Menaklukkan Jalanan Beraspal Bersama Longboard Girls Crew Indonesia

Febriyani Frisca diperbarui 19 Nov 2018, 19:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Olahraga merupakan salah satu kegiatan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Olahraga sendiri memiliki banyak jenis dan cabang. Salah satunya adalah olahraga ekstrem.

Selama ini, olahraga ekstrem sendiri kerap dikaitkan dengan kaum laki-laki. Padahal, pada kenyataannya tidak selalu demikian. Olahraga ekstrem juga digandrungi oleh kaum perempuan. Seperti mereka yang tergabung dalam Longboard Girls Crew Indonesia (LGCI), misalnya. 

Tak seperti olahraga yang kerap diminati perempuan pada umumnya, olahraga longboard membutuhkan nyali dan adrenalin yang besar. Menurut Jessica Putri RF Sibarani, salah satu anggota LGCI, untuk bergabung dengan LGCI, yang dibutuhkan hanyalah kesiapan untuk babak bundas dihajar aspal.

"Nggak ada syarat untuk masuk LGCI, pokoknya siap untuk punya koreng saja hahaha," kata perempuan yang akrab disapa Jessica ini saat bertandang ke kantor Fimela.com di kawasan Gondangdia. Kendati begitu, Jessica bukan bermaksud untuk menakut-nakuti. Sebab, terjatuh merupakan konsekuensi yang harus diterima oleh setiap orang yang berkutat dengan olahraga longboard.

Jessica dan Tina. (Fotografer: Deki Prayoga/FIMELA.com)

Terbentuk pada 28 Agustus 2013, LGCI merupakan salah satu komunitas regional dari Longboard Girls Crew global yang berpusat di Spanyol. LGCI didirikan oleh Gemala Hanafiah, seorang surfer andal Tanah Air. Hal tersebut disampaikan oleh Ocha, endorser LGCI.

"LGCI merupakan cabang dari komunitas longboard perempuan international yang bernama Longboard Girls Crew. Dulu Gemala Hanafiah mencari olahraga yang dinilai mirip dengan surfing, karena dia memang surfer. Dan longboard adalah jawabannya. Gerakan longboard sendiri mirip dengan gerakan surfing," jelas Ocha di lain kesempatan.

Tina dari LGCI. (Fotografer: Deki Prayoga/FIMELA.com)

"Lalu Gemala mulai mengajak teman-teman lain untuk mencoba longboard. Latihan bersama di Gelora Bung Karno (GBK), dan mereka mencari lagi informasi tentang komunitas longboard, sampai menemukan komunitas khusus perempuan yaitu LGC. Setelah itu, Gemala dan kawan-kawan kontak LGC pusat dan bergabung dengan nama LGCI," imbuh Ocha.

Secara pribadi, Jessica tertarik untuk bermain longboard dan bergabung bersama LGCI karena galau akibat urusan cinta. "Aku main longboard karena sakit hati, daripada nangis-nangis mending cari kegiatan positif, tadinya aku mau main skateboard, tapi menurutku cederanya lebih berisiko, jadi aku lebih pilih longboard" ujar perempuan yang main longboard sejak 2011 ini.

Di lain sisi, ada Tina Ramona, salah satu anggota yang juga hadir bersama Jessica. Berbeda dengan rekan satu komunitasnya, Tina mengaku jika keikutsertaannya gabung dengan LGCI lantaran diajak teman. "Awal main longboard karena diajak teman, terus ketagihan, minggu depannya datang lagi dan sampai sekarang," kata Tina.

2 dari 2 halaman

Main Longboard Sampai Tua

Jessica dari LGCI. (Fotografer: Deki Prayoga/FIMELA.com)

Setiap perbuatan pasti ada konsekuensi yang harus ditanggung. Termasuk pada olahraga longboard ini. Seperti yang telah disebutkan di atas, berkutat dengan olahraga longboard akan membuat seseorang akrab dengan luka karena jatuh saat memainkannya.

Dalam hal tersebut, Jessica bercerita pengalamannya. "Sekitar tiga tahun lalu aku pernah jatuh yang parah banget, pertama landai tapi lama-lama kenceng juga, dan ternyata papannya terlalu tipis juga, aku langsung lempar badan, kirain sudah sampai rumput, ternyata masih di aspal," kenang perempuan yang juga seorang makeup artist ini berapi-api.

"Jungkir balik, lah, pokoknya, bajunya sih nggak robek, tapi kaki tangan udah parah, setelah itu nggak mau jatoh lagi, nggak mau koreng lagi, jadi mainnya main aman pakai safety gear lengkap," tambah Jessica, peraih 1st Class Women Division Longboard Festival 2014 ini.

Jessica dan Tina. (Fotografer: Deki Prayoga/FIMELA.com)

Menurutnya, pihak keluarga pun tak luput untuk berkomentar ketika melihat dirinya penuh luka karena olahraga yang digeluti. "Papaku, sih, yang berkomentar, kalau dulu pulang aku diam-diam, karena papaku nggak suka anak perempuannya beraktivitas yang cowok banget, tapi setiap pulang menang lomba tuh beliau luluh juga," tuturnya.

"Kalau aku, sih, biasa saja saja, palingan ditanya mau ke mana lagi, sih, hari Minggu keluar mulu," Tina menambahkan.

Kendati berisi para perempuan yang kerap disebut makhluk paling drama, namun Jessica tidak merasakan hal tersebut dari teman-temannya di LGCI. "Kalau aku pribadi, awalnya merasa kayak iri kenapa teman-teman yang lain sudah bisa teknik tertentu dan aku belum bisa, tapi kalau untuk drama yang konflik kami nggak pernah, sih, karena kami seperti keluarga dengan hobi yang sama," ungkap perempuan kelahiran 26 Februari 1988 ini.

Disinggung mengenai perbedaan LGCI dengan komunitas serupa yang ada, menurut Jessica tidak ada perbedaan signifikan. "Menurutku sama saja, hanya namanya yang beda, kegiatan pun tampaknya sama saja, sama-sama main longboard," jawab Jessica.

Longboard Girls Crew Indonesia. (Sumber foto: www.instagram.com/lgcindonesia/)

Dari LGCI, Jessica mengaku telah mendapat banyak hal, termasuk tawaran casting. "Banyak, karena main longboard, aku bisa surfing, aku juga bisa main skateboard, di luar itu, aku bisa lolos casting, padahal kalau ditanya usia, usiaku sudah tua, untung-untungan, sih," katanya.

Dunia olahraga tak jauh dari dunia kompetisi, begitu pula dengan LGCI. "Ikut, tapi baru taraf lokal saja, sih, kalau komunitas yang cowok mereka sudah internasional, karena kalau mereka menekuninya lebih fokus, kalau kami kan karena hobi, jadi kalau menang itu sebagai bonus," jelasnya.

Longboard Girls Crew Indonesia. (Sumber foto: www.instagram.com/lgcindonesia/)

Bagaimana pun, Jessica mewakili LGCI berharap jika LGCI tetap eksis dan beregenerasi setiap waktu. "Mudah-mudahan LGCI tetap berjalan terus, semoga ada yang baru-baru dan yang muda-muda, secara yang lebih muda kan daya tangkapnya lebih cepat daripada kami yang sudah tua," harap Jessica.

Tina sendiri mengungkapkan jika dirinya akan ber-longboard ria hingga tua. "Kayaknya aku bakal main longboard sampai nenek-nenek," kata Tina. "Hahaha kayaknya aku juga, deh, walau dilarang sepertinya akan tetap, namanya juga hobi," Jessica menimpali.

Tertarik untuk ikut menaklukkan aspal bersama LGCI? Yuk, kunjungi media sosial Instagram mereka @lgcindonesia dan temukan banyak info tentang kegiatan terbarunya. Ssst! Mereka kerap meramaikan Car Free Day di Jakarta, lho!