Vemale.com- Bicara mengenai hidup, seiring umur manusia bertambah, kemudian ia berusaha menjadi manusia yang dicintai Allah SWT. Inilah sepotong kisah hidup Itang Yunasz, menceritakan kepingan kenangan di masa kecil, menemukan pasangan hidup, hingga mendidik anak-anak.
Iyang Yunasz (IY):Sebenarnya kita diciptakan oleh Allah untuk selalu menjadi baik, hanya kita sendiri yang kadang melakukan sesuatu hal yang membuat kita menjadi tidak baik. Saya bersyukur saya mendapatkan pelajaran tentang agama, tentang Allah, tentang islam sejak saya masih kecil. Tempaan ataupun gangguan apapun yang mencoba menghampiri saya, saya merasa terbentengi. Kedua orang tua saya mendidik saya dengan baik, didikan keras Ayah selalu saya ingat sebagai bagian sayangnya ia kepada anak–anaknya, agar tidak tergelincir lebih dalam.
Vemale: Apa yang Anda lakukan untuk selalu terus memperbaiki iman dan lebih dekat lagi kepada pencipta?
IY:Banyak dalam kehidupan ini yang kita selalu harus jalani seperti Rasulullah jalani, belajar dari buku, dari guru agama, tentang menjadi islam yang kafah. Saya terus mencoba melakukan sholat sunah sebelum/sesudah sholat fardhu, sholat malam, dan tak kalah penting kalau saya dihadapi dengan suatu masalah atau ingin melakukan sesuatu, saya biasanya melakukan sholat istiqarah atau sholat hajat.
Vemale: Sebandel apa sih seorang Itang Yunasz dulu?
IY:Bandel–bandelnya masa remaja dulu kali yah seperti ke disko, minum. Saya tidak memungkiri hal tersebut, tapi tetap dari dulu setiap saya masuk ke dalam suatu lingkungan yang saya rasa tidak sepaham dengan hati saya, saya suka berontak, meski tidak memperlihatkannya secara frontal. Kadang saya pura–pura ikutan, tapi di balik itu ada sesuatu yang nggak nyaman.
Tapi itulah kehidupan, bagian dari pengalaman, tapi kalau mau jujur sekarang kalo bisa kembali lagi ke masa itu, saya pinginnya nggak seperti itu.
Vemale: Masa remaja dulu, cukup rajin nggak melakukan yang wajib dalam Ibadah?
IY:Kalau dulu saya itu suka males ibadah sholat subuh, susah disuruh bangun, meski saya tetap sholat tapi ya sebangunnya saya. Bagusnya sebenarnya, begitu terbangun ya harus cepat–cepat melakukan sholat, karena yang membuat dosa itu adalah pada saat sudah bangun, tapi kita nggak langsung mengerjakan tapi malah nyolong–nyolong tidur lagi. Puasapun begitu, disuruh puasa, siangnya malah buka. Bukan karena lapar dan haus, tapi lebih nggak tahan jika tidak merokok, tapi saya cukup jujur untuk mengakui saya telah membatalkan puasa saya.
Punya Ayah seorang ABRI pasti punya cara didik yang keras, Punishment yang paling diingat dari didikan ayah yang begitu disiplin pada anak-anaknya?
Pernah pas malam takbiran saya pulang telat, orang baru mau Sholat Ied saya baru nyampe rumah di situ nggak ada ampun lagi, di depan teman saya digebukin ayah, diikat d ipohon dan disemprot sama air yang kenceng sekali. Tapi saya nggak regret diberi pelajaran seperti itu, kalo saya nggak dihukum keras mungkin saya akan lebih bandel lagi.
Vemale: Berguru kepada pengalaman, bagaimana sekarang Anda menerapkan sikap yang baik disertai iman yang kuat kepada anak?
IY:Saya mendidik anak memang tidak sekeras bapak saya mendidik saya, karena mendidik anak zaman sekarang ya harus tarik ulur, buat mereka harus terbuka kepada kita, ceritakan baik buruknya kalau melakukan hal–hal yang dia belum ketahui. Saya selalu bilang kalau kita selalu diawasi sama Allah.
Doa untuk anak–anak selalu saya panjatkan untuk mereka menjadi anak–anak sholeh dan sholeha. Melakukan sedekah bersama mereka, mengikutkan mereka di pengajian-pengajian keluarga.
Vemale: Kegiatan ibadah yang sering dilakukan bersama keluarga?
IY:Di rumah saya punya pengajian kecil, untuk keluarga dan orang–orang terdekat saya, mulai dari saudara-saudara saya, adik, kakak, keponakan dan pembantu di rumah, belajar mengaji bersama dituntun seorang guru ngaji yang datag setiap malam jumat.
Vemale: Flashback balik, ceritakan soal perjuanganmu menemukan jodohmu kini?
IY:Kalau dilihat ini merupakan keinginan saya yang paling utama waktu itu, pencarian panjang karena menurut saya menikah itu untuk seumur hidup, saya pernah di umur 25 udah mau menikah nggak jadi, kemudian di umur 30 juga, semuanya itu dengan orang –orang yang dekat dengan pekerjaan saya, mereka model. Tapi saya selalu berpikir untuk memiliki keluarga yang baik dengan istri yang hampir seluruh waktunya ia curahkan untuk keluarganya, karena kalo boleh jujur saya nggak punya waktu banyak untuk mendidik anak, hingga saya ingin memiliki istri yang banyak mencurahkan waktunya untuk mendidik anak. Anak itu tumbuh bersama ibunya, karena itulah tugas ibu yang mendidik anak-anaknya, dan orang yang mau menikah dengan saya berarti dia juga harus sayang dengan keluarga saya, dan ini nggak pernah dapat. Udah dapat wujudnya cantik dan bagus tapi kriteria lainnya nggak bisa
Akhirnya pencarian itu jatuh pada umur 40 tahun, beda umur hampir 17 tahun. Istri saya itu adalah tetangganya kakak saya, dari kecil sering lihat, malah sering saya promosiin ke temen–temen kalau saya kenal perempuan cantik yang bisa jadi model.
Namun mereka keluarga yang jauh dari kehidupan artis, pendekatan saya kepada dia saat merasa ada sesuatu, mengalami halangan, karena orang tuanya awalnya tidak setuju, mereka berpikir bahwa kehidupan saya yang dekat dengan dunia fashion dan selebritis dianggap kurang baik, akhirnya 4 tahun saya backstreet sama istri. Namun akhirnya sebagai laki-laki saya harus bisa gentleman, mencoba mendekatkan diri kepada keluarganya, langkah pertama adalah, mendekatkan diri kepada saudara-saudara nya dulu, sebuah trick awal sebelum benar–benar bisa deketin orangtuanya, tapi alhamdulillah restu mereka akhirnya kami dapat, sekarang malah saya jadi kesayangan mertua.
Vemale: Ramadan akan segera kita jelang, apa makna Ramadan untukmu?
IY:Setiap Ramadan, saya merasakan sesuatu yang tidak ada duanya, begitu banyak pahala yang bisa diraih pada bulan Ramadan. Selalu menjadi doa saya, bahwa Ramadan kali ini harus lebih baik dari yg sebelumnya.
Vemale: Ramadan merupakan moment istimewa untuk berkumpul, apa aktivitas rutinmu di bulan Ramadan ?
IY: Sebulan penuh selalu kami mengadakan tarawih bersama, saya undang ustad, dan mengajak semua anggota keluarga pembantu-pembantu saya supir saya bertarawih dan mendapatkan sedikit ceramah tentang Islam atau yang berkaitan dengan ibadah.
(vem/bee/ana)