Suzi Sahroni, Rias Pengantin Jawa Hingga Sosialita

Fimela diperbarui 30 Okt 2012, 17:00 WIB

Menekuni dunia kecantikan dan tata rias tidak pernah ada dalam bayangan Suzi Sahroni. Bahkan, profesi ini bukan yang dia cita-citakan. Perempuan kelahiran Jakarta, 16 Juli 1962 ini menekuni karir di dunia perbankan sampai kemudian menekuni profesi sebagai penata rias.

"Saya tidak pernah bercita-cita jadi penata rias. Tapi memang sejak kecil saya selalu tampil rapi dan gemar merias diri seperti ibu saya," ungkap Suzi yang pernah menjabat Sekretaris Vice President dan Credit Consumer Processor di Bank Niaga.

Ketika terdeteksi menderita jantung, Heru Prasetyo suami Suzi menganjurkan untuk mencari pekerjaan yang membuatnya bisa mandiri. Mendengar suaminya mengatakan hal itu, Suzi kaget dan langsung menangis. "Saya malah bilang ke suami waktu itu, saya mau meninggal duluan aja," kenang Suzi.

Pembicaraan dengan suaminya ini menyadarkan sekaligus menantang Suzi untuk mengikuti kursus tata rias, sebagaimana saran suaminya. Akhirnya, Suzi belajar tata rias tradisional dan internasional di Puspita Martha tahun 2009 lalu.

Awalnya ibu satu anak ini ragu mengingat usianya sudah tidak muda lagi. Apalagi di lingkungan Puspita Martha, sebagian besar muridnya adalah anak muda. "Tapi saya niatkan, belajar dan menyerap ilmu di sekolah ini termasuk rajin berlatih," katanya.

Perjuangan Suzi tidak sia-sia. Saat ujian yang berbarengan dengan gelaran acara Jakarta Fashion and Food Festival di Mal Kelapa Gading, Jakarta Utara 16 Mei 2009, dia meraih 2 award sebagai best student for bridal make up and the best creative student.

Karyanya 'Jogya Paes Ageng' yang ternyata juga dilombakan meraih nilai tertinggi. Suzi menambahkan tiga bayangan garis di bawah alis dengan eye shadow yang mencuri perhatian dewan juri. Pakemnya, tambah Suzi, riasan seperti ini hanya satu garis menggunakan pensil.

(vem/uji/bee)
What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Riasan Ala Pesohor Dunia

Courtesy Vemale.com/Uji

Dua penghargaan yang diraih Suzi belum mampu meyakinkan untuk terjun sebagai penata rias. Pasalnya, keluarga dan teman-temannya justru meragukan rencana Suzi untuk terjun ke dunia tata rias secara profesional mengingat usianya sudah tidak muda lagi. “Namun, suami saya dengan sabar mendorong saya untuk terus maju,” paparnya.

Suzi mengenang, klien pertamanya adalah temannya yang akan menikahkan putrinya bernama Tania Ayu. Tantangan di depan mata karena Tania sangat tomboi dan tidak suka di make up. Dengan bekal yang dimiliki dan filosofi, tata rias harus tetap menonjolkan karakter wajah klien, Suzi berhasil memukau tamu undangan pesta yang mengagumi karyanya. Dari situ, klien Suzi semakin bertambah. Sebagian besar adalah sosialita dan ibu-ibu pejabat.

Selain piawai merias pengantin adat Jawa, Sunda dan Betawi, Suzi juga mahir mendandani karakter tokoh seperti Marilyn Monroe, Jacky Onassis, atau Michael Jackson untuk keperluan launching product atau pesta.

Dengan browsing di internet, karakter pesohor dunia itu bisa dikenali dan pindahkan ke wajah orang lain. "Kuncinya mengenali jenis dan warn kulit serta menggunkan kosmetika yang pas," kata Suzi yang mengaku lebih mudah merias karakter dibanding merias pengantin.

3 dari 3 halaman

Lestarikan Budaya Jawa

Courtesy Vemale.com/Uji

Untuk kosmetik, Suzi cenderung memilih merk lokal karena kualitasnya tidak kalah dengan produk asing. Kosmetik buatan Indonesia diciptakan sesuai dengan jenis kulit daerah tropis yang cocok untuk digunakan. "Persoalannya bukan di kosmetik, tetapi polesan periasnya. Kalau untuk foundation memang produk luar masih lebih baik," kata Suzi.

Menurut Suzi, kepuasan terbesar baginya adalah ketika klien mengapresiasi dan kembali menggunakan jasanya. Karena bekerja dengan hati, Suzi mengaku tidak ngoyo mencari klien. Karena saat merias pengantin Jawa, misalnya, Suzi menjadikan profesinya sebagai pengabdian untuk melestarikan budaya.

Menjadi perias pengantin Jawa, kata Suzi harus menjadi panutan. Perias yang juga memimpin upacara adat seperti siraman, dodol dawet, melepas ayam hitam sarat filosofi sebagai bekal masa depan calon pengantin. "Sebagai perias, perbuatan dan tutur kata sehari-hari harus terjaga. Makanya, saya berdoa sebelum merias," kata Suzi.

Kini, Suzi memiliki usaha sendiri untuk dekorasi dan rias pengantin di kawasan Tebet, Jakarta Selatan yang diberi nama Rumah Ayu Suzi. "Setiap sapuan kuas dan garis dalam riasan saya benar-benar dari hati dan kecintaan pada dunia tata rias," pungkas Suzi.