Maylaffayza: Saya Jatuh Cinta Pada Biola

Fimela diperbarui 05 Sep 2011, 10:38 WIB
Vemale.com - Chatty Chant: Maylaffayza Bagi saya, perempuan ini istimewa.. Ia seorang pemain biola, ia pecinta gaya hidup sehat dan jatuh cinta pada olahraga lari, dan seringkali membuat saya kagum dengan segala pemikirannya yang abstrak maupun nyata saya rasakan dalam kehidupan sehari-hari.. The talented Maylaffayza… Chantal (Ch): What makes you fall in love with violin? Maylaffayza (My): "Hmm.. to be honest, I didn't know why. Waktu kecil gak berpikir banyak, kalau suka, ya suka aja. Paman saya memberi saya biola waktu saya kecil, saya lalu jatuh cinta. Padahal saya gak pernah lihat orang memainkan biola sebelumnya. Saya lalu letakkan biola di samping tempat tidur saya, supaya bangun pagi, biola yang pertama saya lihat, dan tidur di malam hari, biola adalah yang terakhir saya lihat. Kemudian belajar dengan beberapa guru biola sampai dewasa, dijalani dengan komitmen. Saat dewasa, saya tetap tidak pernah memikirkan kenapa saya mencintai dunia saya dengan biola. Cinta mungkin tidak butuh penjelasan ya.. hahaha.." Ch: Do you consider yourself as a unique musician? My: "I do. Walaupun pemain biola bukan hanya saya di Indonesia, tapi yang terjun ke arena showbiz dan music industry dengan konsep tertentu di berbagai aspek, mungkin sejauh ini baru saya." Ch: Apakah sudah merasa diterima dengan baik di pasar yang mengutamakan aliran mainstream seperti pop? My: "Saya merasa diterima oleh masyarakat. Saya melihat antusiasmenya melalui berbagai social media yang telah saya aktifkan sejak 2005. Namun hal ini memang tidak menjadi studi dan pengamatan pelaku industri, karena saya sendiri yang berhubungan dengan penggemar saya satu persatu. Jika pertanyaannya apakah saya sudah diterima dengan baik oleh pelaku industri musik, saya bisa bilang belum. Namun perlu diingat, itu bukanlah sebuah kesalahan dari pihak pelaku industri, karena yang mereka ketahui secara bisnis adalah bagaimana memproduksi dan mengkapitalisasikan penyanyi atau band dalam ranah mainstream. Jadi ini lebih masalah knowledge dan experience. Tentu mereka akan melakukan bisnis dari knowledge yang mereka ketahui dan miliki jam terbang, dan tidak akan mengambil resiko berbisnis terhadap sesuatu yang mereka tidak miliki baik secara knowledge dan jam terbangnya. Saya anggap itu very human, dan normal. Jadi saya harus mengumpulkan pihak-pihak yg bersedia berjalan bersama saya. Baru bersedia saja, itu sudah baik bagi saya. Ini negara berkembang, perjalanan saya masih jauh, harapan masih banyak, peluang sangat besar." Ch: Fayza kan sering tampil di luar negeri. Apa perbedaan dari audience di sini dan di luar negeri? My: "Audience akan selalu unik bagi saya di manapun saya berada. Show saya di dalam negeri juga ada yang sudah memiliki audience yang ekspresif dan atau apresiatif hampir seperti jika ditonton masyarakat negara maju. Namun, yang unik diamati juga adalah apresiasi terhadap pandangan profesi sebagai violinist di dalam negeri dan di luar negeri berbeda. Masyarakat di luar negeri menghormati violinist tidak hanya dari segi artistry, tapi dari segi profesionalisme, ada sense of acknowledgement dari masyarakat di sana karena mereka tahu bahwa untuk mempelajari bahkan berprofesi sebagai violinist adalah sesuatu hal yang sangat tinggi tantangannya dan you must earn the skill, must earn the knowledge and be dedicated to it like any other profession. Bukan hanya dalam ranah hobby, ranah main-main semata. Di sini saya sering diperkenalkan oleh orang lain sebagai "oh ini Maylaffayza itu loh yang suka main biola". Bukan diperkenalkan sebagai Maylaffayza yang pemain biola, yang berprofesi sebagai pemain biola. Itu dua konteks yang sangat besar bedanya. Pengertian ini saja belum disadari di masyarakat, karena dipikir ini bukan profesi, sesuatu yang cukup dilakukan sambil main-main dengan pendalaman sebatas hobi. Kenyataannya, untuk menguasainya saja butuh ilmu dan dedikasi tinggi. Dan dalam dunia profesionalisme, ya disertai kemampuan di level profesional, sama dengan profesi lainnya. Pengertian ini biasanya ada di negara maju, dan belum di negara berkembang seperti Indonesia." Ch: Apakah apresiasi terhadap musik Fayza sudah sesuai ekspektasi? My: "Saya harus jujur kalau belum sesuai ekspektasi saya. Tapi ini bukanlah masalah baik buruk, ini hanyalah mengenai proses yang harus saya lalui. Saya ingat sekali bahwa ini adalah negara berkembang. Kondisi budaya, pendidikan, bahkan ekonomi dan politikpun berpengaruh kepada perkembangan industri musik umumnya dan khususnya bagi solo violinist seperti saya. Saya yakin dengan pilihan saya untuk sabar dan terus membuka pintu-pintu yg belum terbuka, semua akan terus berkembang. Sejauh ini sudah terbukti bahwa apresiasinya meningkat, saya bisa melihat itu dari penggemar saya di social media yang kerap berkomunikasi dengan saya. Some of them are even a loyal fans for years. Saya optimis apresiasi akan terus meningkat, dan ini bukan omong kosong belaka. We'll see :)" Ch: How do you define success? My: "Sukses bagi saya adalah saat saya bisa mengoptimalkan semua potensi diri saya." Ch: Who's your biggest supporter in life? My: "My husband, my parents, my teachers and my friends. All of their support compliment each other." Ch: Ternyata supporternya banyak yaa :) Young, Beautiful, Slim, Talented and Famous. Do you feel your life is complete? My: "You make it sound as if I'm perfect...and I love the idea :) But I'm not perfect. Is my life complete? I would say yes. But do I want more of life? I would say: definitely! I want it more :)" Ch: Apa mimpi terbesar Fayza? My: "Dulu saya bermimpi having an international success in my musical career, the dream is still alive. Tapi saya sekarang fokus dengan apa actions yang saya bisa lakukan at the present moment. That, so I'm grounded and rooted while I'm reaching the stars :)" Ch: Perempuan mandiri utk Fayza adalah.. My: "A woman who is in charge of her own happiness." (vem/bee)