10 Kutipan Inspiratif R. A. Kartini, Habis Gelap Terbitlah Terang

Fimela Editor diperbarui 04 Jul 2021, 13:07 WIB

Di Indonesia, khususnya bagi kaum wanita, nama Raden Ajeng Kartini telah melekat sejak kecil. Beliau adalah Pahlawan Nasional yang memberi harapan dan cahaya bagi wanita Indonesia untuk mendapat pendidikan dan kesempatan berkarya sebesar para pria di masanya.

Inilah kita sekarang, wanita Indonesia yang semakin cerdas, berwawasan terbuka dan bebas berkarya seperti apa yang kita inginkan. Perjuangan ini kurang lebih melalui impian Raden Ajeng Kartini agar wanita Indonesia merdeka dan dapat berdiri sendiri.

Perjuangan kita masih belum berakhir. Wanita adalah pondasi negara, maka perjuangan ini masih panjang dan berliku.

Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. Kehidupan manusia serupa alam. - R. A. Kartini

Siapkah Anda melanjutkan perjuangan seorang Kartini? Inilah beberapa kutipan yang bisa menjadi inspirasi dan motivasi agar kita tetap berjuang, tidak hanya untuk memajukan wanita Indonesia, tetapi juga menjadi bagian dari kaum yang mencerdaskan bangsa.

(vem/yel)

What's On Fimela
2 dari 11 halaman

Kutipan Inspiratif R. A. Kartini

(c) shutterstock

 

Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya. - R. A. Kartini

3 dari 11 halaman

Kutipan Inspiratif R. A. Kartini 2

(c) shutterstock

 

Tahukah engkau semboyanku? Aku mau! Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata "Aku tiada dapat!" melenyapkan rasa berani. Kalimat "Aku mau!" membuat kita mudah mendaki puncak gunung. - R. A. Kartini

4 dari 11 halaman

Kutipan Inspiratif R. A. Kartini 3

(c) shutterstock

 

Dan biarpun saya tiada beruntung sampai ke ujung jalan itu, meskipun patah di tengah jalan, saya akan mati dengan merasa berbahagia, karena jalannya sudah terbuka dan saya ada turut membantu mengadakan jalan yang menuju ke tempat perempuan Bumiputra merdeka dan berdiri sendiri. - R. A. Kartini

5 dari 11 halaman

Kutipan Inspiratif R. A. Kartini 4

(c) shutterstock

 

Salah satu daripada cita-cita yang hendak kusebarkan ialah: Hormatilah segala yang hidup, hak-haknya, perasaannya, baik tidak terpaksa baikpun karena terpaksa, haruslah juga segan menyakiti mahkluk lain, sedikitpun jangan sampai menyakitinya. Segenap cita-citanya kita hendaklah menjaga sedapat-dapat yang kita usahakan, supaya semasa mahkluk itu terhindar dari penderitaan, dan dengan jalan demikian menolong memperbagus hidupnya: dan lagi ada pula suatu kewajiban yang tinggi murni, yaitu "terima kasih" namanya. - R. A. Kartini

6 dari 11 halaman

Kutipan Inspiratif R. A. Kartini 5

(c) shutterstock

 

Adakah yang lebih hina, daripada bergantung kepada orang lain? - R. A. Kartini

7 dari 11 halaman

Kutipan Inspiratif R. A. Kartini 6

 

Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau dapat bermimpi! Bila tiada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sebenarnya kejam. - R. A. Kartini

8 dari 11 halaman

Kutipan Inspiratif R. A. Kartini 7

 

Ikhtiar! Berjuanglah membebaskan diri.. Jika engkau sudah bebas karena ikhtiarmu itu, barulah dapat engkau tolong orang lain. - R. A. Kartini

9 dari 11 halaman

Kutipan Inspiratif R. A. Kartini 8

(c) shutterstock

 

Tetapi sekarang ini, kami tiada mencari penglipur hati pada manusia, kami berpegangan teguh-teguh pada tangan-Nya. Maka hari gelap gulita pun menjadi terang, dan angin ribut pun menjadi sepoi-sepoi. - R. A. Kartini

10 dari 11 halaman

Kutipan Inspiratif R. A. Kartini 9

 

Karena ada bunga mati, maka banyaklah buah yang tumbuh, demikianlah pula dalam hidup manusia bukan? Karena ada angan-angan muda mati, kadang-kadang timbullah angan-angan lain, yang lebih sempurna, yang boleh menjadikan buah. - R. A. Kartini

11 dari 11 halaman

Kutipan Inspiratif R. A. Kartini 10

(c) shutterstock

 

Lebih banyak kita maklum, lebih kurang rasa dendam dalam hati kita, semakin adil pertimbangan kita dan semakin kokoh dasar rasa kasih sayang. Tiada mendendam, itulah bahagia. - R. A. Kartini