How To Be 'Smart' in Life!

Fimela diperbarui 09 Nov 2012, 08:00 WIB

Kalau-kalau Anda sedang terhimpit situasi sulit, maka kalimat, “Oh coba tadi saya begini ya...” tidak lagi Anda ucapkan! Karena segala hal pasti bisa teratasi.

Situasi 1. Pertanyaan 'Ganggu'

Olga sudah hampir enam bulan selalu skip hadir di arisan keluarga dengan berbagai alasan yang berbeda. Dua tahun terakhir ia juga beberapa kali menolak datang ke undangan reuni dari temannya semasa sekolah. Bukannya tidak suka bersosialisasi. Sejujurnya, ia bisa membayangkan bagaimana pertanyaan seperti, “Datang sendirian? Pacarnya kok ga dibawa sih?” akan menghantui sepanjang acara. Ditambah lagi persaingan jenjang karier sesama sahabat yang... Ah, semakin memberatkan langkah untuk datang.

Solusi: Tak dipungkiri, banyak dari Anda yang mengaku malas menghadiri acara keluarga atau reuni sekolah. Alasannya? Apalagi kalau bukan karena menghindari berbagai pertanyaan yang dilontarkan oleh kerabat atau teman lama. Mulai dari yang paling 'wajib-tanya' seperti, “Kapan menikah?”, “Kapan punya anak?”, atau “Sudah punya gaji besar, kan?” Oke, mungkin masih ada orang di luar sana yang tidak masalah dengan berbagai pertanyaan ini. Tapi Cosmo yakin banyak dari Anda yang ingin merespon pertanyaan tadi dengan, “Please shut up!”

Berbagai pertanyaan ini memang terkesan mengganggu, tapi jangan sampai Anda terbawa kesal dan menjawabnya dengan nada penuh emosi. Bisa saja mereka memang penasaran, tanpa bermaksud mengganggu. Faith Salie, seorang penyiar radio di Amerika pernah memberi masukan, “Biarkan sebuah jawaban yang sederhana menjadi pelajaran buat mereka.” Kalau ada yang bertanya berapa harga mobil baru Anda, bilang saja, “Mahal” atau pertanyaan seputar 'Kapan' bisa Anda jawab dengan, “Secepatnya deh.” Dan jika ada yang menanyakan gaji Anda, jawablah, “Lebih dari yang saya harapkan.” Jangan lupa berikan satu senjata andalan, senyuman. Selanjutnya, Anda bisa arahkan percakapan ke topik yang lain.

Situasi 2. Terjebak 'Partner' Pesta Yang Tidak Asyik

Setelah menghabiskan setengah hari di salon, Saskia malah berakhir stuck dengan 'partner' yang tidak menyenangkan di sebuah pesta. Karena ini acara yang 'tidak mungkin tidak hadir', akhirnya meskipun tanpa pasangan ia memutuskan untuk datang di acara yang diadakan oleh klien potensial ini.

Solusi: Pesta idealnya identik dengan rasa bahagia karena merupakan perayaan dari suatu hal. Dan memiliki seseorang untuk berbagi rasa bahagia itu sudah pasti menyenangkan. Tapi kalau Anda jadi tidak menikmati pesta karena tamu lain, hmmm, rasanya ingin segera pulang, kan? Apalagi bila dengan santai orang tersebut mengikuti Anda sepanjang malam!

Nah, saat Anda mengalami kejadian seperti ini, jangan terburu-buru meninggalkan pesta ya. Jika orang yang Anda temui ini pendiam dan pemalu sehingga sulit diajak ngobrol, coba lontarkan berbagai pertanyaan. Nantinya ia akan memberi jawaban yang menarik sehingga Anda pun tidak bosan ada di sampingnya, atau ia malah kewalahan menjawab Anda dan memutuskan untuk pergi. Both sides, your problem solved! Tapi jika orang yang Anda temui tidak berhenti berbicara mengenai dirinya, pertama-tama pastikan ada gelas minuman yang Anda pegang, habiskan, dan setelahnya katakan kalau Anda ingin pergi ke bar untuk mengambil segelas wine lagi. Jika ia memutuskan untuk ikut Anda ke bar? Okay, saatnya beralasan sakit perut dan perlu ke toilet.

Situasi 3. Tidak Suka Hadiah Yang Diberikan

Surprise! Di hari ulang tahunnya, Jean dikejutkan dengan pesta yang diadakan oleh sang kekasih. Di sebuah cafe, sudah berkumpul beberapa kerabat, sahabat dan kolega. Tidak hanya itu, kekasih juga sudah menyiapkan sebuah hadiah. Saat membuka hadiah tersebut, Jean sedikit terdiam melihat couple tees berwarna (terlalu) cerah, namun langsung tersenyum karena banyak mata yang memandangnya.

Solusi: Siapa sih yang tidak suka saat diberikan hadiah? Melihat sebuah kotak terbungkus indah dengan pita terlilit manis di atasnya...seketika membuat Anda tersenyum! Tapi bagaimana bila Anda tidak suka dengan hadiah yang diberikan? Well, minimal perlihatkan sikap seolah Anda menyukai hadiah tersebut – it’s one moment in time. Polos memperlihatkan bahwa Anda tidak suka pastinya akan menyakiti hati pemberi hadiah. Anda tidak mau hal ini terjadi kan?

Nah, bisa jadi pengecualian bila yang memberikan hadiah tersebut adalah mereka yang sangat dekat dengan Anda, semisal keluarga inti, kekasih, atau sahabat. Anda boleh saja berkata jujur, namun katakan hal ini secara privat. Oh ya, pastikan Anda memilih kalimat yang tepat dengan santai sembari sedikit bercanda. Seperti, “Hadiah ini kamu banget ya, pecinta gadget. Kali lain aku mau yang lebih feminin dong. But thank you, it reminds me of you.” Tapi kalau Anda merasa tidak mampu berpura-pura, selalu usahakan untuk membuka kado saat suasana semakin sepi atau bila sedang sendirian. Ya, menikmati setiap momen saat membuka bungkus hadiah.

Situasi 4. Minta Maaf Dengan Benar

Laura merasa sangat bersalah pada koleganya. Bagaimana tidak? Karena mendadak harus mengambil dokumen yang tertinggal di rumah ia meminjam mobil teman kantornya. Sayangnya, ia mengalami musibah dan menabrak trotoar. Alhasil mobil tersebut harus masuk bengkel.

Solusi: Mengucapkan kata maaf bisa jadi mudah diucapkan oleh sebagian orang dan sulit bagi sisanya. Memang tak ada cara yang paling tepat untuk meminta maaf. Tapi saat melakukan kesalahan, sudah sewajarnya Anda mengucapkan kata ini. Lalu bagaimana? Yang pasti 'meneriakkan' kata maaf saja tidak cukup. Anda harus mulai dengan menjelaskan kesalahan apa yang sudah Anda lakukan, minus berbagai alasan di baliknya. Kemudian baru ungkapkan bahwa Anda benar-benar merasa bersalah. Nah, pastikan Anda jadi orang yang bertanggung jawab dan menawarkan bantuan untuk menebus kesalahan tersebut. Untuk kasus yang dialami Laura, ia bisa minimal membayar biaya claim asuransi. Ingat, meski hanya hal kecil, tapi niat untuk memperbaiki keadaan yang ada sedikit banyak bisa membuat perasaan orang yang Anda rugikan menjadi lebih baik.

Situasi 5. Mengembalikan Pesanan Makanan

Saat sedang makan di sebuah restoran, Gina memesan nasi goreng dan tak lupa menambahkan embel-embel tidak pedas. Maklum, Gina bukan penggemar makanan pedas. Beberapa saat kemudian, nasi goreng pesanan pun dihidangkan di meja. Namun saat suapan pertama, ia langsung mengambil ice lemon tea dan menenggaknya. Ternyata pesanannya salah!

Solusi: Cosmo yakin, Anda pasti pernah mengalami keadaan seperti ini. Entah itu makanan terlalu pedas, asin, manis, bahkan tawar. Ada juga yang saat dihidangkan ternyata salah menu. Anda minta chicken steak, yang datang sirloin steak. Anda minta well done, yang datang medium rare. Yang paling parah, bila Anda menemukan bahwa makanan tersebut tidak higienis! Apa Anda akan memaksakan diri mengonsumsi makanan tersebut, tidak memakannya, atau menyampaikan hal ini pada pidah restoran? Jangan takut untuk memilih opsi terakhir. Apalagi mengingat Anda yang akan menikmati makanan tersebut. Namun sebelumnya, pastikan Anda sendiri tidak salah pesan, baca kembali menu pesanan Anda. Jelaskan dengan baik pada pelayan restoran mengenai apa yang salah dari makanan tersebut. Biasanya restoran akan menjaga kepuasan pelanggan dan menjaga kualitasnya, sehingga mereka akan segera menyesuaikan kembali dengan pesanan Anda.. As long as you’re polite, there is no reason for anyone to be offended.

Situasi 6. Menghindari Gosip

Bekerja di kantor yang mayoritas wanita memang menyenangkan, tapi tidak untuk urusan gosip. Seperti yang dialami Stella di kantor barunya. Suatu hari saat sedang makan siang, seorang kolega mulai menceritakan kejelekan kolega lain. Jujur saja, ia tidak ingin ikut-ikutan karena tidak terlalu kenal dengan 'korban' gosip tersebut. Tapi bingung bagaimana sebaiknya bersikap.

Solusi: Gosip. Satu kata yang bisa jadi sangat menarik tapi bisa juga sebaliknya, menyakiti. Nah, bagaimana bila Anda berada di posisi sebagai pendengar? Memang terkadang situasi ini cukup tricky. Bila tidak terlalu diam, Anda bisa dicap tidak menyenangkan atau malah balik menjadi “korban” selanjutnya. Tapi di lain pihak Anda juga tidak tertarik untuk menimpali. Selain memang tidak suka bergosip, mungkin Anda penganut paham tidak mau membicarakan kejelekan orang lain karena tidak mau hal tersebut terjadi pada Anda. Well, apapun alasannya, saat Anda sudah tidak nyaman dengan pembicaraan yang terjadi disekitar, Anda punya hak untuk tidak terlibat di dalamnya.

Sebisa mungkin hindari kelompok orang yang memang gemar bergosip. Jika terlanjur berada di situasi tersebut, coba alihkan pembicaraan ke topik lain. Bila tidak berhasil, segera tinggalkan tempat itu. Katakan saja Anda harus duluan balik ke kantor karena ada kerjaan, Anda perlu ke ATM untuk membayar tagihan, atau sudah waktunya Skype dengan kekasih. Berikan alasan yang bersifat pribadi sehingga kolega pun sungkan untuk menahan Anda. [initial]

Source: Cosmopolitan Edisi Juli 2012, Halaman 190

(Cosmo/gil)
What's On Fimela