Vemale.com - GET NAKED
Being naked di sini memiliki pengertian yang sama sekali berbeda, yakni jujur terhadap diri sendiri dan orang lain. Tentunya, sebelum Anda bisa “telanjang” di hadapan orang lain, Anda mesti merasa bangga dan nyaman terlebih dahulu akan apa yang Anda miliki.
”Naked adalah jujur mengenai apa yang Anda pikirkan, lakukan, dan ucapkan,” ujar Kelly Davies, pengarang The Naked Executive. “Proses ini dimulai dari apa yang Anda lakukan, yang kemudian menjadi bagian dari diri Anda.”
Yup, it’s called showing what you got. Mengapa Anda senang memulas bibir dengan lipstick merah menggoda atau mengenakan pakaian yang memamerkan figur hour glass Anda? Because you’re proud of them! Salurkanlah rasa bangga akan fisik ke dalam kepribadian Anda juga. Sampaikan pendapat Anda (dengan tenang, rasional, dan analitis) tentang suatu projek atau ide yang dilontarkan oleh sang bos, walaupun masuk dalam kategori oposisi. Tentu jangan lupa untuk memberikan ide alternatif atau solusi untuk menindaklanjuti oposisi Anda ya. Jangan sampai Anda hanya membeberkan poin argumentasi, namun tiada solusi yang ditawarkan di penghujung kalimat. Ini akan memberikan kesan menggantung dan, pada ujungnya, cittra yang negatif.
“Naked people let themselves feel things,” kata Davies. “Mereka adalah seseorang yang jujur, terbuka, compassionate, dan bahagia.” So, daripada hanya menjadi yes-woman di samping sang bos, mengapa tidak sesekali angkat suara supaya Anda pun bisa menjadi pusat perhatian. It’s called being naked, and you’ll love the feeling in the end.
But You Can Also Tell Your Boss When..
Oke, sama halnya seperti relationship, hubungan kerja pun adalah jalanan dua arah. Anda pun berhak untuk menyuarakan opini jika mengalami ganjalan dalam pekerjaan. The tricks is, Anda harus tahu kata-kata yang tepat untuk menyampaikannya. Berikut beberapa kiat yang bisa Anda contek..
1. Anda Terlalu Banyak Pekerjaan
Pilih Momen: Jangan membuat bos Anda stres dengan tiba-tiba mengatakan, “Duh, saya tidak sanggup mengerjakan tugas ini!”, apalagi di depan seluruh tim dan mendekati deadline! That’s a big NO. Coba minta bertemu dengan bos untuk membahas pekerjaan ketika Anda sudah lebih tenang.
Yang Mesti Dikatakan: “Saya sudah tidak bisa lagi memikul beban pekerjaan yang ada saat ini, yang membuat saya khawatir karena saya tidak ingin mengecewakan Anda.”
Strategi Pintar: Bawalah daftar solusi untuk jangka pendek dan panjang, seperti hire asisten untuk beberapa jam dalam seminggu atau mendelegasikan tugas-tugas yang ada.
2. Anda Mau Cuti Hamil
Pilih Momen: Mayoritas dokter kandungan akan menyarankan Anda untuk menunggu setelah scan 12 minggu Anda untuk memberitahukan si bos. Mengalami morning sickness? Maka beri tahu lebih cepat.
Yang Mesti Dikatakan: “Saya baru mengetahui kalau saya hamil. Saya memberitahukan Anda hal ini langsung supaya saya bisa mulai memikirkan rencana ke depannya.”
Strategi Pintar: Cari tahu tentang policy perusahaan Anda tentang sistem kerja setelah Anda mengambil cuti hamil. Siapa tahu Anda bisa mendapatkan keringanan jam kerja sehingga Anda bisa menyeimbangkan waktu antara karier dan mengurus anak.
3. Anda Ingin Kenaikan Gaji
Pilih Momen: Waktu terbaik untuk meminta kenaikan gaji adalah setelah Anda baru saja dipuji oleh sang bos.
Yang Mesti Dikatakan: “Saya sangat menghargai waktu dan perhatian yang telah Anda berikan untuk melatih saya dan saya saat ini telah berkembang cukup signifikan, tapi gaji saya masih tergolong rendah. Oleh karena itu, saya ingin meminta kenaikan gaji (sebutkan nominal yang anda inginkan).”
Strategi Pintar: Bawa portfolio yang menunjukkan prestasi dan testimonial dari klien/kolega (email, surat, evaluasi kerja). Tambahkan juga ide inovatif untuk perusahaan sehingga mengingatkan sang bos akan betapa indispensable-nya Anda bagi perusahaan.
4. Anda Berhenti Kerja
Pilih Momen: Tunggu sampai Anda telah menandatangi kontrak kerja yang baru sebelum Anda menyerahkan surat pengunduran diri.
Yang Mesti Dikatakan: “Saya sangat suka bekerja di kantor ini dan berada di bawah kepemimpinan Anda, tapi saya mendapatkan tawaran kerja yang tidak bisa saya tolak, maka dari itu saya menyerahkan surat pengunduran diri ini.”
Strategi Pintar: Tetap tunjukkan kegigihan Anda dalam bekerja sampai akhir supaya Anda keluar dari pekerjaan lama secara baik-baik. Ini akan menjamin Anda mendapatkan surat referensi yang positif dan mungkin saja ke depannya Anda masih bisa bekerja sama dengan si bos. [initial]
Source: Cosmopolitan Edisi Februari 2012, Halaman 207 (Cosmo/miw)