Bertemu pasangan memang sering terjadi pada waktu yang tidak dapat kita duga, sebut saja saat kuliah, bekerja atau bahkan pada waktu sedang hang out bersama teman-teman. Tapi bagaimana jadinya jika si dia yang menjadi pasangan Anda sekarang ternyata merupakan sahabat baik mantan pasangan Anda dulu? Berbagai perasaan canggung dan aneh tentu akan dialami pada awal hubungan.
Hmmm, so what does a guy really think about this? Jona, 25 tahun, merasa masalah itu bukanlah masalah yang terlalu penting. Menurutnya, jika putus hubungan terdahulunya baik-baik saja maka tentu tidak akan menjadi masalah dengan hubungan yang dijalin saat ini. Selama sang sahabat tidak menjadi orang ketiga dalam hubungan terdahulu, maka her ex mesti bisa berlapang dada dan menerima keadaan yang terjadi saat ini. Sependapat dengan komentarnya, Dera, 23, berpendapat bahwa selama hubungan terdahulu tidak “dirusak” oleh sahabat pria itu, maka ia sudah seharusnya bisa mengerti dan fair terhadap hubungan sahabatnya tersebut. “Past is past, but it’s still something that you have to face,” ujarnya. “And as a man you have to play fair, dude!”
Opini yang berbeda disampaikan oleh Arif, 30. “Kalau menurut saya, lebih baik tidak perlu berhubungan dengan mantannya sahabat deh. Daripada nantinya merusak hubungan baik dan kemudian merasa tidak nyaman, lebih baik cari wanita lain saja sebagai calon pasangan. Toh masih banyak wanita lain di luar sana, bukan?” Pandangan yang lain lagi datang dari Bayu, 26 tahun: “Kalau menurut pendapat saya, hubungan pertemanan itu jauh lebih penting. Tanpa teman akan jauh lebih hampa dan lebih tidak enak dibanding tidak memiliki pasangan atau pacar. Sehingga, kalau saya sih tidak akan tega untuk berhubungan dengan mantannya sahabat saya sendiri. Pasti akan aneh sekali rasanya.”
Dari pendapat beberapa pria yang Cosmo temui, dapat disimpulkan bahwa semua kembali lagi ke pribadi masing-masing. Jika memang dapat saling bersikap terbuka dan menerima dengan besar hati, maka hal tersebut tidak akan menjadi suatu masalah. Tapi jika salah satu pihak ada yang merasa keberatan, mungkin dapat diselesaikan dan dibicarakan dengan baik-baik agar tidak timbul kesalahpahaman yang dapat berujung pada rusaknya hubungan pertemanan. Sebagai fun fearless females, Anda juga harus berpikir seimbang ya. Semua tidak dapat diselesaikan hanya dengan mengandalkan perasaan, Anda juga harus berpikir logis agar tidak ada pihak yang tersakiti oleh pihak lainnya. [initial]
Source: Cosmopolitan, edisi Juli 2012, halaman 164
(cosmo/yel)