinta antara dua manusia, yang harus dilakukan adalah merelakannya pergi. Merelakannya bersama yang lain yang lebih mencintainya, walaupun tidak ada yang tahu siapa yang lebih mencintai.

Gimana kabarmu mas, gak terasa sudah lebih dari 3 tahun sejak terakhir kali kamu memutuskan untuk mengakhiri kisah antara kita. Entah bagaimana rasanya, sakit dan perasaan kecewa serta marah itu masih tersisa jelas. Jelas seperti sosok mu yg saat ini berdiri jelas dengan toga kebanggaanmu mas.

Akhirnya, impianmu untuk menjadi salah 1 sarjana tercapai. Selamat mas Bayu. Itu sebenarnya yang ingin kuucapkan sambil memeluk tubuhmu dan membelai lembut pipimu yang masih terasa hangat di telapak tangan ku. Tapi... ada orang lain disitu, disisimu, yang memberikanmu hadiah terindah

dan kamu sambut dengan senyum termanis yang masih sama seperti 3 tahun lalu.

Mungkin kamu akan berkata, betapa bodohnya aku. Kamu yang sudah menemukan cinta sejati dalam hidupmu, sedangkan aku hanya bisa menatapmu dari jauh dan ikut berdoa dalam kebahagiaanmu hari ini.

Kata orang, waktu yang akan mengajarkan cinta itu untuk menemukan kebahagiaan. Rasa pesimis menghantuiku karena aku bahkan masih belum bisa menghapus senyuman mu dari ingatan ku. Kadang aku bertanya, kapan cinta ku ini akan hilang untukmu.

Masih ingat mas bayu, dulu setiap aku melantunkan ayat ayat suci yang terdengar di telingamu selalu dan selalu kamu rekam dan memutarnya berulang ulang. Kamu menganggap aku adalah segalanya, tapi seiring waktu berlalu cintamu bahkan ragamu juga perhatianmu memudar.

Berkali-kali kamu menghianati rasa percaya ku, bahkan dengan temanku sendiri. Aku tak pernah berharap kamu menjadi seperti nabi Muhammad SAW karena memang aku tak pernah sesempurna Aisyah RA. Tapi tidak bisakah kamu menjadi mas Bayuku yg lembut seperti saat pertama masa masa kita dekat?

Bodoh ya, 3 tahun lewat dan masih saja perasaan ku untukmu tumbuh. Jika aku boleh jujur dengan perasaan ku, kamu adalah CINTA PERTAMAKU. Cinta yang membuat aku benar benar bisa tertawa mendengar suara adzan mu, mendengar suara tawamu.

Sosokmu yang saat ini berdiri di hadapanku, masih saja begitu sempurna. Begitu mempesona, dan begitu bercahaya ....

Seharusnya kamu disini, disampingku ketika aku merindukan pelukan mu. Bukan ditemani oleh kenangan mu. Tidak bisakah aku menjadi sosok terindah bagi hidupmu lagi dan kita memulainya dari awal merenda cinta kita mas?

Aku berdoa untuk kebahagianmu, mas. Simpan lukisan yang kugambar sepenuh hati untukmu ya. Tengoklah sesekali bukti cintaku itu untukmu mas....

I miss u mas Bayu agung sutrisno

Maafkan aku karena meneteskan air mata di hari bahagiamu,mas

Penggalan surat di atas mengingatkan kita lagi bahwa cinta tidak selamanya memiliki. Cinta pada dasarnya memang membuat orang yang kita cintai bahagia, bahkan jika bahagia itu tidak diberikan oleh kita, kita harus merelakan dia yang kita cintai dibahagiakan orang lain.

(vem/dyn)
What's On Fimela