Vemale.com - Baca kisah sebelumnya Kematian Itu Terjadwal I.
Saat itu, di tengah cemas yang berlebih, aku merasa perlu untuk mengundurkan diri dari perusahaan. Selain untuk menemani Bayu yang tengah berada pada kondisi tak sehat, aku juga merasa perlu mendampingi Angger, sulungku. Selama ini, posisiku sebagai ibu belum bisa kupertanggungjawabkan. Maka, saat itu juga, aku mengabari para petinggi perusahaan, mengabarkan rencanaku untuk resign esok hari. Meski sempat bersitegang karena kondisi kantor belakangan tengah jaya saat kupegang, namun tekadku sudah terlanjur bulat. Aku benar-benar mantap untuk resign dan memilih untuk menjaga anak-anakku.
Setelah dengan berat hati para petinggi melepasku, aku memberitahukan hal itu pada suamiku. Tampaknya ia turut senang mendengarnya. Sebagai istri, aku juga belum lengkap memegang peranannya, jadi wajar saja jika suamiku senang mendengar kabar tentang rencana resignku esok hari.
Selepas resign, janji yang sempat kukatakan pada banyak orang untuk merawat anak-anakku, kulakukan dengan baik. Kini kondisi Bayu sudah pulih, aku senang melihat dan mendengar celotehannya. Setelah kejadian malam itu, aku dan suamiku langsung membawanya ke rumah sakit, ternyata Bayu dinyatakan terkena step, penyakit panas yang banyak diderita anak-anak.
Sekitar satu bulan lamanya keluarga kami tampak utuh, dengan aku sebagai istri sekaligus ibu, suami yang berperan penuh sebagai suami sekaligus ayah bagi anak-anak, dan dua anakku yang bermain-main.
Namun, kebahagian itu terlalu cepat berlalu. Tepat satu hari setelah ulang tahun Bayu yang ketiga tahun, bocah mungil itu kembali kejang-kejang dengan panas tinggi. Merasa pernah mengalami kejadian yang serupa sebulan lalu, aku dan suami langsung membawanya ke rumah sakit. Meski telah berkendara cepat, namun sayang, rupanya Tuhan berkehendak lain. Aku dan suami yang tengah berusaha menolong Bayu harus menerima kenyataan pahit. Tuhan mengambil Bayu dari sisiku, sisi kami.
Meski tak rela dengan kenyataan yang ada, setidaknya keputusan resign yang kubuat sebulan lalu ternyata tepat. Tidak ada yang menyangka bahwa Bayu akan pergi secepat ini. Beruntung aku sempat merawatnya, meski sebentar saja. Tapi, setidaknya, Bayu tahu bahwa aku tulus menyayangnya.
***
Sahabat Vemale, disini Ibu Anna menceritakan kembali kejadian yang menimpa keluarganya yang terjadi empat tahun lalu. Semoga pembaca tidak menyia-nyiakan waktu bersama anak. Sayangi mereka, karena bagaimanapun, mereka adalah bagian dari hidup kita. Mereka adalah amanat yang diberikan Tuhan pada kita. Semoga kejadian ini menginspirasi pembaca dan menjadikan renungan agar lebih dekat dan perhatian terhadap anak.
(vem/tik)