Sudah tiga kali memerankan karakter yang sama, Chelsea tetap menghadapi tantangan dalam perannya di pertunjukan teater yang diadaptasi dari novel penulis hebat, Pramoedya Ananta Toer. (Deki Prayoga/Bintang.com)
Melansir dari Kapanlagi.com, Chelsea menceritakan tantangan yang dihadapinya berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia tempo dulu yang pastinya berbeda dengan bahasa sehari-hari. (Deki Prayoga/Bintang.com)
"Dengan Bahasa Indonesia tempo dulu. Memang kita dari awal sudah pelajarin itu bahasanya. Teater di atas panggung lebih percaya diri dan fokus, prosesnya lama ya, berhari-hari,” ungkap Chelsea Islan. (Deki Prayoga/Bintang.com)
Bukan hanya itu, perbedaannya dengan film adalah dalam pertunjukan teater ini Chelsea harus menyesuaikan dengan musik, tempo, ritme dan hafalan. Berbeda dengan film yang bisa retake, di teater harus tetap berjalan. (Deki Prayoga/Bintang.com)
“Tantangannya bisa menyesuaikan dengan musik, tempo, ritme, dan hafalan. Kalau film, salah bisa retake. Tapi kalau di teater ya nggak bisa retake dan salah. Apa yang sudah diberikan sampai akhir jalani,” lanjut Chelsea. (Deki Prayoga/Bintang.com)
Bicara soal karakter di pertunjukan teater yang bakal hadir pada 17-18 November 2018 nanti, Chelsea berperan sebagai Annelies Mellema, anak dari Nyai Ontosoroh, istri dari Minke. Annelies ini bisa dibilang keturunan pribumi dan Indobelanda. (Deki Prayoga/Bintang.com)
Tidak sendirian, di teater Bunga Penutup Abad ini Chelsea Islan juga bermain bersama dengan Reza Rahadian dan Marsha Timothy. Di tahun 2018 ini, Happy Salma pun menjadi produser di pertunjukan teater ini. (Deki Prayoga/Bintang.com)