Fimela.com, Jakarta Istilah "green beauty" mungkin sudah akrab di telinga, tapi tak sekedar itu saja, terdapat istilah "blue beauty" yang tak kalah penting bagi keselamatan lingkungan.
Membutuhkan waktu dan perjuangan panjang untuk meningkatkan kesadaran akan keselamatan lingkungan lewat kebiasaan kita pada penggunaan produk kecantikan. Jika selama ini kita sudah mulai sadar akan pentingnya menggunakan produk ramah lingkungan yang baik mudah di daur ulang seperti mengurangi penggunaan plastik dan lainnya.
Tapi ternyata agresi lingkungan yang disebabkan oleh produk kecantikan tak sekedar pada kemasan plastik yang sulit di daur ulang saja. Namun, formulanya kerap memberikan efek buruk bagi alam. Seperti yang kini sedang dikampanyekan adalah mengenai kampanye "blue beauty".
What's On Fimela
powered by
Lestarikan lingkungan dengan lakukan
Apa itu "blue beauty?"
Gerakan "blue beauty" dikampanyekan oleh founder Beauty Heroes, Jeannie Jarnot yang memiliki inisiasi untuk menciptakan planet yang biru dan lebih baik. Dalam kampanyenya ini, Jarnot dan Kapua Browning yang merupakan founder dari Honua telah melakukan aksi nyata dengan membersihkan pantai di Oahu, Hawaii, dengan hasil menakjubkan. Sebanyak 400 kg sampah plastik terkumpul hanya dalam waktu beberapa jam saja.
Bahkan tak hanya sampah saja, Hawaii juga mulai melarang beberapa jenis sunscreen dengan kandungan kimia oxybenzone dan octinoxate, untuk menjaga kelestarian laut.
Yang membedakan "blue beauty" dan "green beauty"?
Seperti yang dilansir dari Posugar.com, terdapat perbedaan antara "green beauty" dan "blue beauty". Green beauty lebih mengutamakan akan bahan-bahan yang baik, dengan proses penanaman, manufaktur, produksi, dan distribusi, yang aman dan ramah lungkungan. Sedangkan Blue beauty, lebih mengutamakan akan kelestarian laut dengan upaya pemeliharaan dan pencegahan.
Sejauh mana produk kecantikan dapat merusak lingkungan?
Sahabat Fimela tentu berfikir sejauh apa efek yang bisa ditimbulkan produk kecantikan sehari-hari bagi lingkungan? Pertama, packaging merupakan sumber masalah bagi alam, apalagi jika kemasan tersebut tidak dapat didaur ulang dan pada akhirnya dapat menjadi sambah bumi dan merusak eksositem alam. Selain itu, kandungan kimia pada formula produk juga dapat merusak eksosistem terutama laut. Seperti kandungan oxybenzone dan octinoxate yang dapat meluruhkan warna karang alami pada laut.
Apa yang harus dilakukan untuk melindungi alam dari kerusakan?
Yang pasti, sahabat Fimela harus mulai bijak dalam memilih produk kecantikan. Pastikan untuk menggunakan formula dan perhatikan jenis kemasan produk tersebut. Usahakan untuk selalu menggunakan produk-produk yang ramah lingkungan sehingga tak hanya kulit dan tubuh saja yang cantik terawat, namun alam pun dapat senantiasa terjaga.