Oleh: Novita Anggraeni
Cinta tidak tahu kapan datangnya atau dengan siapa kita akan berjodoh. Tidak pernah terpikir olehku untuk memiliki pendamping hidup dari negara lain. Di era yang sangat maju ini, menikah dengan warga negara lain sudah biasa, tapi rasanya akan berbeda jika dua negara itu pernah mengalami konflik.
Seperti yang diketahui banyak orang, Indonesia dan Malaysia bagai sahabat lama yang kadang memiliki hubungan kurang hangat. Tapi jangan salah, aku tidak pernah berpikir bahwa hubungan yang buruk ini membuatku tidak mau bercengkerama dengan warga Malaysia. Karena aku menuntut ilmu di negara tersebut saat kuliah, aku mendapat beasiswa.
Di masa kuliah itulah aku bertemu dengan seorang pria warga negara Malaysia. Dia baik dan kami jatuh cinta teramat dalam. Konflik yang terjadi antara Indonesia dan Malaysia tidak mengganggu hubungan kami. Kami saling percaya bahwa saling menghargai adalah kunci utama langgengnya hubungan kami. Kami berpikir, Indonesia dan Malaysia adalah sahabat lama.
Beberapa teman atau keluarga sering menanyakan apakah kami benar-benar serius, karena mereka takut jika hubungan negara yang tidak harmonis (Anda pasti tahu bahwa beberapa warga Indonesia dan Malaysia saling mengejek) akan berpengaruh pada hubungan kami. Tapi pada akhirnya kami bertahan. Aku dan kekasihku tidak pernah menghakimi bahwa semua orang Malaysia begini, atau semua orang Indonesia begitu.
Stereotip buruk yang saling diberikan atau saling serang aksi demo membuat aku dan kekasihku makin dewasa menghadapi perbedaan. Aku mulai belajar tentang kebudayaan Malaysia, kekasihku juga belajar tentang Indonesia. Walaupun banyak kesamaan, tetap saja ada perbedaan yang harus kami pelajari. Nyatanya, semakin kami mengenal banyak perbedaan, semakin kami melihat bahwa perbedaan itu indah.
Usaha kami tidak sia-sia, kami menikah beberapa bulan yang lalu. Perjalanan kami masih panjang, sindiran yang datang kami jadikan media untuk saling berangkulan. Saat ini, aku ikut dengan suamiku. Kami tinggal di Kuantan Malaysia. Semoga pernikahan kami langgeng, dan semoga hubungan Indonesia Malaysia semakin baik.
Bagiku dan suamiku, itulah cinta, saat banyak perbedaan datang, tergantung bagaimana usaha kita menyikapinya. Apakah perbedaan itu dijadikan sumber permusuhan, atau dijadikan sarana untuk saling mengenal.
Perbedaan akan semakin indah jika ada cinta yang menyatukannya.
(vem/yel)