7 Sinyal Hubungan Cinta Dalam Bahaya

Fimela diperbarui 17 Nov 2012, 10:32 WIB

Putusnya hubungan cinta tidak selalu terjadi karena perselingkuhan atau tidak dapat restu dari orang tua. Ada beberapa hal lain yang bisa Anda pertimbangkan untuk mengakhiri hubungan asmara sebelum semakin jauh dan berlanjut seumur hidup.

Sering Bertengkar

Bertengkar atau beda pendapat adalah hal yang wajar dalam hubungan apapun, termasuk asmara. Beda pendapat dan pertengkaran ini justru menjadi sebuah media untuk saling mengerti dan memahami satu dan yang lain. Hubungan yang terlalu sempurna justru harus ditakuti. Di awal masa jadian atau jatuh cinta, semua orang akan memberikan perhatian dan potensi terbaik pada pasangannya. Mempertahankan kemampuan untuk mendengar dan pengertian adalah perjuangan setelahnya. Jika hubungan Anda hanya diisi pertengkaran tanpa akhir, saling menyalahkan dan merasa tersakiti, pikirkan lagi kelanjutan hubungan Anda.

Saling Cuek dan Tidak Peduli

Mau tahu apa rahasia pasangan menikah yang langgeng hingga menua bersama? Saling peduli dan mau mendengarkan. Jika sejak awal hubungan Anda atau dia atau keduanya saling cuek dan tidak peduli, untuk apa menjalin hubungan asmara, toh Anda dan dia seperti orang yang hidup sendiri-sendiri. Kepedulian dan saling menjaga adalah hal yang penting dalam hubungan asmara. Bagaimana Anda bisa tahu dia mencintai Anda bila dia terus cuek dan lebih menikmati hidupnya. Bagaimana Anda tahu arti kehadiran Anda jika dia lebih memilih bersenang-senang dengan dunianya ketimbang Anda?

Selalu Cemburu

Cemburu adalah bukti cinta, tapi jika sudah keterlaluan, itu adalah sinyal tidak percaya pada pasangan. Cemburu yang berlebihan adalah saat Anda terus menguntit dia kemana pun (baik secara diam-diam maupun terang-terangan), Anda terus mengecek sosial medianya, isi inbox telepon genggamnya, dan selalu menuduh dia selingkuh dengan siapapun dia pergi. Duh.. kalah deh detektif. Siapa sih yang mau terus menerus dikuntit. Kekasih Anda juga punya dunianya sendiri, Anda juga. Berilah waktu khusus untuknya dan hormati juga dunianya.

Tidak Pernah Jalan Berdua

Kebersamaan Anda berdua dibutuhkan untuk semakin mempererat hubungan. Memang ada istilah, "Lebih penting kualitas ketimbang kuantitas," tapi Anda tetap harus bertemu dengannya langsung sekalipun sedang menjalani LDR. Berkomunikasi langsung berbeda dengan via telepon atau video call. Anda bisa langsung melihat perubahan mimik wajahnya, intonasi suaranya dan sebagainya. Karena itulah sebuah LDR seringkali gagal karena hal ini (walaupun ada juga yang berhasil). Karena itu, jika Anda satu kota dengannya atau terpisah jarak yang dekat, usahakan sering bertemu. Jika dia tiba-tiba tidak mau jalan dengan Anda padahal tidak sibuk, kemungkinan terburuknya adalah dia sedang selingkuh.

Masih Memikirkan Mantan

Jika Anda atau dia terus saja mengingat mantan atau mungkin Anda mendapati dia masih menyimpan foto mantan kekasihnya, itu adalah sinyal yang buruk. Terlebih lagi jika dia seringkali membicarakan mantan pacarnya, membanding-bandingkan Anda dengannya, atau sering memuji sang mantan tanpa merasa bersalah pada Anda adalah masa kini dan mantan adalah masa lalunya. Jika dia terus menyeret sang mantan dalam masa kininya, di mana posisi Anda? Hanya sebagai pembanding saja? Well..

Tidak Terbuka

Sharing, saling berbagi cerita, saling menceritakan harapan dan masa depan adalah hal terbaik untuk mengenal lebih dalam pasangan. Jika hubungan Anda sudah berlangsung dalam kurun waktu yang lama tetapi dia masih saja enggan berbagi dunianya dengan Anda, maka berhati-hatilah, tidak ada yang lebih menyesakkan daripada hidup serumah dengan orang yang tertutup dan selalu memiliki segudang rahasia. Anda bukan cenayang yang bisa membaca pikirannya, karena itu diperlukan komunikasi untuk menyampaikan bagaimana perasaan Anda, apa yang dia rasakan, apa harapan satu sama lain dan sebagainya.

Suka Menghina dan Kasar

Ladies, berhati-hatilah pada pria yang rajin menghina tanpa merasa bersalah dan kasar. Jika di awal hubungan saja dia sudah berani seperti itu, dia akan lebih parah lagi jika Anda sudah menjadi miliknya. Kekerasan tidak hanya tampak dari perlakuan fisik, tetapi juga kata-kata. Ingat-ingat lagi apakah dia sering menghina Anda, keluarga Anda, teman-teman Anda atau bahkan teman-teman dia sendiri. Jangan terlalu naif dengan berpikir bahwa cinta akan mengubah sikapnya, karena fakta di lapangan menunjukkan bahwa si pria akan berjanji untuk berubah, tapi hanya sesaat, lalu dia akan kembali pada sikap buruknya.

Bijaklah ladies, jika Anda sudah merasakan keganjilan dan sinyal bahaya di atas, pikirkan lagi jalan terbaiknya. Lebih baik putus cinta daripada Anda menyesal setelah pernikahan.

(vem/yel)