Rectoverso Sepotong Cinta dari Kacamata Berbeda

Fimela diperbarui 02 Apr 2013, 12:00 WIB

Anda pasti mengiyakan jika Cosmo bilang cinta itu universal. Di tangan Dewi Lestari, cintapun diterjemahkan dalam bahasa berbeda dalam bukunya, Rectoverso. Dari 11 kumpulan cerita, Marcella Zalianty, Rachel Maryam, Olga Lydia, Cathy Sharon dan Happy Salma berhasil mengubah lima cerita menjadi satu sajian visual menarik. Simak perbincangan Cosmo dengan Marcella, Rachel, dan Olga tentang peran mereka di film Rectoverso ini.

Bagaimana proses keterlibatan Anda semua dalam film Rectoverso?

Marcella (M): Ide awalnya memang dari saya yang berkeinginan untuk membuat film omnibus tentang cinta yang tak biasa. Sebagai permulaan, saya meminta Dewi Lestari untuk menulis naskahnya. Tapi karena kesibukan, ia tidak menyanggupi untuk menulis naskah tersebut. Sebagai gantinya, ia meminta saya membaca Rectoverso yang menurutnya sangat pas dengan penggambaran saya. Dan setelah membacanya, saya langsung jatuh hati...

Olga (O): Dari kumpulan cerita Rectoverso saya paling jatuh cinta dengan Curhat Buat Sahabat. Lagu dan bukunya Dee benar-benar mampu menyuarakan suara hati sang tokoh. Saya pikir di luar sana nanti akan banyak orang yang bisa merealisasikan dirinya dengan cerita ini.

Rachel (R): Di sini saya menyutradarai film Firasat. Ceritanya sendiri digambarkan hampir sama dengan lagu berjudul sama yang dinyanyikan Dee, bercerita tentang wanita yang memiliki firasat kuat. Kadang itu menjadi berkah, tapi tak jarang pula itu menjadi kutukan baginya.

Keterlibatan Marcella cukup dalam ya di project ini...

M: Project ini sangat personal bagi saya karena saya bertindak sebagai produser sekaligus salah satu sutradaranya. Saya juga melibatkan beberapa sahabat dekat untuk memvisualisasikannya. Film ini mengangkat persenyawaan ruang dengar dan baca yang harmonis, seperti yang Dewi bilang, “Dengar bukunya, baca musiknya.” Lalu saya ambil lima dari 11 kisah yang ada di dalam bukunya yang semuanya bercerita tentang cinta dari sudut pandang berbeda. Cicak di Dinding diarahkan oleh Cathy Sharon, Malaikat Juga Tahu oleh saya sendiri, Firasat oleh Rachel, Hanya Isyarat oleh Happy Salma, dan Curhat Buat Sahabat oleh Olga.

Apa lagi yang menarik dalam project ini?

M: Selain film, kita juga membuat lomba cerpen dengan tema Cinta yang Tak Terucap yang nantinya akan dibuatkan film pendeknya. Dengan project ini, kita ingin mengeksplorasi potensi-potensi mereka yang memiliki bakat dan keinginan di bidang film dan penulisan cerita.

Next project?

M: Ingin sekali membantu project-nya Olivia (Zalianty) untuk membuat film tentang komodo. Tapi dalam waktu dekat sepertinya saya mau break dulu karena semua proses ini sangat melelahkan.

R: Saya masih akan berkonsentrasi di jalur politik, tapi jika ada waktu yang tidak mengganggu prioritas utama itu, pasti saya akan berbuat sesuatu lagi di dunia seni peran, walau tak lagi di depan layar.

O: Sekarang saya sedang menggeluti bisnis bulu mata palsu, hahaha! Baru mulai sih dan semuanya berawal dari kecintaan saya akan bulu mata.

Arti “cinta” bagi Anda...

M: Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Cinta itu agung, tulus, dan memberi tanpa berharap untuk menerima.

R: Cinta itu harusnya tak usah melihat perbedaan lagi. Kalau kita cinta, berarti ya kita sudah berkompromi dengan perbedaan yang ada. Justru kita juga harus mencintai perbedaan yang ada.

O: Tergantung konteksnya. Kadang kita menginginkan lebih dari seseorang, sebaliknya orang tersebut menginginkan lain. Perbedaan dalam cinta ini kadang tak bisa dihindari dan cuma bisa dijalani saja.

Cara mengatasi perbedaan dengan pasangan?

M: Semuanya harus dibawa santai dan kembali lagi ke pengertian awal saat memulai hubungan. Respect juga penting dan saling menghargai visi.

O: Perbedaan itu pasti ada, tapi tergantung dari seberapa dewasanya kita menghadapi perbedaan itu. Ada yang bisa disatukan, tapi ada juga yang tidak dan harus dijalani saja. Perbedaan juga bukan berarti harus ada salah satu yang mengalah ya. Lebih kepada toleransi dan saling pengertian...

Bagaimana cara Anda agar tetap survive menghadapi semua aktivitas yang padat?

M: Hahaha! Kiatnya sih harus bisa multi-tasking, totally committed, memiliki

responsibility tinggi, dan menyelesaikan segala yang telah dimulai.

Source : Cosmopolitan Edisi Februari 2013 Halaman 56

(vem/Cosmo/dyn)
What's On Fimela