Sejarah Soto dan Berbagai Varian Lainnya di Indonesia

Mimi Rohmitriasih diperbarui 13 Nov 2018, 14:25 WIB

Fimela.com, Jakarta Soto merupakan makanan yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Soto juga merupakan makanan dengan varian yang cukup beragam di Indonesia. Di masing-masing daerah, soto memiliki cita rasa yang khas sendiri-sendiri. Soto juga menjadi makanan andalan beberapa orang untuk menu sarapan, menu yang disajikan saat ada acara keluarga atau disajikan saat ada acara resmi.

Bicara mengenai soto yang bisa ditemukan di berbagai daerah di Indonesia, kira-kira daerah mana yang menciptakan soto untuk pertama kalinya?

2 dari 3 halaman

Awal Mula Terciptanya Soto

Soto Lamongan

Melansir dari laman merdeka.com, Denys Lombard seorang penulis buku berjudul Nusa Jawa: Silang Budaya pada jilid ke II mengungkapkan bahwa asal mula soto adalah makanan China yang bernama caudo atau jao to. Pada abad ke 19, makanan ini mulai populer di Semarang, Jawa Tengah yang kemudian tersebar luas ke berbagai daerah atau kota di pesisir Jawa sebelah utara.

Sementara itu, dalam buku berjudul Menyantap Soto Melacak Jao To dari Ary Budiyanto dan Intan Kusuma Wardhani disebutkan bahwa soto berasal dari makanan China yang bernama cau do atau yang artinya rerumputan jeroan atau jeroan berempah. Maksud di sini adalah jeroan yang dimasak bersama bumbu rempah.

Dari masakan yang awalnya berasal dari masakan China ini, soto kemudian mulai berkembang disesuaikan dengan lidah masing-masing masyarakat di tiap daerah. Ada beberapa daerah yang membuat soto dengan kuah bening, kuah kuning dengan tambahkan kunyit serta kuah santan. Penambahan bumbu soto seperti jeruk nipis dan bawang goreng juga menyesuaikan dengan daerah di mana soto dibuat masyarakat lokal di Indonesia.

 

3 dari 3 halaman

Varian Soto di Indonesia

Menu soto ayam. (Foto: Kokiku Tv)

Di Indonesia soto yang berasal dari sajian China ini rupanya memiliki beragam varian. Di Makassar caudo atau soto disebut sebagai coto. Ciri khas dari coto Makassar adalah kuahnya yang pekat karena ada campurna bumbu keluwak di dalamnya. Untuk isianya juga lebih banyak menggunakan jeroan dibandingkan daging.

Untuk soto versi Banyumas atau Sokaraja disebut sebagai Sroto. Ada tambahan sambal kacang, ketupat, bihun, daun bawang, kerupuk, daging sapi atau daging ayam. Mengenai rasa, sroto lebih terasa gurih, manis, pedas dan segar dalam setiap sendoknya.

Di Pekalongan, ada sebutan Tauto. Ini merupakan soto bersi Pekalongan yang terkenal ada campuran tauco di dalamnya. Untuk kuahnya lebih pekat dan kental jika dibandingkan dengan soto-soto lainnya. Untuk rasa tauto lebih gurih dan manis tajam karena bumbu tauco serta kecap di dalamnya. Daging yang sering digunakan adalah daging sapi.

Sementara di Tegal, soto versi Tegal diberi nama sauto. Hampir sama dengan tautu, sauto juga terdapat bumbu tauco di dalamnya. Bumbu inilah yang membuat soto khas Tegal ini terasa lebih manis, asam dan asin.

Yang terakhir adalah soto, ini banyak kita temukan di banyak kota di Indonesia. Di masing-masing kota juga memiliki ciri khas tersendiri. Di daerah Jawa Tengah seperti Jogja, Semarang dan sekitarnya soto memiliki kuah bening yang gurih. Sedangkan di daerah di Jawa Timur seperti Lamongan, Malang dan Surabaya, kuah soto berwarna lebih kuning karena ada tambahan kunyit di dalamnya. Sedangkan soto di Jawa Barat khususnya di Betawi dan beberapa daerah lain seperti Medan, soto memiliki kuah lebih keruh karena adanya penambahan santan kelapa di dalamnya.