Merdeka Batinku!

Fimela diperbarui 14 Agu 2010, 07:02 WIB
Vemale.com - Beberapa hari lagi kita akan memperingati hari kemerdekaan tanah air tercinta. Duh, senangnya sudah tidak dijajah lagi. Tidak ada yang menyuruh kita kerja paksa, tidak ada pula yang mencuri hasil usaha. Pokoknya senang deh.... Eit, tunggu, jangan keburu senang dulu! Seseorang bisa saja tampak begitu bebas, namun siapa yang tahu bahwa batinnya masih digelisahkan oleh banyak hal yang masih mengikat dan menyiksa. Pusing karena pacar makin cuek? Sudah usaha ini-itu, eh si pacar tetap saja cool. Apa sih maunya? Grrr... Harus bagaimana lagi agar pacar mau melirik sedikit saja. Anda bahkan rela tidak potong rambut (padahal gerahnya bukan main) demi dia. Apapun deh demi dia. Semuanya sudah dituruti. Wah..wah... tingkah laku atas nama cinta yang tak asing lagi bukan? Seberapa banyak dari Anda yang juga beraksi begitu? Hayo, ngacung! Alasannya sih klasik, "demi cinta..." Masalahnya saudara-saudara, cinta itu bukan begitu. Cinta tidak mengekang, melainkan memberi kebebasan dan kepercayaan. Kalau pacar nuntut ini-itu atau Anda sendiri yang rela berkorban ini-itu, maka...maaf...itu bukan cinta, itu penjara. Lagian mengapa juga Anda mau mengikatkan diri dengan seseorang yang jelas-jelas (sekali lagi jelas-jelas) tidak menghargai Anda seutuhnya? Masak Anda tidak mencium bau dinding-dinding penjara dalam kalimat, "rela tidak potong rambut", "semuanya... dituruti", atau "apapun demi dia" di atas? Saya jelas menciumnya. Berapa kali hati Anda gelisah karena tingkah laku pacar atau tuntutan darinya? Berapa kali Anda merasa tertekan karena tak bisa memesan menu sesuai keinginan (pacar terus yang milih)? Berapa kali Anda ngomel karena pacar terlambat menjemput (padahal kalau nggak mau telat, Anda kan bisa pergi duluan)? Berapa kali Anda menolak untuk mandiri dan lebih memilih tergantung pada pasangan? Nah, Anda sudah sampai....sebab inilah yang dinamakan penjara. Bisa bebas, namun tak menggunakannya. Bisa berangkat sendiri, namun lebih memilih menunggu pacar (sampai kering), dan masih banyak lagi daftar ikatan yang lainnya. Contoh di atas hanyalah satu saja dari sekian banyak penjara yang ada dalam kehidupan manusia. Tak harus selalu dalam bentuk ruangan berjeruji, penjara itu bisa berarti uang, karir, cinta, pengakuan dari orang lain, kecantikan, tubuh seksi, buah dada besar, obsesi terkenal, dan lain sebagainya. Coba kita periksa sekarang! Apakah pikiran kita terikat sesuatu? Apakah kita merasa gerak-gerik kita terbelenggu karena ada sesuatu yang menghalangi kemajuan kita? Jika hal itu baik, tentu tak mengapa, namun jika menekan batin, maka kini saatnya untuk membebaskan diri. Untuk urusan lapas, polisi punya kuncinya, namun untuk penjara batin, hanya Anda yang punya kuncinya. Semuanya ada pada keputusan Anda, mau bebas atau tidak. (vem/meg)