Bersyukur rasanya menjadi wanita yang tak terlalu punya banyak masalah dengan resleting. Paling tidak, resleting hanya akan mengganggu saat berat badan bertambah dan tubuh menggemuk, di mana ia jadi sulit untuk ditarik dan ditutup.
Lain lagi ceritanya dengan pria, mungkin bisa dikatakan, resleting adalah salah satu hal yang dapat membuat pria menjadi trauma. Eh kok bisa?
Sebuah penelitian, seperti dilansir Merdeka.com mengatakan bahwa dilaporkan sekitar 17.616 pria sering keluar masuk UGD gara-gara tragedi resleting. Kasus tersebut terjadi sekitar tahun 2002 hingga 2010, tak peduli itu anak-anak atau sudah dewasa.
Penelitian yang kemudian diterbitkan oleh Journal of the British Association of Urogogical Surgeons ini mengatakan bahwa saat menutup resleting dengan terburu-buru, resleting dapat mencederai organ genital. Dalam beberapa kasus, luka di organ vital ini cukup parah karena membuat pria kesulitan berjalan dan merasa nyeri di sepanjang pangkal paha serta organ genital.
Agar terhindar dari kecelakaan resleting
Adalah Alexis C Madrigal yang memberikan trik agar pria terhindar dari kecelakaan akibat resleting. Menurutnya, pria bisa mengganti celana resleting dengan celana yang menggunakan kancing. Ide ini terdengar cukup masuk akal, hanya saja, akan butuh waktu cukup lama bagi pria mengenakan celana berkancing.
Sementara itu, saran lain datang dari Dr. Steve M Selbts, profesor yang berkarya di Jefferson Medical College, Philadelphia. Apabila kecelakaan resleting sedang menimpa seseorang, tidak dianjurkan untuk langsung menarik organ genital, karena akan membuat kulitnya robek atau mengalami perdarahan. Sebaliknya, yang dilakukan adalah mengoleskan minyak mineral pada organ genital dan resletingnya. Setelah dibiarkan 20-30 menit, perlahan kulit akan terlepas dari resleting dan mr. P berhasil diselamatkan.
Pun demikian, lebih disarankan lagi agar pria tak terburu-buru saat menutup resleting sehabis buang air kecil agar terhindar dari kecelakaan yang bikin ngilu ini.
(vem/bee)