Jenny Jusuf: Tak Boleh Terperangkap Dalam Kata 'Harus'

Fimela diperbarui 10 Jan 2012, 16:58 WIB

Vemale.com-

Chatty Chantal:JENNY JUSUF

Chantal (CH): If you have the opportunity to choose your sex, what would it be and why?

Jenny Jusuf (JJ):"I would choose to be a female. Absolutely. Actually, I wish I had the opportunity to choose my birth country."

CH: Apa yang Jenny paling nikmati sebagai perempuan?

JJ:"Saya bisa pakai rok dan berdandan saat saya merasa butuh tampil cantik. Saya juga sangat menikmati didekati oleh laki-laki. Saya belum menjadi ibu, tapi kesadaran bahwa rahim ini bisa menjadi rumah bagi calon bayi rasanya sangat luar biasa."

CH: Kenapa Jenny merasa tidak seperti perempuan pada umumnya?

JJ:"Karena saya bisa merasa utuh tanpa kehadiran seorang pendamping. Saya tidak suka mengatakan sesuatu dengan maksud berkebalikan. I'm not that into games and when I decide to jump into one, I read the terms and conditions carefully. Most of the times I feel very comfortable just being me. I don't dress to impress other women. If I don't like being in certain situation, I simply leave. I don't say A to get B or Z. I speak my mind, I know what I want, I know my priorities. Stuff like that. Most women don't do that."

CH: Perempuan Indonesia, dibatasi oleh norma dan struktur sosial. Pernah merasa kesal atau bahkan frustasi karena situasi ini?

JJ:"Sangat sering."

CH: Bagaimana Jenny melihat perempuan Indonesia saat ini? menjadi lebih baik atau bahkan mengalami kemunduran?

JJ:"Saya melihat (sebagian) perempuan Indonesia mulai punya keberanian untuk 'membebaskan diri' dari belenggu norma dan struktur sosial. Saya salut pada perempuan-perempuan ini karena tantangan yang mereka terima sama sekali tidak gampang. Barangkali kita bisa dengan mudah tutup telinga terhadap omongan orang, tapi kalau omongan itu datang dari keluarga sendiri?"

CH: Apakah Jenny merasa sudah mandiri saat ini?

JJ:"Ya."

CH: Buat saya, menjadi mandiri adalah pilihan. Kepuasan seperti apa yang diperoleh ketika mandiri?

JJ:"Saya sangat bangga karena bisa menghidupi diri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Kepuasan terbesar saya, lucunya, justru datang dari hal-hal sederhana seperti pulang ke rumah dan sadar bahwa tempat tinggal tersebut merupakan hasil kerja keras saya. Mandi dengan air yang saya bayar sendiri. Nonton televisi dengan listrik yang saya bayar sendiri. Masak dengan gas yang saya beli sendiri."

CH: Saat sebagian perempuan gencar mencari pasangan hidup, Jenny justru terlihat santai. Apakah menikah menjadi pilihan?

JJ:"Saya ingin menikah. Kapan? Belum tahu. Saya santai karena saya tahu saya belum siap menikah. Saya percaya semua akan terjadi kalau memang sudah waktunya. Satu lagi, buat saya pernikahan bukan stempel ikatan sehidup-semati. Marriage, to me, is not a lifetime commitment. I'll be willing to let it go when the time comes. Jadi, kalau untuk melepaskannya pun saya nggak keberatan, kenapa mesti panik ketika itu belum terjadi?"

CH: Bagaimana hubungan perempuan dan laki-laki yang ideal menurut Jenny?

JJ:"Hubungan yang ideal adalah ketika sang perempuan dan sang laki-laki menjadi 'cermin' bagi satu sama lain. Waktu mereka bisa menatap satu sama lain dan menemukan refleksi diri mereka di sana. Saya tidak percaya dengan konsep 'pria dan wanita seharusnya saling melengkapi' karena saya percaya sebagai manusia yang dilahirkan sendiri-sendiri, kita bisa menjadi lengkap tanpa harus bersanding dengan orang lain."

CH: Perempuan harusnya.

JJ: "tidak terperangkap dalam kata 'harus'."

(vem/bee)
What's On Fimela