Mengembalikan Kejayaan Batik Kudus

Fimela diperbarui 29 Feb 2012, 16:12 WIB

Vemale.com- Lahir di kota Kudus, PT.Djarum merasa memiliki keterikatan khusus pada kota yang dikenal dengan kotanya para wali ini dan oleh sebab itu misi mengembangkan segala kekayaan budaya kampung halaman rasanya sudah menjadi sebuah panggilan.

Sebagai salah satu program Djarum Apresiasi Budaya bersama Galery Batik Kudus mempersembahkan beragam kreasi balutan Batik Kudus melalui sentuhan dua designer muda, Soko Wiyanto dan Yogie Pratama.

Paduan karya-karya busana yang dikemas dalam misi mengangkat sisi tradisi dalam kemasan busana modern melalui pameran dan peragaan busana, dalam acara 'BCA Expo 2012, 55th Anniversary' di Atrium East Mall Grand Indonesia hari Jumat (24/2)

Soko Wiyanto mengangkat tema 'Easthetique' yang menampilkan desain- desain yang menawan seperti pakaian cocktail dress oriental yang dipadukan dengan bahan dan design motif Batik Kudus yang khas bernuansa fauna (kupu-kupu dan burung merak). Sedangkan Yogie Pratama akan mengusung tema 'The Glorious Era' yang menceritakan masa kejayaan heritage Indonesia yang sekarang sudah lebih bisa di terima oleh masyarakat Indonesia dengan menampilkan evening dress dengan paduan motif fauna (kupu-kupu dan burung) dari Batik Kudus yang yang bernuansa modern, perpaduan antara keindahan Batik Kudus dan menggabungkannya dengan bahan lace yang menonjolkan kesan feminin, seksi, dan classy dengan warna dominan hitam, dan coklat tua.

Koleksi Yogie hadir pada 5 koleksi pertama, menghadirkan koleksi busana yang begitu elegan dengan dominasi warna–warna kuat Batik yaitu coklat dan dipadu warna lace Inggris berwarna hitam.

“Mengapa saya mengambil batik warna coklat dengan kombinasi warna hitam, karena saya ingin mengangkat kesan batiknya itu masih terjaga. Mau semodern apapun bajunya kalo batiknya tidak dikasih liat yang asli itu menurut saya masih kurang manteb," ungkap Yogie ditemui tim Vemale seusai Show. Yogie juga menjelaskan kebanyakan motif batik yang diambil mengandung unsur motif burung, seperti merak dan ada juga kupu–kupu, yang merupakan ciri khas dari batik kudus itu sendiri.

"Keindahan dari Batik kudus itu, motifnya memiliki detail yang penuh, sedikit complicated menurut saya," jelas Yogie saat ditanya apa yang istimewa dari jenis Batik Kudus ini. Ketika ditanya mengapa ia memilih warna coklat dalam dominasi warna koleksinya kali ini, ia menjelaskan bahwa untuk warna aslinya lilin batik itu sendiri memiliki warna dasar coklat dan jika target umur anak muda dirasa kurang menyukai warna jenis ini, dapat diakali dengan bermain pada desain model yang bisa menunjang si anak muda itu tidak kelihatan tampak lebih tua.

5 koleksi berikutnya hadir dalam warna yang lebih beragam dan padu padan material bahan yang mewah. Mulai dari biru, coklat, aroma nuansa Cina hadir dalam warna merah, mewakili inspirasi Soko yang diambil dari film drama Cina “Remember of Past Dream”. Yang hadir dalam kebaya berwarna merah dengan aplikasi roknya berhias ruffle yang mewah, melapisi kain batik kudus yang cantik. Desainer Jebolan Lasalle College ini memadu material Tule, satung dan French Lace, dalam koleksinya kali ini. Gaya elegan dan glamour Soko telah banyak memikat para kaum selebriti, sebut saja sang Diva Krisdayanti dan Yuanita, yang telah mengenakan koleksi – koleksinya. Untuk tahun ini, rencananya Putri Indonesia pun akan mengenakan koleksi kebayanya.

Bincang kami terus berlanjut dengan Miranti Serad Ginanjar, mewakili Galery Batik Kudus beliau mengemukakan Pertumbuhan batik di Indonesia menurutnya sangat baik meski begitu tidak dibarengi oleh kaderisasi. Djarum mencoba menampung talent–talent baru dalam membatik di kota Kudus.

"Kami mencoba melakukan Pembudayaan pemberdayaan, yaitu membudayakan untuk memperdayakan kader kader sehingga mereka menjadi usahawan usahawan kecil yang bisa berhasil dalam usaha batik kudus ini," Jelas Miranti.

Dalam wawancara kami, Miranti juga menjelaskan sejarah perkembangan Batik Kudus yang memang dikenal sebagai kota wisata spiritual. Kudus juga Demak tepatnya memiliki pengaruh tiga Sunan ternama; Sunan Kudus, Sunan Kalijaga, Sunan Muria, hingga ada beberapa desain Batik Kudus yang banyak pengaruh dari ajaran Sunan Muria dan Sunan Kudus, Miranti bahkan mengungkapkan bahwa ia menemukan Batik original kudus ini yang masih tersimpan rapi di Belanda.

Sejarah Batik Kudus memang tidak bisa lepas dari namanya tradisi, semangat para pembuat batik Kudus juga diyakini karena menurut mereka membatik adalah bagian dari syiar budaya para wali, itu sebabnya minat dari pengrajin kudus itu tinggi. Pada perayaan ritual Muharam dan ritual Syawal banyak ditumpahkan pada kain–kain batik tersebut yang tentunya berpengaruh pada detail motif–motif Batik Kudus yang rumit.

(vem/ana/bee)
What's On Fimela