Lihat sebelumnya Mengintip Penyakit Ganas I
Terapi Target Untuk Kanker Hati
Diagnosa tahap awal kanker hati sulit dideteksi karena sering tidak menunjukkan indikasi. Bahkan lebih dari 40 persen pasien tidak mengalami gejala ketika terdiagnosa mengidap kanker hati. Secara umum, kanker hati lebih banyak dialami oleh kaum pria, dengan rasio 3 kali lipat dibanding wanita, dan biasanya terjadi pada pasien berusia 40 sampai 50 tahun ke atas. “Hal ini berkaitan dengan gaya hidup yang dianut. Kerusakan hati bisa berjalan selama puluhan tahun sehingga sering tidak terdeteksi sejak dini,” kata Prof. dr. H. Ali Sulaiman, Ph. D., SpPD, KGEH, FACG, Staf Divisi Hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Terdapat dua tipe kanker yang berpotensi menyerang hati: kanker primer dan kanker metastasized. Yang pertama terbentuk di dalam hati dan selanjutnya menyebar dan merusak organ lain. Sedangkan yang kedua berasal dari sel-sel kanker yang terbentuk pada organ lain, kemudian menyerang hati yang fungsinya menyaring darah dari racun dan virus.
Operasi merupakan jenis terapi yang dipilih untuk kanker hati primer dengan mengangkat bagian dari hati yang mengandung tumor. Terapi ini dapat memberikan kesembuhan jangka panjang. Namun, untuk pasien kanker hati yang disertai pengerasan (sirosis), transplansi hati merupakan satu-satunya terapi penyembuhan. Terapi locoregional bisa dilakukan apabila kanker belum menyebar. Pada umumntya, jenis terapi ini menggunakan alat ultrasound yang berfrekuensi tinggi yang bermanfaat untuk menghancurkan atau membunuh sel-sel kanker tersebut.
Kini, diperkenalkan terapi target yang dilakukan apabila penyakit tidak lagi dapat disembuhkan. Fokusnya adalah peningkatan usia hidup, serta meningkatkan kualitas hidup selama mungkin. Terapi ini akan menghambar berkembangnya molekul tertentu yangn membantu perkembangan dan pertumbuhan kanker. Terapi target pertama yang disetujui untuk menghancurkan sel kanker adalah Sorafenib.
Menurut Profesor Ali, berdasarkan uji klinis, Sorafenib berhasil meningkatkan kemampuan bertahan pasien penderita kanker hati stadium lanjut, dengan menghambat dua jenis enzim yang dibutuhkan untuk perkembangan dari sel kanker dan suplai darah (angiogenesis). Hasil uji coba klinis yang melibatkan 602 pasien kanker hati menunjukkan, pasien yang telah diterapi dengan Sorafenib umumnya bertahan hidup selama rata-rata 10 bulan. Menambah harapan hidup yang tidak mendapat terapi yang rata-rata hanya bertahan kurang dari delapan bulan.
Potensi Sorafenib dalam terapi kanker tiroid, leukimia, myleoid akut serta kanker payudara sedang dievaluasi. Dengan beragam penelitian yang terus dilakukan, peluang kesembuhan atau kelangsungan hidup yang lebih lama dari pasien kanker, secara pasif meningkat seiring bertambahnya pengetahuan dan terapi baru dalam penanganan kanker.
Source: GoodHouseKeeping, Edisi September 2011, Halaman 38.
(vem/tik)