Drama Ayah Tembak Laptop Karena Curhatan Anaknya di Jejaring Sosial

Fimela diperbarui 14 Apr 2013, 17:00 WIB

Ladies, curhat di jejaring sosial mungkin adalah hal yang biasa bagi kita. Namun, jangan anggap remeh karena bisa menjadi boomerang untuk kita. Kejadian nyata ini terjadi dalam keluarga Jordan. Thomas Jordan, sang ayah, membuat video yang cukup 'dramatis' setelah membaca status pemberontakan anak perempuannya, Hannah Marie, yang masih berusia belasan tahun.

Dalam jejaring sosialnya, Hannah mengungkapkan curahan hati untuk orang tuanya. Ia mengatakan bahwa dirinya tak ingin diperlakukan seperti pembantu yang mengerjakan pekerjaan rumah yang dibebankan padanya. Hannah merasa jenuh dengan perlakuan orang tuanya dan sepertinya sangat marah sehingga ia bahkan berkata bahwa ia akan membangkang bila lain kali orang tuanya menyuruhnya.

Hannah juga berjanji bahwa suatu hari ketika orang tuanya membutuhkannya, maka ia tak akan ada bagi mereka. Menurut Jordan, hal ini merupakan sesuatu yang tak sepantasnya diucapkan oleh seorang anak. Bagaikan adegan drama, pria ini pun membuat video di Youtube untuk anaknya. Dalam video tersebut mengutarakan jawaban atas protes anaknya bahwa ia tidak meminta anaknya menjadi pembantu, melainkan hanya mengingatkan tugas-tugas sederhana yang tak menyita banyak waktu dan sering ia lupakan.

Misalnya menyapu dan membersihkan meja yang hanya beberapa menit, merapikan tempat tidur dan mencuci bajunya sendiri. Mereka memang memiliki pembantu namun Jordan ingin anaknya lebih bertanggung jawab atas dirinya sendiri, karena di masa mudanya, Jordan harus bekerja sembari sekolah.

Dalam video itu, Jordan mengambil laptop anaknya dan menembaknya beberapa kali. Sebenarnya aksi ini terlihat cukup 'mengerikan'. Video tersebut menjadi hits di Youtube sejak tahun lalu dan ditonton 37 juta kali lebih karena begitu kontroversial. Ada pihak yang setuju dan menentang tindakan Jordan karena dianggap berlebihan.

Namun dalam sebuah wawancara, Jordan mengaku bahwa meski dikritik banyak orang, ia tidak menyesal melakukannya karena ini demi kebaikan Hannah. "Aku mengikuti permainannya. Dia mulai di jejaring sosial, aku pun melakukan hal yang sama," ujar Jordan. Ia pun sudah menyelamatkan data Hannah dari laptop yang ditembakinya dan mengatakan bahwa akan mengembalikannya pada Hannah bila saatnya tiba.

Ladies, tak ada sosok orang tua maupun anak yang sempurna. Tak pula ada keluarga yang sempurna. Seringkali, orang tua punya caranya sendiri untuk mendidik anaknya dan anak pun akan menemui fase-fase di mana dia menunjukkan siapa dirinya di depan orang tua. Kuncinya adalah komunikasi.

Belajar dari pengalaman Hannah, jejaring sosial jelas bukan tempat yang tepat untuk curhat masalah yang berat. Bila Anda memiliki masalah yang sikapnya pribadi, akan lebih baik dan melegakan bila membicarakannya dengan orang terkait daripada memunculkan masalah baru di di media umum yang berlarut-larut dan tak ada ujungnya. Setuju?

Baca Juga

Siswi Ditolak Gara-Gara Pakai Legging Sebagai Celana ke Sekolah

Heboh Foto Pasangan Aneh Bawa Lari Boneka Plastik di China

Tiru Adegan Film, Anak 5 Tahun Terjun Dari Ketinggian Menggunakan Payung

Mereka Bilang Itu Kompak: Anak dan Ibu Jadi Bintang Film Porno

Tak Ingin Lewatkan Akhir Hayatnya, Gadis Ini Gelar Upacara Pemakaman Sendiri

 

(vem/gil)