Hipotermia, Bayi Yang Lahir di Pesawat Merpati Akhirnya Meninggal

Fimela diperbarui 08 Jan 2013, 11:21 WIB

Kejadian langka kelahiran bayi prematur di pesawat Merpati tujuan Timika - Makassar, Minggu (6/1) memang cukup menghebohkan. Pasalnya, Harmani yang saat itu sedang hamil usia 28 minggu telah mengantongi ijin dari dokter untuk melakukan penerbangan.

Tak disangka, pada ketinggian 9.800 meter, Harmani mengeluh sakit pinggang. Rasa sakit tersebut terus bertambah karena ternyata ia mengalami kontraksi kelahiran. Untuk kembali ke bandara Timika-pun tak mungkin dilakukan, karena bandara closing. Jalan satu-satunya adalah membantu proses kelahiran darurat di atas pesawat.

Sherly Juwita, seorang pramugari senior Merpati Airlines menjalankan prosedur yang berlaku tentang melahirkan bayi di pesawat. Pertama-tama, ia memberi tahu sang kapten yang sedang bertugas, kemudian memberi pengumuman apakah ada dokter atau perawat yang sedang menumpang pesawat tersebut. Sayangnya, tak ada petugas medis yang kebetulan menjadi penumpang pesawat, sehingga Sherly harus mengambil langkah yang cukup berani itu.

Tegang bercampur haru, bayi prematur berjenis kelamin perempuan itupun akhirnya terlahir selamat di dalam penerbangan pesawat Merpati Airlines dengan nomor penerbangan MZ 845, tujuan Timika - Makassar.

Baca juga Detik-Detik Tegang Bercampur Haru, Proses Kelahiran Bayi di Pesawat Merpati

Setelah dua jam perjalanan pesawat, Harmani dan bayinya segera dilarikan dengan menggunakan ambulans agar segera mendapatkan penanganan dari tim medis.

Bayi tersebut sempat mendapatkan perawatan dari Rumah Sakit di Makassar. Sayangnya, kabar duka diterima pagi ini, seperti dikutip dari Merdeka.com.

Bayi yang dilahirkan di pesawat Merpati akhirnya meninggal dunia, semalam diduga karena hipotermia. "Informasi yang saya terima begitu (meninggal dunia)," ujar Sherly Juwita saat dikonfirmasi Merdeka.com, Selasa (8/1).

(vem/bee)
What's On Fimela