Busana Muslim Indonesia Siap Go Internasional

Fimela diperbarui 23 Jul 2012, 14:00 WIB

Pada ajang Internasional Fair of The Muslim World 2011 di Perancis, perancang busana muslim Indonesia mendapat sambutan dan pujian karena atraktif dan kreatif dalam mempresentasikan busana muslim yang awalnya dianggap kaku dan cenderung kurang stylish. Melalui sumber daya yang kuat dari pemilihan kain dan kreativitas yang telah mendunia, sikap optimis akan mimpi Indonesia sebagai kiblat fashion muslim dunia semakin kuat.

Tidak mau puas pada hasil yang didapat tahun lalu, enam desainer Indonesia memutuskan kembali berlaga di Internasional Fair of The Muslim World 2012 yang akan diadakan tanggal 2-4 November 2012 di Paris. Berlangsung di Mumtaaz Boutique Jakarta (18/7), fashion show busana muslim sebelum menuju Paris digelar.

Enam desainer yang terlibat adalah Monika Jufrym, Defrico Audy, Andi Moestaram,  Najua Yanti, Hannie Hananto dan Nieta Hidayani. Mereka bahu-membahu menggalang dana untuk mewujudkan misi ini.

Hannie Hananto (dua dari kiri) dan koleksi busana muslim yang akan dibawa ke Paris

 

Internasional Fair of The Muslim World 2012 dianggap penting karena merupakan salah satu event muslim terbesar yang diikuti oleh 20 negara di dunia. Lebih dari 400 stan akan dibangun dengan target 100.000 pengunjung. Event ini tidak hanya berfokus pada fashion, namun juga kebudayaan dan pengetahuan tentang Islam, sebuah momen yang tepat untuk memperkenalkan keindahan busana muslim Indonesia pada khususnya dan ragam kebudayaan Indonesia pada umumnya.

“Tahun ini maksimal paling sedikit 30 koleksi dari masing-masing perancang akan diboyong. Mereka akan menampilkan karakter rancangan mereka masing-masing dengan material konten lokal tentunya, untuk mengangkat keragaman keindahan khas Indonesia,” ucap Najua Yanti yang siap menampilkan gaya etnik kontemporer dengan mengusung Batik.

Najua Yanti (tengah) dan koleksi busana muslim yang akan dibawa ke Paris

 

Defrico Audy menjadikan keindahan songket sebagai fokus rancangannya kali ini. Memadu gaun soufflé dengan jas ataupun rompi.  Sementara Malik Moestaram bermain dalam drapir dan blok warna. Lain lagi dengan Hani Hananto yang bermain pada motif garis. Sedangkan Monika Jufri lebih memilih style simple elegan dengan twist kontemporer etnik.

Semoga melalui acara ini, para perancang bisa mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, terutama pemerintah. Mewujudkan impian agar busana muslim Indonesia menjadi kiblat fashion muslim dunia tinggal selangkah lagi, kita doakan saja.

(vem/ana/yel)
What's On Fimela