Ramadan identik dengan berburu pahala. Tak terkecuali ibu-ibu sosialita yang mengadakan pengajian untuk mengisi waktu luang di bulan yang penuh rahmat.
Adalah jamaah pengajian Al-Hafiizh yang mengadakan pengajian rutin setiap Jumat pagi, termasuk di bulan Ramadan. Bertempat di House of Lussense, kami berkesempatan hadir dan berbincang dengan beberapa jamaah. Meski mengenakan jilbab, nyatanya mereka masih bisa tampil stylish dan trendi. Tanpa meninggalkan kesan glamour, mereka terlihat lebih santun.
Luthfiah .I.S (46 Tahun), Entrepreneur
8 tahun lalu, Luthfi mendirikan jamaah pengajian Al-Hafiizh beranggotakan 10–15 orang. Kegiatan rutin keagamaan ini bermula dari keinginan Luthfi untuk memanfaatkan rumah barunya yang telah lama kosong dengan hal yang bermanfaat. Kini, pengajian Al Hafiizh bahkan bisa menampung hingga 400 anggota.
“Ini baru beberapa hari sejak saya memutuskan berhijab. Tetap dengan gaya saya, mematchingkan busana dan mix and match baju-baju lama. Kalo lagi suka kasual, malah saya menggunakan boots. Sekarang ini lagi seru–serunya bereksperimen bagaimana menampilkan busana muslim yang bener–bener gaya,” ucap wanita yang mengagumi teman virtual Instagramnya, seorang sosialita muslim New York yang selalu trendy dan kini menjadi patokan stylenya. Luthfi juga tak segan memadupadankan gaya glamor berbranded versus jilbab-jilbab tanah abang.
Saat itu, Luthfi tampil cantik dengan busana kreasi desainer Paul Ropp asal New York dengan paduan warna marun dan ungu. Diserasikan dengan tas Hermes ungu pekat dan sepatu ungu terang. Melengkapi penampilannya yang lux, ia menggunakan jam tangan Rolex dan cicin Bvlgary, tidak lupa Blackberry Porche menemani aktifitas komunikasinya.
Evie Jovi (45 tahun), Sekretaris
Berprofesi sebagai seorang sekretaris, Evie mencoba membagi waktu untuk bisa ikut dalam kegiatan pengajian Al Hafiizh. Sebelumnya, ia mengaku baru bergabung dengan kelompok pengajian ini.
Meski belum berjilbab, Evie berusaha untuk memulainya dengan banyak menggunakan pakaian yang lebih santun. Jika hadir dalam pengajian, ia memilih menggunakan long dress dengan jilbab simpel tanpa banyak pernik aksesoris.
“Saya suka sesuatu yang feminim elegan dengan warna pastel dan sedikit memadu motif. Nggak suka yang rame sama motif” ucap Evie.
Pada penampilannya kali ini, ia menggunakan long dress berwarna krem dengan aksen motif pada bagian lengan yang dibeli di Mekkah. Untuk jewelry, Evie mengenakan Bvlgary dan jam tangan Frank Muller. Sementara aksesoris lain, Evie memilih tas dengan aksen bulu berwarna biru pucat yang begitu menarik perhatian.
Ditanya mengenai tasnya, Evie mengaku jatuh cinta pada koleksi Furla karena detail yang unik dan memberikan “statement” pada penampilannya yang sederhana.
Sebagai seorang sekretaris, dalam memperlancar komunikasi, Evie menggunakan Blackberry Bold, Iphone serta Samsung.
Alfi Putri Bakrie (40 tahun), Ibu Rumah Tangga
Memiliki keinginan berjilbab sejak SMA, perempuan yang pernah mendapat gelar Putri Ayu serta Nona Jakarta tahun 1992 ini mengaku cukup terlena dengan pekerjaan yang membuatnya menunda untuk berjilbab. Akhirnya, pada tahun 2002, ia memutuskan menggunakan jilbab.
“Cobaannya luar biasa waktu awal menggunakan kerudung, dua agency iklan sekaligus menghubungi saya untuk sebuah pekerjaan,” ucap perempuan alumni Al Azhar mengenang masa itu.
Ia bersyukur gaya berpakaian yang cukup santun ini memungkinkannya menggunakan baju–baju lama. Yang ia lakukan hanya tinggal memix and match saja.
“Aku sangat simpel dalam berbusana, nggak selalu bermerk, dimix and match aja. Aku juga lagi suka baju terusan, anak juga suka karena terlihat lebih feminin, ” ucap Alfi yang mengaku tomboy pada masa remajanya.
Untuk pakaian, Alfi mengaku memilih sesuatu yang nyaman digunakan, tak perlu mahal. Sementara untuk urusan tas, wanita pecinta Louis Vuitton ini memiliki brand yang cukup beragam, mulai dari Hermes, Prada, Miu Miu hingga Bottega.
Pada penampilannya kali ini, Alfi memilih kaftan dengan hiasan Swarovsky pada bagian dada, ditemani tas LV dan sepatu Charles & Keith berwarna coklat.
Nila Yasman (35 Tahun), Entrepreneur
Untuk urusan berbusana, Nila menyukai sesuatu yang simpel dan sederhana. Namun untuk menyeimbangkan kesederhanaannya, ia bermain pada warna terang, motif serta penambahan aksesoris.
Perempuan yang baru 3 bulan bergabung dengan pengajian Al-Hafiizh ini lebih menyukai penampilan jilbab dalam bentuk yang lebih sederhana.
“Seperti ini aja simpel. Nggak suka yang dililit–lilit atau bunga–bunga,” Ucap Nila yang memiliki keinginan kuat untuk berjilbab.
Untuk baju, Nila mengaku tidak terlalu mementingkan merk. Sedangkan untuk jam dan tas, ia cukup banyak memiliki barang–barang bermerk seperti Hermes dan Celine.
Dalam penampilannya kali ini ia menggunakan sepatu Tory Burch, gelang Bvlgary, lengkap dengan cincin Cartier dan kalung Channel.
Linda P. Santoso, (49), Komisaris
Usianya mungkin tak lagi muda, namun Linda selalu tampil modis dalam setiap kesempatan, termasuk saat itu. Ia begitu stylish dengan long dress berwarna biru laut beraksen lukis. Baju yang dibeli di Mekkah tersebut memberikan kesan cerah pada penampilannya hari itu.
Linda memang belum memutuskan untuk berjilbab, namun ia menyukai jilbab yang sederhana dalam tampilan. Seperti saat ini, ia hanya menyampirkan pashmina kuning menjadi jilbab yang disampirkan di pundak.
“Style fashion saya cukup simpel. Tetapi saya suka bermain di warna–warna bright,” tutur Linda yang mengaku sangat hobby shopping, bahkan saat menunaikan ibadah haji dulu, aktivitas berbelanja ia lakukan.
Nina Aliaswat Saleh, (49 tahun), Pegawai Swasta
Berkeinginan memakai jilbab sepulang dari haji, tahun 2005, Nina adalah salah satu anggota pertama pengajian Al Hafiizh. Meski belum berjilbab sepenuhnya, ia berdoa agar istiqomah untuk mewujudkannya.
Untuk urusan penampilan, Nina menyukai sesuatu yang sifatnya mudah untuk membuatnya bergerak, seperti gaya sporty dengan celana dan kemeja. Sementara penampilannya kali itu, ia tampil dengan long dress putih. Dilengkapi dengan wrap shoes biru dongker yang catchy dengan aksen pita di bagian dada, sangat pas dipadupadankan dengan Tas Zara berwarna biru terang.
Wulur Wikanti S.Z (48 tahun), Ibu rumah Tangga
Wanita ini telah menggunakan jilbab sejak tahun 2001. Keputusannya untuk berjilbab memang melalui beberapa keraguan. Awalnya, ia menggunakan jilbab hanya karena ia baru saja menunaikan ibadah haji.
“Awal niatnya sih cuma 40 hari setelah naik haji. Tetapi begitu mau lepas kok ya malah merasa ada yang hilang kalo tidak pake kerudung. Hingga akhirnya dengan dukungan keluarga saya memantapkan berhijab,” ucap Wulur yang telah mengikuti pengajian Al Hafiizh sejak pengajian ini pertama kali didirikan.
Wanita pecinta warna pastel ini, mengaku memilih style kaftan untuk baju–baju muslimnya. Saat itu, ia tampil pertama kalinya dengan style two-pieces. Mengenakan blus bermotif bunga yang colorful namun tetap soft, dipadukan dengan rok panjang Zara berwarna pink pastel. Untuk aksesoris, Wulur mengaku tidak terlalu menyukai penggunaan aksesoris yang berlebihan. Namun lebih fokus pada fungsi. Hari itu ia menggunakan jam Rolex mungilnya, tas Ferragamo berwarna oranye dan sepatu Schutz berwarna hampir senada dengan rok yang dikenakannya.
(vem/ana/tik)