Vemale.com - Mendekati tanggal 21 April, beberapa dari kita disibukkan dengan keharusan untuk memakai kebaya. Pakaian nasional tersebut memang identik dengan perayaan Hari Kartini, tentu saja, karena potret-potret sang Pahlawan Emansipasi Wanita yang selalu memakai kebaya. Pada masa kehidupan Kartini, kebaya menjadi salah satu jenis pakaian yang dipakai para kaum Pribumi, terutama keluarga yang memiliki kedudukan sosial yang tinggi. Seiring pergeseran waktu, semua wanita di Indonesia bisa memakai kebaya dengan model yang beragam, terlebih lagi setelah kebaya ditetapkan sebagai Busana Nasional.
Kebaya memang identik dengan sosok Kartini, kebaya telah menjadi Busana Nasional yang membuat banyak wanita bangga memakainya. Tetapi tahukah Anda, masih banyak warisan budaya Indonesia dalam bidang fashion, terutama dalam bentuk pakaian. Jika pakaian-pakaian tradisional sering diingat sebagai pakaian khusus yang hanya bisa dipakai pada acara adat atau acara tertentu, goresan kreativitas para designer Indonesia membuat pakaian tradisional Indonesia menjadi lebih fresh, modern, chic dan yang paling penting.. bisa dipakai untuk suasana santai.
Mari berkenalan dengan beberapa pakaian tradisional (selain kebaya) yang telah mendapat sentuhan ajaib dari para designer.
Balerina on Batik
Kita mengenal para balerina yang tampil cantik dan feminin saat memakai tutu (pakaian balerina), maka kebudayaan Eropa tersebut dapat kita nikmati dengan sentuhan keunikan batik. Dewi Syifa meluncurkan koleksinya dengan tema Balet Swan Lake yang memadukan unsur dua budaya yang berbeda tersebut dalam berbagai jenis potongan batik yang romantis, anggun dan dapat dipakai oleh generasi muda tanpa kesan tua seperti yang sering melekat pada batik. Goresan khas batik dan rok mengembang khas balerina dapat Anda pakai untuk acara santai atau acara semi formal.
Romantisme Bali
Pulau Dewata tak hanya membawa kebudayaan yang terkenal di seluruh dunia, Bali menyimpan potensi yang besar pada pakaian adat yang khas. Ferry Sunarto melihat keindahan dan keunikan itu dalam goresan yang lebih modern dan romantis. Songket Bali dengan tekstur, warna dan pola yang khas dihadirkan dengan penambahan bahan mutiara dan kristal. Pemakaian kain sutera, katun, lace dan bahan ringan lainnya membuat koleksi ini menghadirkan nuansa baru tanpa melepas keunikan sentuhan Pulau Dewata. Cocok digunakan dalam acara semi formal.
Keindahan Alam Kelimutu
Pulau Nusa Tenggara Timur menyimpan kekayaan alam yang mengagumkan. Lebih dari itu, ada warisan dalam bidang fashion yang belum banyak dilirik oleh designer kita. Musa Widyatmojo menangkap potensi para warga dan kebudayaan Kelimutu dalam koleksi-koleksi yang menawan. Perpaduan classy dapat dilihat dari pemilihan teksture dan warna bahan, sedangkan unsur modern dapat dilihat dari potongan-potongan sederhana dress selutut dengan bawahan mengembang, rompi dengan tekstur kain khas Kelimutu dipadukan lace skrit dan berbagai aksesoris yang mengambil unsur alam Kelimutu berupa bunga dan manik-manik.
Rhapsody in Kutai
Jika mengingat Kalimantan, maka jenis kain tradisional yang akan kita ingat adalah kain yang memiliki motif garis berbagai warna. Unik, ceria, sekaligus menonjolkan unsur budaya yang kental. Jika banyak orang merasa sulit memadukan kain penuh warna, maka tidak demikian bagi Ian Adrian. Designer tersebut merancang koleksi dengan sentuhan kain khas Kutai yang penuh warna ceria dengan warna-warna dominan emas. Ulap doyo khas Kalimantan berpadu dengan sifon sutera dan organdi.
Saat Jawa Berpadu Sumatera
Bagaimana jadinya jika unsur budaya Sumatera berpadu dengan budaya Jawa? Leide Suwandie membuktikan bahwa perpaduan dua sentuhan warisan dalam bentuk pakaian dapat menjadi koleksi yang mewah, modern dan tetap mengacu pada unsur tradisional. Kain-kain Sumatera yang terkenal dengan warna berkilau dipadukan dengan warna-warna khas kain-kain Jawa yang sederhana dalam warna cokelat, merah dan hijau. Dua unsur yang dapat menampilkan kepribadian wanita Indonesia sebagai sosok yang modern, percaya diri, mandiri, tetapi tetap mampu menjaga kearifan budaya Indonesia.
Dan masih banyak lagi warisan budaya yang menanti tangan-tangan kreatif untuk memberi goresan fashion modern, sehingga pakaian atau kain tradisional tak hanya menjadi pakaian yang hanya dipakai sekali setahun atau bahkan sekali seumur hidup.
(vem/yel)