Fimela.com, Jakarta Isu kesetaraan dan feminisme sedang banyak dibicarakan, terutama di kalangan perempuan. Di mana secara umum, perempuan ingin disamakan dengan pria dari beberapa hal. Umumnya, dalam soal kesempatan berkarier.
Najwa Shihab menjadi salah satu sosok yang berkembang dalam kesetaraan dan feminisme. Bekerja selama 17 tahun sebagai jurnalis politik dan hukum di sebuah stasiun televisi membuat Najwa Shihab sadar betapa pentingnya bagi perempuan untuk menjadi setara dengan pria ketika menjalani profesinya.
Namun bagi Najwa Shihab kesetaraan dan feminisme tidak bisa hanya sekedar menjadi topik pembicaraan. Perlu juga diterapkan bagi perempuan dan sesamanya. Terkadang, perempuan cenderung akan merendahkan diri ketika terjun di dunia yang didominasi oleh pria.
"Tantangannya ada di diri sendiri. Kita tidak akan bisa mengubah orang lain kalau tidak mengubah persepsi terhadap diri sendiri. Perempuan kadang suka merendah diri sendiri. Cenderung tidak mau menunjukkan kemampuannya. Yang dibutuhkan perempuan adalah saling menguatkan," ujar Najwa Shihab ketika ditemui di Indonesia Women's Forum.
Ya, terkadang sesama perempuan pun saling sikut untuk menjadi yang terbaik. Padahal seharusnya sesama perempuan bisa saling memperbaiki, menguatkan, dan mendukung dalam kondisi apa pun. Sehingga perempuan bisa berani mengambil keputusan yang tepat.
Perempuan harus berani mengambil keputusan
Najwa pun pernah mengalami proses di mana ia takut dan sulit untuk mengambil keputusan. Kala itu, Nana, sapaan akrab Najwa Shihab, memutuskan untuk berhenti bekerja di stasiun televisi dan membangun Narasi TV.
"Kita berubah, berhenti, ya kita selesai. Harus berani melakukan sesuatu. Jangan takut terantuk karena kamu akan terbentuk," tambahnya.
Najwa sendiri terbentuk menjadi sosok jurnalis yang begitu lugas dan tegas ketika menyampaikan fakta. Keberanian Najwa melakukan hal ini juga dibarengi oleh rasa takut. Di mana ia takut informasi yang disampaikan adalah salah dan menjadi kebablasan.
Meski demikian, perempuan harus tetap mampu memilih semangat dan menjadi keras kepala untuk mewujudkan apa yang mereka inginkan. Tidak ragu menunjukkan ambisi selama memiliki kemampuan.
Sehingga perempuan bisa mendapatkan posisi bukan karena keberuntungan dan belas kasihan melainkan karena kerja kerasnya yang memberi efek bagi orang lain.