Anggaran Bebas Defisit

Fimela diperbarui 05 Apr 2013, 16:00 WIB

Rumah tangga ibarat negara, Anda perlu merancang RAPBN. Tujuannya: bebas defisit.

Oleh Laras Eka Wulandari

 

Banyak orang beranggapan, untuk keluar dari masalah keuangan mereka harus mencari

penghasilan yang besar. Padahal, tanpa perencanaan keuangan yang baik, pemasukkan

yang besar bukan jaminan seseorang terbebas dari masalah keuangan.

“Prinsipnya, perencanaan keuangan baik perusahaan, negara, ataupun rumah tangga

adalah sama. Anda harus mengetahui darimana saja pemasukan keuangan itu berasal

dan bagaimana mengelola pemasukan yang diterima dan yang dikeluarkan,” ujar Taufik

Gumulya, CFP, Perencana Keuangan dari TGRM Financial Planning Services.

Perencanaan keuangan dilakukan karena pada dasarnya, orang ingin hidup lebih baik dan

mapan dari sebelumnya.

Menurut Taufik, seseorang dikatakan mapan jika orang tersebut di akhir tahun memiliki

aset inflasi yang melebihi inflasi di negaranya, walaupun hanya selisih 0,5%. Maka salah

satu hal yang harus dilakukan adalah merencanakan keuangan selama satu tahun ke

depan.

Membuat rencana keuangan setahun ke depan akan membuat tujuan keuangan lebih pasti

daripada merencanakannya tiap bulan.

PRIORITASKAN UTANG

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui dari mana saja pemasukan

keuangan keluarga selama ini:

HITUNG:

•Penghasilan dari pekerjaan pokok hingga sampingan

• Harta serta kewajiban yang dimiliki. Mulai harta bertumbuh (seperti rumah,

apartemen, logam mulia), hingga harta yang alami penyusutan (seperti tas, mobil,

kulkas).barang yang bernilai besar hingga kecil (barang-barang rumah tangga)

•Tip :

o Menghitung ‘harta’ jarang sekali dilakukan, padahal akan berpengaruh

pada strategi yang digunakan untuk mencapai kondisi finansial yang lebih

baik.

o Lihat aset apa yang masih berutang dan harus dilunasi tahun ini. Cek aset

lama yang bisa bergerak tumbuh, misalnya rumah pemberian orangtua

yang belum ditempati, yang bisa jadi tambahan penghasilan.

REVIEW:

• Posisi keuangan Anda, apakah defisit, pas-pasan atau malah surplus. Cara itu

dilakukan dengan menghitung pendapatan setiap bulan, dikurangi pengeluaran

yang sudah ditambahkan dengan investasi dan keperluan dana darurat.

• Dengan mengetahui di mana posisi keuangan, Anda akan melakukan koreksi

keuangan di tahun-tahun sebelumnya dan mengetahui bagian mana yang harus

dibenahi.

• Pendapatan ideal per bulan juga akan diketahui, sehingga bisa termotivasi untuk

mencapai kehidupan finansial yang lebih baik.

TENTUKAN SKALA PRIORITAS:

• Biaya utang, baik di instansi resmi atau personal.

• Biasakan selalu memprioritaskan utang setiap kali menyusun anggaran, agar

beban hidup menjadi lebih ringan. Apalagi jika utang tersebut adalah utang kartu

kredit.

• Budget membayar utang maksimal 30% dari cicilannya. Jika memang dirasa

cukup, Anda bisa berutang keperluan lain di tahun yang sama. Jika tidak, hindari.

• Menambahkan pembayaran cicilan utang, misalnya sekitar Rp 200 ribu hingga Rp

300 ribu juga sangat dianjurkan.

Sama seperti anggaran negara, APBN rumah tangga pun harus memiliki anggaran rutin

dan anggaran khusus.

ANGGARAN RUTIN:

• Anggaran yang dirancang sama besarnya dengan tahun-tahun sebelumnya

(ditambah inflasi).

• Sifatnya dinamis. Anggaran ini bisa meningkat, misalnya sebesar 10 persen (bisa

jadi anak yang semakin besar mempunyai kebutuhan lebih). Namun sebaiknya

penambahan 10 hingga 15 persen dari anggaran tahun sebelumnya. Tanpa

penyusutan anggaran di pos keuangan lainnya.

ANGGARAN KHUSUS:

• Jenis pengeluaran yang direncanakan untuk tujuan tertentu.

• Misalnya untuk menyekolahkn anak di perguruan tinggi, liburan, membeli mobil

dan rumah.

• Jumlahnya tidak harus sama dengan anggaran di tahun sebelumnya. Bisa lebih

besar atau lebih sedikit. Bisa juga sama jika melanjutkan dari sebelumnya.

Misalnya menyekolahkan anak ke perguruan tinggi untuk jangka waktu 20 tahun.

• Tip: Pisahkan kebutuhan rutin dan khusus agar tidak tergoda membelanjakan

uang semaunya. Anda akan lebih fokus pada apa yang ingin dicapai. Sangat

disarankan untuk menuliskan segala kebutuhan di tempat yang terlihat agar

termotivasi.

UTAMAKAN KESEIMBANGAN

Setelah membagi anggaran secara rutin dan khusus, Anda bisa memainkan pos-pos

kebutuhan hidup yang cenderung fluktuatif.

• Pecahkan anggaran rutin dan khusus menjadi anggaran untuk kebutuhan yang

benar-benar pokok, kebutuhan sekunder, dan tersier. Tujuannya agar pengeluaran

benar-benar digunakan untuk memenuhi kebutuhan, bukan sekedar keinginan.

• Untuk menekan pengeluaran belanja agar tidak boros, yaitu menetapkan budget.

Ini lebih efektif dibandingkan dengan mencatat keperluan yang ingin dibeli.

• Hitung pengeluaran Anda dari setiap kategori setiap bulannya. Jika melebihi

pendapatan, tak perlu panik. Inilah waktunya untuk membuat perencanaan agar

tercapai keseimbangan.

• Perhatikan juga pengeluaran Anda di tahun lalu. Jika Anda menghabiskan Rp

400 ribu sebulan untuk keperluan hiburan seperti TV berbayar, mau tidak mau

Anda harus menghentikannya sementara dan mengalokasikan anggarannya ke pos

keuangan yang lebih penting.

• Terapkan logika itu untuk setiap pos anggaran. Kurangi jumlah yang Anda

habiskan setiap bulan, sehingga pengeluaran Anda bisa lebih kecil dari jumlah

penghasilan Anda.

DANA DARURAT:

• Masukkan dana darurat dan investasi dalam anggaran khusus.

• Bagi wiraswasta, dana darurat yang harus dipersiapkan adalah 12 kali dari

pengeluaran setiap bulan.

• Karyawan cukup menyiapkan dana darurat sebesar tiga hingga enam kali

pengeluaran. Besarnya dana darurat tergantung seberapa besar pendapatan Anda

setiap bulannya.

• Pastikan dana darurat bersifat dinamis dan disesuaikan dengan kondisi keuangan

Anda.

• Dana darurat harus mampu mencukup kebutuhan rutin Anda dan harus bersifat

liquid sehingga mudah dicairkan jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Bisa berupa

deposito, reksadana pasar uang, atau kalau kondisi keuangan negara sedang stabil

bisa juga dengan logam mulia. Untuk investasi sisakan minimal 20 persen dari

pendapatan.

Setelah anggaran selama setahun sudah diprediksi, langkah selanjutnya adalah:

MEREALISASIKAN ANGGARAN:

• Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah membuat sistem pengingat dengan

menggunakan sistem kalender. Caranya konversikan pada kalender segala daftar

yang memuat tentang kapan, berapa dan untuk apa pengeluaran dilakukan.

• Bisa juga dengan memasukkannya ke daftar pengingat di ponsel, atau menuliskan

jadwal itu di kertas dan tempelkan di tempat strategis. Misalnya, tanggal satu

harus membayar cicilan mobill Rp 2 juta rupiah.

• Setelah anggaran dibuat, lakukan apa yang sudah dituliskan. Catatan diperlukan

untuk mengevaluasi apakah tindakan Anda sesuai dengan yang sudah

direncanakan.

• Tentukan mana pos keuangan yang bisa diganggu (misalnya dana darurat) dan

mana yang tidak bisa diganggu (misalnya pos investasi dan pelunasan utang).

• Tentukan juga mana barang yang boleh dibeli dan mana yang tidak.

• Tip: Jika Anda membeli barang karena merasa mampu walaupun barang tersebut

terlalu mahal menurut Anda, maka Anda telah melakukan kesalahan dalam

mengeluarkan uang. Hindari hal itu dengan meninggalkan pusat perbelanjaan, lalu

pikirkan kembali seberapa besar kebutuhan Anda terhadap barang tersebut. Jika

berhasil, Anda sudah berhasil melalui satu langkah menuju sukses.

Source : Good HouseKeeping Edisi Februari 2013 Halaman 99

(vem/GH/dyn)
What's On Fimela