Mitos-Mitos Seputar Pengantin Baru

Fimela diperbarui 13 Okt 2012, 11:00 WIB

Pernikahan merupakan gerbang awal yang membawa kita pada kehidupan rumah tangga yang penuh dengan dinamika. Anda akan menjadi istri sekaligus ibu dari anak-anak Anda. Banyak masukan yang Anda terima dari rekan seputar pernikahan dan kadang hal tersebut malah makin membuat Anda cemas memasuki menjalani kehidupan berumah tangga.

Jangan khawatir. Berikut ini mitos-mitos yang terpecahkan telah dilansir dari womansday.com. Mitos apa saja sih? Ini dia.

Pernikahan akan mengubah diri seseorang

Saat pacaran, Anda merasa dia adalah sosok yang sempurna. Namun ketika Anda telah menikah, Anda merasa bahwa dia jauh berubah. Perubahan memang merupakan hal yang tak akan berhenti sampai kapanpun dalam kehidupan ini. Namun perlu Anda sadari bahwa setiap orang memiliki poin plus dan minus. Bila hal minus itu hanya seputar dia malas membereskan tempat tidur atau tidak membantu Anda mencuci piring, Anda tidak perlu membesar-besarkan masalah tersebut. Namun bila ia memiliki poin minus seperti berjudi, mabuk atau kebiasaan buruk lainnya, sebaiknya Anda berhati-hati karena kebiasaan itu tidak sekejap saja berubah.

Setelah menikah, Anda akan berhenti berkembang

Perkembangan adalah hal yang akan terjadi sepanjang usia Anda. Menikah bukan berarti Anda tidak lagi tumbuh. Secara psikologi, pikiran Anda akan berkembang dan Anda bukan saja menikah dan menjadi dewasa. Anda pun akan mengalami banyak fase dalam pernikahan dan ini akan Anda hadapi bersama dengan pasangan Anda.

Pasangan yang menikah harus memiliki ketertarikan yang sama

Memang akan sangat menarik di mana Anda bisa melakukan hal-hal bersama pasangan Anda. Namun hal yang mendasar dari itu semua adalah keharmonisan, bukan sekedar karena memiliki kesukaan yang sama. meski Anda berdua memiliki perbedaan sekalipun, bila Anda mampu membungkusnya dengan keharmonisan, maka rumah tangga Anda pun akan tetap menyenangkan.

Suami harus menjadi sahabat baik Anda

Suami mungkin menjadi hal yang nomor satu untuk Anda, namun bukan berarti dia akan menjadi satu-satunya orang bagi Anda. Sebagai wanita, Anda perlu menjaga komunikasi dengan teman-teman Anda. Suami Anda tidak bisa sepenuhnya mengisi hari-hari Anda karena pada dasarnya dia tidak bisa menjalankan yang sudah menjadi peran teman-teman Anda. Begitu pula dengan suami Anda yang tentunya akan membutuhkan waktu sejenak berkumpul dengan sahabat-sahabatnya.

Pertengkaran mengarah pada perceraian

Jangan cepat menyerah dengan keadaan. Inilah tantangan dalam pernikahan, bagaimana cara Anda dan pasangan menghargai perbedaan pendapat, sama-sama menyelesaikan masalah dan mengungkapkan perasaan satu sama lain. Ini justru momen di mana Anda dan suami bisa makin dekat, yakni dengan berusaha sama-sama menjadi bagian dari solusi dan bukan hanya mempermasalahkan suatu keadaan.

Punya anak akan mendekatkan Anda dengan suami

Lantas Anda buru-buru membuat program untuk memiliki keturunan. Jangan terburu-buru. Pada dasarnya, sekalipun Anda memiliki anak namun tidak dilandasi dengan kesiapan menjadi orang tua, hal itu akan sia-sia. Yang Anda perlukan adalah komitmen bersama untuk mengasuh dan menjadi orang tua yang baik bagi anak tersebut, bukan hanya kehadiran anak tersebut.

Mertua akan menjadi musuh Anda

Bila Anda sudah membangun mind set demikian sejak awal, maka itulah yang akan terjadi. Anda tidak perlu merasa risih bila mertua Anda mengatakan Anda tidak bisa memasak. Anggap saja ia sedang memberikan masukan bahwa ia sedang membantu Anda untuk menjadi istri yang lebih baik, sehingga Anda bisa lebih rileks menghadapi reaksi-reaksi lumrah mertua Anda.

Menjalani bahtera pernikahan tentu akan mengalami pasang surut dan badai permasalahan yang tak terduga. Sebagai wanita, kita sebaiknya lebih cerdik mencari celah untuk mengatasi permasalahan tersebut. Kuncinya, dengan meningkatkan keyakinan pada diri sendiri dan percaya bahwa pasangan kita dan kita mampu membawa pernikahan ini ke arah kebahagiaan. Semoga bermanfaat ya, Ladies.

 

(vem/gil)
What's On Fimela