Ditinggal Ibu, Anak Laki-Laki Rawat Ayah Lumpuh Seorang Diri

Fimela diperbarui 21 Apr 2013, 19:00 WIB

Hidup harus terus berjalan, tidak boleh menyerah dengan melakukan kejahatan, terus melanjutkan hidup dengan penuh tanggung jawab karena hidup kita sudah dirancang oleh Sang Pencipta.

Kalimat itu keluar dari bibir seorang anak laki-laki yang menjadi inspirasi banyak orang di seluruh dunia. Nama anak ini adalah Zhang Da, usianya masih 10 tahun di tahun 2001. Saat itu, Zhang Da harus menerima kenyataan pahit karena ibunya pergi begitu saja, tidak tahan dengan kemiskinan yang diderita keluarga sekaligus putus asa merawat ayah Zhang Da yang lumpuh dan sakit-sakitan.

Ditinggalkan oleh ibu membuat Zhang Da kecil menjadi tulang punggung keluarga. Dia tinggal dengan ayahnya dan menafkahi hidup mereka berdua. Semua pekerjaan rumah dilakukan Zhang Da yang masih 10 tahun, termasuk merawat ayahnya yang lumpuh, memandikan, membersihkan kotoran, memasak, mencuci pakaian dan semua pekerjaan. Semua itu dilakukan setiap hari tanpa mengeluh. Sebuah tindakan mulia dari seorang anak yang masih kecil.

Terus Sekolah dan Jadi Tukang Pemecah Batu

Satu hal yang membuat banyak orang terinspirasi, walaupun Zhang Da harus merawat ayahnya, dia tidak mau meninggalkan sekolah. Setiap hari dia berjalan kaku menuju sekolah melewati hutan kecil. Kadang Zhang Da tidak makan di rumah, dia akan memakan tumbuhan apa saja yang ditemui sepanjang jalan, mulai daun-daun hingga jamur. Dia melakukan seleksi, jika rasa tumbuhan tidak enak, dia akan meninggalkannya. Sejuah ini, Zhang Da beruntung tidak memakan tumbuhan beracun.

Selain sekolah dan merawat ayahnya, Zhang Da harus membeli obat dan makanan. Hal itulah yang membuatnya bekerja sebagai tukang batu. Setiap hari, Zhang Da memanggul keranjang batu dan menjadi tukang pemecah batu. Uang yang dihasilkan digunakan untuk membeli makanan dan obat untuk ayahnya.

Zhang Da tidak hanya bekerja keras, dia juga cerdas. Dia tahu ayahnya membutuhkan suntikan obat rutin, tetapi tidak sanggup membayar jasa medis. Zhang Da tidak kehabisan akal, dia membeli buku cara menyuntik, mempelajari caranya dan memberi suntikan rutin untuk ayahnya. Bayangkan, Zhang Da masih berusia anak-anak dan sanggup melakukan semua pekerjaan berat itu seorang diri.

Aku Tidak Ingin Harta, Aku Hanya Ingin Ibu Kembali

Dengan kegigihan yang dilakukan Zhang Da, pada tahun 2006, pemerintah Nanjing, Provinsi Zhejiang memberikan penghargaan pada tokoh-tokoh nasional dan tokoh inspiratif nasional. Dari 10 nama penerima penghargaan, ada nama Zhang Da. Dia menjadi penerima penghargaan paling muda, saat itu usianya sudah 15 tahun.

Acara disiarkan melalui televisi nasional, Zhang Da diminta untuk tampil di panggung. Pembawa acara bertanya mengapa Zhang Da mau berkorban dan berjuang, padahal dia masih anak-anak. Zhang Da menjawab, "Hidup harus terus berjalan, tidak boleh menyerah dengan melakukan kejahatan, terus melanjutkan hidup dengan penuh tanggung jawab karena hidup kita sudah dirancang oleh Sang Pencipta."

Tepuk tangan membahana untuk Zhang Da. Pembawa acara kembali bertanya, "Zhang Da, katakan apa yang kamu inginkan! Kamu ingin sekolah dimana? Apa yang kamu inginkan dan berapa uang yang kamu butuhkan hingga lulus kuliah? Katakan saja apa yang kamu inginkan! Di sini ada banyak pejabat, pengusaha dan orang terkenal. Saat ini, ada ratusan juta orang yang menonton dalam layar televisi"

Zhang Da terdiam beberapa saat. Sang pembawa acara dengan suka cita mengingatkan, "Katakan saja!"

Dengan bibir bergetar, Zhang Da mengatakan, "Saya mau ibu saya kembali. Ibu, kembalilah ke rumah, karena saya sudah bisa mandiri, saya juga bisa merawat ayah. Aku mohon, kembalilah ibu.."

Mendengar permintaan itu, air mata penonton berjatuhan. Zhang Da tidak meminta perawatan kesehatan untuk ayahnya, dia tidak meminta rumah yang lebih layak, bahkan tidak meminta jaminan sekolah hingga kuliah. Walaupun Zhang Da telah berjuang sangat banyak dan sangat berat di usia yang masih kecil, bahkan telah memberi inspirasi banyak orang, Zhang Da tetaplah anak yang merindukan kasih sayang ibunya. Bahkan dengan kenyataan, sang ibu pergi meninggalkannya.

Ladies, jadikan kisah ini sebagai pelajaran. Seharusnya kita malu jika masih banyak mengeluh akan hidup. Satu hal lagi, sebagai seorang ibu atau calon ibu, selalu berikan kasih sayang Anda untuk buah hati dan suami tercinta, dalam suka dan duka.

BACA JUGA:

Anakku Meninggal, Tetapi Dia Sudah Memberi Hidup Untuk Anak Lain

Balita Laki-Laki Ini Memotong Rambut Untuk Amal

Lindungi Sang Putri Dari Badai Salju, Ayah Tewas Membeku

Jutawan Ini Selalu Menyelamatkan Wanita Bercadar di Prancis

Ketulusan Hati Seorang Tukang Bangunan

(vem/yel)