Ethnic Contemporer, Parade Show Desainer APPMI

Fimela diperbarui 28 Feb 2012, 09:31 WIB

Vemale.com- Acara yang berlangsung di Assemble Hall Jakarta Convention Center (26/2) ini mengawali rentetan acara yang akan berlangsung pada hari penutupan event akbar ini. Enam belas desainer yaitu Agnes Budhisurya, Wignyo Rahadi, Aarti Pieces of Art, Lia Mustafa, Melia Wijaya, Estrelita Maya Zefanya, Afif Syakur, Handy Hartono, Pinky Hendarto, Oky Wong, Borneo by APPMI Kalimantan Barat, Tedjo Laksono, Dana Rahardja, Poppy Dharsono, Fomalhaut Zamel dan Gregorius Vici menampilkan beragam busana etnik kontemporer.

Show dibuka oleh koleksi Agnes Budhisurya dalam tema Panen. Masih dengan ciri khas Agnes, keindahan kain dalam guratan kuas yang diwujudkan dalam lukisan di atas kain. Kemudian disusul oleh Wignyo Rahadi, Swarnadwipa mengemas keindahan dan kekayaan budaya nusantara yang salah satunya adalah tenun. Detail motif yang unik dari seluruh nusantara menjadi inspirasi dalam koleksi ready-to-wearmodern dengan teknik khas dari Tenun Gaya yaitu teknik Sulam Benang Putus, Salur Bintik, Full Bintik dan motif dari tenun Sikka, NTT dan Papua.

Dalam tema A Touch of The Archipelago, Ariani Pradjasaputra menghadirkan perpaduan busana dipadu dengan koleksi perhiasan nan etnik yang menghadirkan imajinasi dewi – dewi dengan volume – volume besar, seperti kalung yang panjang bak menyelimuti tubuh. Koleksi Lia Mustafa dalam tema LUMIERE 2 By Lia Mustafa yang memadu kain tradisional dengan teknik sulam dan beberapa aksen hias. Sementara koleksi Melia Wijaya dengan tema Jatayumenghadirkan teknik potongan kain yang disusun rapi, memadukan motif dan warna. Koleksi Estrelita Maya Zefanya terinspirasi oleh siluet kebaya dan lilitan kemben, dikawinkan dengan etnik Spanyol (tarian Flamenco) dengan detail zipper, sesuai dengan tema yang dipilih yaitu "Zip Rosa".

Mengambil tema Simply Versatile, Afif Syakur menghadirkan koleksi dengan konsep casual yang juga dapat digunakan untuk kesempatan khusus (cocktail/evening). Desain cutting, motif, dan warnanya casual, namun cukup glamour untuk pesta. Aroma pesona negeri Cina menonjol dari koleksi Handy Hartono, dalam tema Dragon Year, dalam bahan – bahan batik berwarna merah, satu hal yang mendominasi adalah motif Naga dalam bermacam warna dan teknik. Pinky Hendarto hadir dalam Heaven of the Sea, yang mengajak kita menyelami keindahan alam bawah laut Indonesia, seperti Taman Laut Bunaken, Karimunjawa dengan warna-warni flora dan faunanya yang fantastis.

Para model saling berbincang, tertawa dan saling menyapa, koleksi Oki Wong dalam tema Miss D menghadirkan koleksi yang sangat bergaya muda dan energik yg diilhami dari kehidupan dunia anak-anak. BORNEO by APPMI Kalimantan Barat hadir dengan tema Ethnic Contemporer, menciptakan koleksi dalam keindahan kain – kain khas Kalimantan Barat yang kaya akan kain-kain tradisional, salah satunya adalah tenun dari Putusibau, Kalimantan Barat. Kain Tenun ini dipadukan dengan bahan tafeta berwarna cerah, pemakaian uring digunakan bahan bermotif , terinspirasi dari baju tradisional suku Dayak. Aksesories memakai manik-manik yang juga merupakan kerajinan khas suku Dayak, Kalimantan Barat. Koleksi Tedjo Laksono hadir selanjutnya dalam tema Batik in Harmoni yang mengangkat motif batik dari Wonosobo. Sweet Seduction dihadirkan oleh Dana Rahardja, menggambarkan sebuah garden party, dihias dengan bunga-bunga berwarna pastel, gadis-gadis muda berdandan dengan sedikit sentuhan gaya tahun 60an, yang bercanda-canda dan flirting.

Poppy Dharsono menghadirkan koleksi wastra nusantara yang digubah menjadi taste Eropa dalam jas – jas panjang, dress, dan bolero yang mewah. Dilanjutkan oleh Fomalhaut Zamel dalam tema Complicatedmenggambarkan keadaan kehidupan sekarang ini yang menjadi tumpang tindih, morat marit dan suasana yang panas membuat emosi menjadi meluap-luap dan tidak stabil. Semua keadaan ini dapat dilihat dari desain koleksi ini yang asimetris, unfinished dan bervolume.

Koleksi Gregorius Vici dalam Eclectic Geometric menutup parade show para desainer anggota APPMI ini. Koleksinya menggambarkan kekuatan garis geometris dengan cita rasa tradisional yang kental, untuk mewujudkan secara sempurna, digunakan etnik, katun polos, chiffon sutra print, chiffon sutra polos untuk mendukung desain dengan tampilan modern dan sebagai hasil akhirnya tak lain adalah busana ready-to-wear dan street wear.

(vem/ana/miw)