Tahun ini rupanya warna abu-abu mendominasi. Yes, the world has gone Grey: (hingga artikel ini ditulis) tak kurang 40 juta orang telah membacanya, toko-toko yang menjual sex-toy menjamur, dan toko perkakas kehabisan stok tali pengikat. Next:blockbuster movie!
Bagi Anda yang belum membacanya, kurang lebih seperti inilah plotnya (tenang, it’s spoiler free): tokoh protagonis kita bernama Anastasia. Ia adalah gadis muda dan lugu yang jatuh cinta pada pria kaya raya dan berkuasa yang ‘memiliki bahu bidang, pinggang ramping, dan otot perut yang mengencang tiap ia berjalan. He really is stunning.”
Pria misterius ini bernama Christian Grey, dan merupakan perwujudan dari istilah “male beauty”. Ia menyimpan banyak rahasia, serta memiliki “suara hangat dan husky seperti fudge karamel dengan lelehan dark chocolate...” Semakin Ana terpikat pada pesona lelaki ini, semakin ia menyadari bahwa Christian memiliki perilaku seks yang aneh dan menginginkan Ana menjadi budak seksnya. Bahkan ia meminta Ana untuk menandatangani sebuah perjanjian tertulis yang diantaranya menyatakan bahwa ia tak boleh menatap mata Christian saat berhubungan seks tanpa izin, tak boleh menyentuh, dan harus bersedia menjadi budak seks setiap akhir pekan. Dari awalnya ketakutan, lama kelamaan malah Ana tak kuasa menolak dunia gelap dan erotis Christian.
Bagaimana novel ini menggambarkan sosok wanita sudah banyak dibahas di mana-mana. Dari yang pro sampai yang kontra. Lantas, bagaimana isi buku ini dari sudut pandang pria? So, Cosmo “memaksa” tiga orang pria membacanya dan bertanya tentang hal-hal apa saja dalam novel ini yang benar (dan salah) tentang guys dan relationships.
BENAR: Kami akan tertawa mendengar istilah “inner goddess”
“Ana menyebut kata ‘inner goddess' dalam dirinya tak hanya sekali atau dua kali-tapi 57 kali! (Tak percaya? Coba baca versi e-booknya di Kindle dan hitung.) Dia memang sama sekali tak pernah mengeluarkan kata ‘inner goddess’ dari mulutnya, melainkan hanya di dalam hati. Mungkin alasannya karena ia malu kalau Christian akan menertawakan istilah itu. She’s right! Salah satu yang paling saya ingat adalah: ‘Inner goddess-ku melompat-lompat sambil membawa pom-pom layaknya pemandu sorak.’ Okay, that’s too much, ladies!” – Bintang, 27 tahun.
SALAH: Kami suka mendominasi
“Novel ini adalah kisah fiksi, namun dengan mewabahnya Grey mania di seluruh dunia, semakin banyak pula wanita yang berteori bahwa semua pria pada dasarnya gemar mendominasi seperti Christian Grey. Inilah jawaban saya: TIDAK. Christian adalah pria yang...aneh. Kami tidak memiliki fantasi untuk memanjakan wanita dengan cara spektakuler seperti yang ia lakukan. Kami juga tidak suka mendikte bagaimana pasangan kami harus berpakaian, tidur atau makan. Kesannya kok seperti kurang menghargai wanita. Padahal kan kami lebih cuek dari itu.” – Bona, 30 tahun.
BENAR: Kami tak begitu suka mengobrol di telepon.
“Christian dan Anastasia sangat jarang mengobrol di telepon. Hampir bisa dihitung dengan jari. Kalaupun mengobrol di telepon juga tak pernah lama dan bertele-tele. Yep, sang penulis menggambarkannya dengan baik.” – Dodo, 26 tahun.
SALAH: Kami suka berbalas email 20 kali dalam sehari.
“Pada dasarnya 70 persen isi novel ini adalah adegan erotis, dan 30 persen lainnya adalah adegan balas-balasan email antara Christian dan Anastasia. Email flirty memang menyenangkan, namun kalau tak ada habisnya dan harus dibalas dua menit? Well, mungkin itulah mengapa Ana harus diikat, agar ia tak banyak menghabiskan waktu dengan internet.” – Bintang, 27 tahun.
BENAR: Kami suka ditantang.
“Kemungkinan, Christian tertarik pada Anda karena ia tidak seperti wanita lain yang mudah tergoda tawarannya. Di satu kesempatan ia berkata, ‘Tak satupun orang pernah berkata tidak pada saya sebelumnya. And it’s so..hot.’ Kami setuju, semakin sulit didekati, semakin tertantang pula kami untuk memilikinya.” – Bona, 30 tahun.
SALAH: Kami suka memegang tangan di kencan pertama.
“Dalam perjalanan menuju lokasi kencan pertama, Christian meraih tangan Ana dan menggenggamnya sambil berjalan kaki menuju kopi. Pria mana yang melakukan hal seperti itu? Kami cukup bersabar kok menunggunya sampai kencan kedua atau ketiga.” –Dodo, 26 tahun.
BENAR: Kami tidak bisa “hanya berteman saja”
“’Jose dan saya adalah sahabat,’ ujar Ana, ‘namun saya yakin jauh di lubuk hatinya ia menginginkan lebih dari itu. Ia cukup tampan dan jenaka, namun he’s just not for me. Ia lebih seperti abang yang tak pernah saya miliki.’ Seperti bisa diduga, Jose akhirnya melanggar batasan tersebut, karena seperti yang pernah diucapkan oleh komedian Billy Crystal: ‘Men and women can’t be friends because the sex part always get in the way’.” -Bintang, 27 tahun.
BENAR: Kami bisa cemburu tanpa alasan yang masuk akal.
“Christian digambarkan sebagai pria super tampan yang cerdas dengan kepercayaan diri yang tinggi. Tapi tetap saja milyarder ini cemburu berat dengan sahabat Ana, Jose, serta rekan kerjanya, Paul, yang sebenarnya berada di level berbeda dengannya. Begitulah kenyataannya, kami tak perlu alasan yang masuk akal untuk cemburu pada pria lain.” – Bona, 30 tahun.
SALAH: Kami ingin menyiksa wanita
“Sebetulnya tak perlu dijelaskan lagi. Just in case, seandainya ada wanita pembaca novel ini yang bertanya-tanya apakah kami suka menghukum pasangan dengan mencekiknya, membuatnya tersedak, atau menyabetnya dengan ikat pinggang sampai mereka menangis kesakitan. Jawabannya: TIDAK. Tapi sesekali kami tak menolak untuk bereksperimen dengan sex toys. Asal jangan sampai si dia menderita dan tak menikmatinya. Variasi itu penting, dan harus sama-sama puas, kan?” – Dodo, 26 tahun.
BENAR: Faktor risiko itu hot.
“Kami para pria sepakat bahwa seks akan lebih panas apabila beresiko tertangkap basah saat melakukannya. Aliran adrenalin yang menderu di dalam darah membuat seks semakin seru. Christian dan Ana melakukannya di atas meja kerja, quickie di rumah orangtua, sampai beraksi panas di dalam lift. We love taking risk! Saya pernah lho quickie di dapur rumah orangtua pasangan saya, hahaha...” –Bintang, 27 tahun.
BENAR: Kami ingin tampil impresif saat kencan pertama.
“Christian menerbangkan Ana ke Seattle dalam helikopter pribadinya, menyewa private room di restoran bintang empat, dan mengajaknya hang gliding saat dini hari. Memang kelihatannya berlebihan, sok pamer dan cheesy, tapi kalau kami memiliki kemampuan finansial seperti Christian, pasti kami tidak akan ragu melakukannya.” – Bona, 30 tahun.
Source : Cosmopolitan, Edisi Desember 2012, Halaman 188
(vem/Cosmo/dyn)