Mungkin namanya tidak terlalu familiar bagi banyak orang. Tetapi pulasan kuasnya saat merias wajah sungguh tak terbantah. Berkat kecintaannya pada makeup dan dunia rias-merias, kini ia mengambil peran besar sebagai M.A.C Director of Makeup Artistry of Southeast Asia. Masa kecil James dipenuhi dengan fantasi art, fashion, dan beauty yang terbilang tinggi. Karena dibesarkan di sebuah kota yang kurang dinamis, pria yang menjadikan Boy George, Cindy Lauper, serta Debbie Harry sebagai muse-nya inipun akhirnya mendapatkan cara untuk mengatasi kebosanan yang telah lama dirasakan.
James menjadikan sisi bisu dari Northeastern England untuk memacu sisi kreativitas dengan menjadikan ragam buku komik serta majalah fashion bekas sebagai referensi favorit untuk membuat ilustrasi fashion dan tokoh superhero. Ketika James menginjak masa remaja, ia mulai mengembangkan jiwa seninya ke dalam permainan bold color pada berbagai macam media, seperti lukisan. Tak lama kemudian passion-nya akan dunia makeup pun mulai terasa menggebu-gebu. Apalagi ketika ia mendatangi sebuah pesta yang dipenuhi dengan banyak orang berpakaian hitam ketika merias wajah para model.
“The people and all the creations took my breath away. I think anyone who dares to express themselves ia a makeup hero,” tukasnya. Dari situlah ia mulai jatuh cinta pada M.A.C [initial]
Sumber: Cosmopolitan September 2012, halaman 88
(Cosmo/gil)1
Sebelum Anda terjun ke dunia tata rias, pekerjaan apa yang Anda geluti?
Pada usia 19 tahun, saya hijrah ke kota yang lebih besar dan dinamis yaitu Manchester. Di sana saya bekerja sebagai visual merchandiser untuk sebuah toko pakaian pria. Hal tersebut cukup menyenangkan, namun terasa ada hal yang kosong dan saya pun mengisinya dengan pergi clubbing bersama kerabat terdekat
Boleh ceritakan bagaimana perjalanan Anda hingga menjadi seorang makeup artist?
Di kala malam menjelang, aktivitas clubbing hampir tak pernah terlewatkan. And believe it or not...nightlife scene itulah yang akhirnya mempertemukan saya dengan dua orang seniman, lalu memperkenalkan dunia mengagumkan dari M.A.C. Akhirnya walau tanpa pengalaman yang dimiliki dalam bidang tata rias saya pun memberanikan diri untuk bergabung bersama mereka sebagai bagian dari team makeup artist pertama yang berlokasi di Trafford Centre.
Part 2
Apa yang membuat Anda jatuh cinta pada brand ini?
Seperti pop icon yang menjadi idola saya ketika masih kecil, Boy George, Cindy Lauper, dan Debbie Harry dengan karakter diri masing-masing yang unik, brand ini mampu menyampaikan hal serupa kepada pecinta makeup. Seni, musik, serta fashion adalah hal yang tidak dapat dipisahkan, dan saya merasa M.A.C memiliki karakteristik yang bisa menggabungkan ketiga aspek tersebut, sehingga kreativitas saya dalam merias wajah pun mengalir tanpa batas. Saya rasa belum ada lagi brand makeup yang mampu mengkombinasikan sentuhan grunge style dan glamour dengan padanan pumping music.
Menjadi Director of Makeup Artistry untuk regional Asia Pasifik merupakan sebuah prestasi yang membanggakan. Bagaimana ceritanya?
Perjalanan menjadi makeup artist bersama M.A.C yang dimulai dari tahun 2001 membuat saya mampu berkreasi secara maksimal, ditambah juga dengan latar belakang seni lukis yang hingga sekarang masih saya geluti sebagai hobi. Hal itu tanpa disadari ternyata mempermudah saya untuk menyerap ilmu dari banyak orang yang luar biasa, sehingga saya pun ditunjuk untuk melakukan supervisi serta memberikan training pada makeup artist lainnya di Selfridges Exchange. Setelah itu, dalam jangka waktu tiga tahun saya diangkat menjadi Senior Artist yang juga bertanggung jawab untuk menciptakan ragam tren makeup yang tidak pernah ada hentinya setiap musim berganti. Tak lama setelah itu, tantangan terbaru pun datang, yaitu menjadi Director of Makeup Artistry untuk area Asia Pasifik. Sungguh perjalanan yang menyenangkan hingga sekarang selama 11 tahun bersama M.A.C!
Part 3
Ketika merias wajah untuk backstage fashion show ataupun sesi pemotretan untuk majalah, apa signature makeup Anda?
Kulit yang lembap! Sebelum merias wajah, kelembapan kulit harus menjadi prioritas utama. Karena itu saya pun sangat menyukai produk yang bertekstur creamy karena mampu menjadikan wajah seseorang terlihat sehat dan lebih muda. Selain itu, kunci utama dari riasan wajah adalah highlighter yang membuat riasan tampak segar dan juga bisa menampilkan efek kulit berkilau secara alami sekaligus memperindah kontur wajah.
Sebesar apa peranan Anda ketika berada di belakang panggung sebuah peragaan busana internasional, dan lini fashion apa saja yang pernah bekerjasama dengan Anda?
Di belakang panggung, para makeup artist, termasuk saya memiliki peranan yang penting karena setiap lini fashion menginginkan satu kesatuan antara koleksi busananya dengan riasan wajah. Brainstorming tentu jadi suatu keharusan, dan aplikasi makeup pun merupakan detail krusial yang harus seragam antara satu model dengan model lainnya. Saya menjadi key makeup artist dalam peragaan busana Costume National Menswear, Unconditional, serta Manish Aurora. Kreasi makeup bersama M.A.C pun bisa Anda lihat pada perhelatan busana semisal Chloe, Balenciaga, Dsquared2, Missoni, Armani, Marni, Alexander McQueen, hingga Tom Ford.
Part 4
Siapa saja selebriti internasional yang pernah bekerja sama dengan Anda?
Fergie, Kelly Brooke, Katherine Jenkins, Emma Watson, Kanye West, Ferne Cotton, dan Shirley Bassey. Namun, di luar selebriti tersebut, saya sangat mengagumi Kirsten Dunst, Kate Moss, dan Naomi Campbell dalam hal fashion dan juga cara mereka mempercantik diri. Mereka punya signature style yang simpel namun mempesona!
Berbicara tentang wanita, apa pendapat Anda mengenai wanita Asia, khusunya Indonesia?
Well, jika berbicara tentang wanita Indonesia, menurut saya passion mereka terhadap dunia kecantikan sangatlah besar, apalagi jika telah menyentuh area makeup, di mana mereka amat menyukai riasan mata yang kuat. Mulai smoky eyes, hingga detail alis yang memukau. Wanita Indonesia memiliki fitur mata yang bisa dieksplorasi total. Tetapi, tidak ada salahnya untuk mulai bereksperimen menggunakan lisptik berwarna berani, seperti merah, fuchsia, ataupun orange, karena warna ini pun sedang menjadi tren. Its like a black stileto in fashion!