Vemale.com- Pembukaan event akbar ini dibuka resmi oleh empat kementerian yaitu Menteri Perindustrian, Perdagangan dan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Acara yang digelar selama 4 hari ini menghadirkan ragam kegiatan mulai dari exhibition, talkshow serta fashion show yang menghadirkan bakat – bakat terbaik dunia fashion Indonesia dengan melibatkan 400 brand, 200 designer yang siap berpartisipasi.
Show perdana dibuka oleh desainer tamu asal Siria, Omar Matini, menghadirkan koleksi F.Collection dengan rancangan seksi dalam detail mewah melengkapi pribadi eksklusif wanita modern dan feminim. Dalam tema rancangan yang Glitz DesireMatini hadirkan pilihan busana terusan feminin dengan potongan seksi. Beberapa detail yang penuh kilau seolah menjadi ciri gaya glamour desainer besutan fashion TV ini. Hadir dalam warna - warna pastel, kesan luks dan elegan tampil dalam permainan detail hias, aplikasi manik, batu dan bulu. Mengangkat lekuk garis tubuh wanita yang indah memang ditampilkan sangat kuat oleh produk fashion berlabel Matini yang telah mendunia, di Eropa, Amerika, dan Timur Tengah ini.
Show kemudian berlanjut dengan penampilan desainer – desainer APPMI bertajuk Afflair Flair by Designer's Parade, menghadirkan koleksi Cocktail wear – Show Parade.
Jazzy Pasay mengangkat tema Ilalangmengintrepretasikan keindahan hamparan ilalang di sawah yang menghijau kecoklatan menjadi sumber inspirasi IFW 2012 ini. Dalam gaun panjang nan anggun, bolero dengan teknik tumpuk menjadi salah satu bagian tampilan yang menarik dalam koleksinya.
Berlanjut ke koleksi Elok re Napio yang menggambarkan eleganitas keindahan, kemakmuran dan kesejahteraan daerah Jawa masa lalu yang dimunculkan dalam kebaya dengan menghadirkan warna – warna kemakmuran yaitu warna – warna mineral antara lain warna logam mulia emas, perak dan warna lain seperti tembaga, hitam putih seperti mutiara. Siluet dan detil mengarah ke tradisi kebaya namun dengan sentuhan modern.
Ferry Daud dalam Touch of Minang menampilkan kebaya etnik yang diberi sentuhan modern, dipadu songket minang yang dijadikan rok, dan ditambah aksen payet, mutiara dan Kristal. Show berlanjut dengan menampilkan koleksi Alea Shoes by Komelia Ersan dan dilanjutkan koleksi Evening Wear by Grace Fenny dalam gaun malam broken white diperapik dengan hiasan monte dan aksen pita yang juga terlihat pada koleksinya kali ini. Zaenal Songket menggambarkanLangit Biru di Sriwijayadengan koleksi songket yang dipadu dengan bahan berwana biru, menghadirkan keelokan nan elegan wanita melayu.
Koleksi Jimmy Fei Fei mengambil garis rancangan ala wanita gipsi dengan rok melebar dan garis leher Sabrina serta aplikasi ruffle yang mempertegas tampilan. Koleksi Denny Djoewardy dalam Sawunggaling mengambil inspirasi tokoh dari nama yang sama, yang gemar menyabung ayam, dengan warna merah dan hitam mendominasi gaun – gaun berwarna merah maroon, dengan penghias kepala tanduk yang meliuk ke atas. Joko Sasongko hadir dalam Neo-Ethnique, menampilkan pola dan motif ukit yang ditemui pada bahan – bahan tradisional menjadi inspirasi desain kebaya modern tanpa membuang kesan etnik.
Tiga perancang terakhir menutup parade show adalah Geraldus Sugeng, Harry Ibrahim dan Marga Alam. Dalam tema Naturegraphy, Geraldus Sugeng memadu detail yang bertumpuk dan bersifat tidak beraturan menghasilkan efek detail yang menarik. Elemen alam dipadu dengan kontruksi pola, memadu bahan kaku dengan bahan tipis menghasilkan kontur perspektif siluet. Penggunaan bahan shantung silk, sifon glitter maupun taffeta silk dengan bahan pendukung Chantelly Tule brokat dipadu siluet ringan modern dan elegan menghasilkan gaun malam atau koktail dengan teknik handcraft payet dan susunan tali.
Koleksi Harry Ibrahim mengangkat tema Coronation, dramatisasi prosesi pemahkotaan ratu (Coronation) dalam imajinasi pernikahan. Sementara Marga Alam yang menjadi show penutup mengangkat tema Romancing World dengan gaun malam dalam siluet berbentuk body fit, rok mini, span, model mermaid dan ball gown yang indah.
(vem/ana/miw)