Tampaknya fenomena jual keperawanan kian tahun kian marak. Alasan menjual keperawanan beragam, mulai dari demi kemanusiaan dan menolong orang-orang miskin, mengobati ibu, hingga biaya pendidikan.
Respon yang datang atas tindakan inipun beragam, ada yang mencaci, dan ada yang salut karena tindakan berani dan pengorbanan mereka. Well, kami tak ingin menghakimi apakah tindakan mereka benar atau salah. Tetapi kami telah mengumpulkan beberapa informasi, inilah 5 wanita yang membenarkan tindakan tersebut dan mengatasnamakan kemanusiaan saat menjual keperawanannya.
What's On Fimela
powered by
Rosie Reid
Di tahun 2004, Rosie Reid yang saat itu berusia 18 tahun menjual keperawanannya pada penawar termahal.
Gadis asal London ini akhirnya menjatuhkan pilihannya pada seorang duda berusia 44 tahun, yang saat itu menawar dirinya seharga kurang lebih 123 juta rupiah. Kabarnya, ini adalah saat pertama Rosie dekat dengan seorang pria. Sebenarnya, ia telah memiliki seorang kekasih, namun sama-sama wanita.
Saat Rosie menyerahkan keperawanannya, kekasih lesbiannya menangis tak henti dan menunggu di depan kamar hotel Rosie.
Graciela Yataco
Dilansir oleh oddee.com, Graciela Yataco menjual keperawanannya di tahun 2005. Saat itu usianya menginjak 18 tahun, dan gadis asal Peru ini harus menjual keperawanannya demi membayar tagihan kesehatan ibunya, serta membiayai adik laki-lakinya.
Kesulitan keuangan memaksanya untuk melakukan hal ini. Dan tanpa diduga, seorang penawar rela membayar semalam bersama Graciela seharga 12 milyar rupiah.
Alina Percea
Tahun 2009, seorang gadis berusia 18 tahun, berasal dari Rumania menawarkan keperawanannya untuk melanjutkan kuliahnya. Ia menerima uang sekitar 130 juta rupiah dari seorang pria Italia untuk keperawanannya tersebut.
Dan, pria berusia 45 tahun ini juga memberikan bonus berlibur ke Venice bersamanya. Menikmati momen-momen layaknya sebuah bulan madu.
Namun, Alina tak begitu saja mendapatkan perlakuan manja ini. Ia harus melewati dua kali tes kesehatan untuk membuktikan bahwa dirinya benar-benar masih perawan.
Unigirl
Tahun 2010, seorang siswa miskin asal New Zealand memperkenalkan diri dengan nama Unigirl. Di sebuah website, ia menawarkan keperawanannya untuk ditukar dengan uang agar ia bisa membayar uang kuliahnya.
Setelah menerima 1.200 penawar dengan penawaran tinggi, ia akhirnya memilih tawaran 310 juta rupiah dari seorang pria. Sebenarnya, angka yang ia ajukan adalah 2 milyar. Tetapi, tak ada yang berani mengajukan penawaran setinggi itu untuknya.
Alhasil, Unigirl harus rela mengambil penawaran tertinggi yang diberikan. Yang penting biaya kuliahnya sudah terbayar dan tercukupi.
Catarina Migliorini
Baru-baru ini, seorang mahasiswi asal Brazil menjual keperawanannya secara online seharga 7 milyar rupiah.
Akhirnya, setelah menunggu penawaran tertinggi, muncullah nama pria Jepang bernama Natsu yang berhasil memenangkan penawaran akan keperawanan Catarina.
Gadis berusia 20 tahun ini, bersumpah bahwa ia melakukannya atas nama kemanusiaan. Ia tidak sedang menjalankan bisnis prostitusi, dan semua uang yang diterimanya akan diberikan sebagai sumbangan untuk membantu warga miskin di kota asalnya.
Pun demikian, tingkah Catarina ini menimbulkan banyak kontroversi dari berbagai pihak. Terutama, saat para kru film Australia membuat film dokumenter tentang dirinya dengan judul Virgins Wanted.