Eksplorasi Eklektik 'Psychedelic Slang'

Fimela diperbarui 27 Feb 2012, 16:19 WIB

Vemale.com- Menampilkan Deden Siswanto, Eny Ming, Ghea S. Panggabean dan Defrico Audy, keempat desainer yang berbagi panggung ini merangkum koleksi apiknya dalam fashion show bertajuk Psychedelic Slang

Mengawinkan folklore, urban dan multi era merupakan ciri dari Deden Siswanto, busana karyanya tampil kontemporer dengan sentuhan vintage dengan konsep gaya tumpuk yang chic dan padu padan. Di IFW 2012, Deden menampilkan tema Debutante Delight. Koleksi ini terinspirasi dari pertemuan dua budaya yaitu busana kerajaan Jawa dan busana Eropa di jaman kolonial. Material katun, corduroy, kanvas, linen dan voile diolah dengan cerdas ke dalam deretan busana yang menarik. Teknik hand print, digital print dan bordir tangan ikut melengkapi keseluruhan desain. Sepatu didukung oleh koleksi Yongky Komaladi.

Melalui labelnya MING, Eny Ming memamerkan desain yang bold, edgy dan tidak banyak detail. Tema Re-Construction adalah tema yang diangkat Eny Ming di IFW 2012. Potongan di koleksi ini menyimbolkan puzzle kehidupan. Potongan bahan disusun sedemikian rupa dengan susunan yang artistik pada siluet yang 'rileks'. Dalam patchwork, material wool dan katun berpadu harmoni dengan jersey dan sheer. Aura androgini tertangkap karena berbagai elemen maskulin yang dibungkus dengan aura feminitas,

Ghea S.Panggabean yang memiliki ciri khas desain bergaya hippies dengan potongan longgar ini kini hadir mengemas gaya Cina Peranakan. Dalam tema 'Orientalism', desainer yang telah lama malang melintang di dunia fashion Indonesia ini memasukkan unsur budaya China yang telah banyak mempengaruhi budaya Indonesia. Mulai dari keramik China peranakan, bordiran, sulaman Padang hingga kebaya encim dengan bordir naga atau kupu-kupu. Ghea kembali memamerkan kekuatannya mengolah motif print dengan mengaplikasikan print tangan pada bahan tulle, organza, velvet yang kemudian dibordir dan diberi manik-manik. Desainer yang telah memiliki 6 buah label termasuk label anak-anak dan Pria ini menjadi salah satu desainer yang paling ditunggu di IFW 2012.

Nama Defrico Audy mengingatkan kita pada desain yang kaya budaya dengan siluet yang berani. Setelah sebelumnya sukses mengolah kekayaan budaya Kutai Kartanegara, kini Audy beralih ke Sumatera Selatan. Lewat koleksi bertajuk Wong Kito Cino, Audy mengolah kebudayaan dan adat istiadat bangsawan Sumatera Selatan pada jaman Kerajaan Sriwijaya. Pada jaman itu, pengaruh etnis China tampil sangat kental.

Dengan material utama songket, tulle, french lace, thai silk, satin duchess dan chiffon silk, Audy memamerkan busana yang memikat. Berbagai pieces yang dapat dipadu padan dapat ditemukan di koleksinya seperti jaket, bolero, vest, cardigan, skinny pants, pencil skirt hingga tube dress.

(vem/ana/bee)
What's On Fimela