YKI Terapkan Empat Pilar Utama Penanggulanan Kanker di Indonesia

Anisha Saktian Putri diperbarui 13 Nov 2018, 12:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Penanggulangan kanker menjadi sangat penting di Indonesia. Menurut WHO jumlah pengidapkanker tiap tahun bertambah 7 juta orang, dan dua per tiga diantaranya berada di negara-negarayang sedang berkembang.

Di Indonesia, kanker menjadi masalah kesehatan yang perlu diwaspadai. Tiap tahun diperkirakan terdapat 100 kasus baru per 100.000 penduduk. Menurut dataGLOBOCAN 2018, dengan populasi Indonesia yang lebih dari 260 juta, terdapat hampir 350.000kasus kanker baru dan lebih dari 207.000 kematian.

Sementara jumlah prevalensi selama 5 tahun adalah sebesar 775.000+ kasus. Adapun menurut WHO (2003) di negara-negara berkembang kasus kanker meningkat secara tajam yaitu lebih dari 50%, dari 10 juta kasus pada tahun 2000 menjadi 16 juta pada tahun 2020.

Prof. Dr. dr. Aru Sudoyo, SpPD, KHOM, FACP selaku Ketua Umum YKI menjelaskan, meningkatnya kasus kanker secara drastis patut menjadi perhatian segenap masyarakat.

"Yayasan Kanker Indonesia mempunyai visi untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulianterhadap penyakit kanker, dan menjalankan misi untuk melakukan segala upaya peningkatanpemahaman publik melalui program sosialisasi tentang pentingnya pencegahan kanker, danmelakukan kegiatan pendukung yang menekankan pada pentingnya deteksi dini kankermengingat kanker dapat disembuhkan jika ditemukan pada stadium dini," paparnya seperti rilis yang diterima.

2 dari 3 halaman

Perawatan harus diperhatikan

Kanker payudara/unsplash

Sementara perawatan terhadap pasien kanker harus terus diperhatikan dari sisi kualitas danaksesibilitas, perawatan paliatif-pun merupakan suatu cara untuk meringankan atau mengurangipenderitaan. Perawatan paliatif sekarang sudah menjadi bagian integral dari pendekatan terapetikterhadap pasien tidak menular seperti kanker.

Perawatan paliatif membantu seorang penderita kanker untuk hidup lebih nyaman sehingga memiliki kualitas hidup yang lebih baik sebagai kebutuhan manusiawi dan hak asasi bagi penderita penyakit yang sulit disembuhkan atau sudah berada pada stadium lanjut.

“Sebagai anggota aktif dari The Union for International Cancer Control atau UICC dalam WorldCancer Congress 2018, Yayasan Kanker Indonesia mencatat empat pilar penanggulangan kankeryang pelaksanaannya perlu didukung oleh kebijakan-kebijakan yang dapat mempercepatterciptanya Perawatan Bagi Semua Orang atau Treatment for All,” ujar Prof. Aru Sudoyo.

3 dari 3 halaman

Empat pilar penanggulangan kanker

Ilustrasi kanker payudara | unsplash.com

Keempat pilar penanggulangan kanker adalah: (1) data kanker yang lebih akurat untuk kebutuhankesehatan publik(2) akses terhadap deteksi dini dan diagnosa(3) perawatan tepat waktu danakurat(4) perawatan suportif dan paliatif.

Pilar pertama perlu didukung kemampuan dan kesungguhan dalam melaksanakan riset yangmendalam secara konsisten. Pilar kedua menjadi penting mengingat kondisi yang ditemukanadalah bahwa hampir sebagian penyakit kanker ditemukan pada stadium lanjut, sehingga angkakesembuhan dan angka harapan hidup pasien kanker belum seperti yang diharapkan meskipuntata laksana kanker telah berkembang dengan pesat.

“Catatan yang perlu mendapat perhatian pada pilar ketiga tentang perawatan tepat waktu danakurat, sebab deteksi dini dapat menyembuhkan kanker, sementara pilar keempat tentangperawatan suportif dan paliatif merupakan proses yang sama pentingnya,” jelas Prof. Aru Sudoyo.

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia perlu memberikan dukungan terhadap perawatan paliatif agar pasien kanker memiliki kualitas hidup yang lebih baik, khususnya dengan melibatkan pemerintah untuk menerapkan ‘Kebijakan Perawatan Paliatif Nasional’, termasuk melengkapi Program Paliatif Andalan dengan Terapi Nutrisi; membangun koalisi advokasi untukmendukung peningkatan perawatan suportif dan paliatif kanker, dan meningkatkan pemahamanmasyarakat dan praktisi kesehatan akan tanda-tanda dan gejala-gejala kanker untuk melakukandeteksi dini dan rujukan yang tepat waktu, sehingga dapat mengurangi permintaan terhadapperawatan paliatif di Indonesia.

Yayasan Kanker Indonesia telah mengadakan program perawatan paliatif di rumah sejak tahun1995 yang berlokasi di Yayasan Kanker Indonesia Lebak Bulus, Jakarta. YKI memiliki potensisumber daya manusia dan memiliki hubungan baik dengan organisasi profesi kesehatan lainnyauntuk memberikan program pelatihan perawatan paliatif untuk pasien kanker perawatan di rumah.

Terkait dengan hal tersebut, Yayasan Kanker Indonesia terus melakukan pengembangan programperawatan paliatif di YKI Cabang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sepanjang tahun2017, YKI telah melaksanakan kegiatan pelatihan di beberapa cabang YKI, yakni Kupang,Palembang, Makassar dan Bandung. Sedangkan di tahun 2018 YKI berencana melaksanakankegiatan pelatihan di Semarang, Jakarta, Tanjung Pinang – Kepulauan Riau, dan Lampung.