Stress Saat Hamil Bahaya Bagi Janin

Fimela diperbarui 15 Agu 2012, 10:00 WIB

Stres karena berduka, terutama bila dialami pada ibu hamil, bisa membahayakan kesehatan janin hingga beberapa tahun ke depan setelah kelahiran bayi.

Hal ini diungkapkan pada satu penelitian di Inggris Raya, bahwa ibu hamil yang melewati masa berduka atau perceraian, secara dramatis dapat meningkatkan penyakit akibat kelainan pada bayi, terutama saat bayi mencapai usia 4 tahun. Penelitian tersebut menyatakan bahwa serangan stress pada ibu hamil meningkatkan risiko penyakit akibat kelainan pada bayi hingga lima kali lipat, sebagaimana diberitakan Dailymail.com

Ilmuwan dari Institute of Psychiatry at King's College London, mengatakan bahwa masa kehamilan adalah masa yang penting, supaya ibu hamil mendapatkan dukungan pada masa-masa yang penuh dengan tekanan.

Pada penelitian tersebut, sebanyak 150 ibu hamil dikumpulkan sebagai responden. Mereka diberikan beberapa pertanyaan yang terbagi dalam dua bagian. Bagian pertama ditanyakan saat ibu berada di awal kehamilan, dan bagian kedua ditanyakan beberapa minggu sebelum tanggal kelahiran.

Mereka diberi pertanyaan apakah mereka mengalami tekanan dan stres pada saat hamil, seperti keadaan berduka, perceraian, kehilangan pekerjaan, atau pun masalah pada kehamilan.

Empat tahun kemudian, ibu yang sama akan kembali dikumpulkan dan diberi pertanyaan mengenai kesehatan anak mereka, termasuk gangguan kesehatan yang mengharuskan anak untuk dirawat di rumah sakit.

Penelitian ini membuktikan secara jelas bahwa ada hubungan antara kehamilan dan penyakit yang diderita anak di kemudian hari. Trauma yang dialami pada masa kehamilan dapat dikaitkan dengan penyakit asma atau infeksi sejenis lainnya.

Para peneliti yakin bahwa kesehatan bayi saat masih berada dalam kandungan merupakan kunci utama.

Alasan lain seperti perubahan hormon dan sistem imun juga dapat mempengaruhi perkembangan sistem imunitas anak.

"Kami sering membahas mengenai tahun-tahun pertumbuhan dasar, bahwa dua tahun pertama kehidupan sangatlah penting," ujar kepala penelitian, seorang psikiatris Carmine Pariante. "Ini memang benar, namun yang terpenting pada tahun-tahun pertumbuhan dasar adalah sejak enam bulan sebelum kelahiran," ujar dia.

Pariante menambahkan bahwa banyak dokter percaya pemberian anti-depresan harus dihindari sebisa mungkin pada saat kehamilan, karena hal ini dapat memicu risiko bayi yang lahir dengan kecacatan.

Penelitian sebelumnya telah membahas bahwa stres pada masa kehamilan dapat mempengaruhi intelegensia anak dan meningkatkan perilaku hiperaktif, masalah pada emosi anak, dan ketidakpatuhan.

(Ant/bee)