Maintain Your 'Love Affair' At Work I

Fimela diperbarui 11 Mar 2012, 07:00 WIB

Vemale.com - Pertahankan eye contact, ulaskan senyuman, lontarkan topik pembicaraan yang ia sukai, dan tunjukkan kalau Anda sama-sama suka dan paham yang ia katakan. Hmm, terdengar seperti sedang melakukan first date bersama pria yang sudah jadi gebetan Anda sejak lama? Wrong ladies– Cosmo justru sedang mendeskripsikan momen-momen krusial bersama sang bos.

Jika Anda mencintai pekerjaan dan lingkungan tempat Anda bekerja, maka Anda pasti akan melakukan segalanya untuk mempertahankan posisi Anda di kantor tersebut, termasuk memperlakukan pertemuan dengan bos sama seperti Anda sedang kencan dengan pria idaman. Eits, tapi bukan berarti Anda mesti bersikap genit juga ya (karena ini berisiko untuk mencoreng nama baik Anda). Tinggalkan atribut itu di ambang pintu, karena Anda justru mesti bersikap profesional. Dan hal ini tak mesti diterapkan hanya untuk sang bos saja lho, Anda juga bisa memperagakannya ke kolega, klien, atau siapapun yang berurusan secara profesional dengan Anda. Misi utamanya adalah: untuk membuat mereka “jatuh cinta” kepada Anda. Sehingga terjalinlah suatu kisah cinta yang diharapkan bisa berlangsung happily ever after.

SPEAK THE LANGUAGE

Terkadang, Anda akan disarankan untuk just be yourself, yang berarti Anda tidak mencoba menipu orang dengan menunjukkan kepribadian yang bukan milik Anda. Tapi acapkali jika berhadapan dengan bos, Anda akan cenderung mengiyakan apa yang dikatakan atau tertawa atas candaan yang sebenarnya menurut Anda tidak lucu sama sekali. Well, sometimes it’s okay to fit in it ladies.Bukankah ini sama dengan usaha Anda untuk mempertahankan suatu relationship? Yaitu dengan coba memahami minat dan – sesekali – mengikuti keinginan si dia. Alhasil, Anda akan menemaninya untuk menonton pertandingan sepak bola di TV atau film action hingar-bingar terkini di bioskop.

So, mungkin setelah mengetahui sang bos kerap memakai jargon dunia olahraga, musik, film atau fashion, tidak ada salahnya untuk mencari tahu dan menggunakan jargon yang biasa dipakai jika dunia tersebut memang sama sekali asing bagi Anda. Sangat tidak enak lho ketika sang bos – atau mungkin kolega senior – menggunakan analogi performa, misalnya, pemain sepak bola Cesc Fabregas yang bisa diterapkan dalam pekerjaan, dan Anda sama sekali tidak tahu apa yang mereka bicarakan!

“Supaya komunikasi Anda lancar, terkadang Anda mesti menemukan cara untuk stand out dan terkadang Anda mesti bisa berbicara ‘bahasa’ yang sama dengan lawan bicara,” ujar Frances Cole Jones, pengarang The Wow Factor. “Jadi belajarlah mendengarkan dengan baik, dan siapkan opsi jargon memorable yang bisa Anda gunakan sewaktu-waktu.”

DON”T BE A GOSSIP GIRL

Okay, so now you’re officially in a “relationship” with your boss. Dan Anda ingin mengumumkannya dengan lantang supaya seluruh dunia mengetahui. Ladies, jika Anda ingin melakukan hal ini, Anda harus benar-benar yakin kalau bos Anda adalah seorang yang terbuka dalam mengekspresikan diri via social media seperti Facebook atau Twitter.

“Jika Anda akan post sesuatu secara online tentang Anda dan orang lain, Anda harus sadar kalau pesan tersebut akan di-follow – tak hanya oleh bos Anda, tapi juga kolega,” ungkap Kelly Cutrone, pengarang If You Have to Cry, Go Outside. “Saya pernah punya seorang pekerja magang yang bercerita di blog-nya tentang pengalaman bekerjanya yang mirip film The Devil Wears Prada: bekerja sebelas jam dalam sehari [lie!], tanpa waktu makan siang yang layak [lie!], dan dilarang membawa camilan ke kantor [lie lie lie!], Saya langsung memarahi dia selama lima belas menit, lalu menyuruh dia untuk menghapus blog tersebut, atau kalau tidak, saya akan menuntut dia karena telah melanggar non-disclosure agreementyang telah ia tanda tangani.”

Well, dalam hal pacaran pun, Anda mesti memikirkan perasaan si dia dulu kan jika ingin post sesuatu tentang hubungan Anda berdua di social media. Apalagi dalam dunia pekerjaan, di mana Anda benar-benar harus selektif akan apa yang Anda tulis di blog maupun wall. It’s OK to write something positive about clients or events – bahkan Anda bisa mengategorikannya sebagai salah satu cara networking – tapi it’s a big NO NO jika Anda berkomentar yang negatif atau komplain tentang pekerjaan atau seseorang di kantor, apalagi tentang si bos! [initial]

Bagian kedua

Source: Cosmopolitan Edisi Februari 2012, Halaman 207

(Cosmo/miw)

Tag Terkait