Fimela.com, Jakarta Buku adalah jendela dunia. Demikian pepatah berkata. Namun, pada kenyataannya, buku lebih dari itu. Seperti narkoba yang memiliki zat adiktif, buku juga sesuatu yang candu candu. Tak heran jika ada orang yang begitu addict dengan buku. Mulai dari membaca banyak buku dalam waktu relatif singkat hingga tidur bersama buku. Apakah kamu salah satunya?
Ya atau tidak, tentunya bergumul dengan buku dan menjadi golongan pembaca buku tentu tak lebih hina dari menjadi pecandu narkoba. Mengutip beberapa studi yang dihimpun dari Lifehack.org, membaca memiliki sejumlah manfaat. Seperti mengurangi stres, meningkatkan ketajaman memori, meningkatkan kemampuan berpikir analitis, meningkatkan konsentrasi, dan memberi ketenangan.
Dengan segudang manfaat yang dihasilkan dari membaca buku, tidak heran jika banyak orang yang hobi baca kemudian bergabung atau membuat sebuah wadah atau komunitas. Salah satunya yakni Komunitas Pecandu Buku garapan Fiersa Besari dan Aulia Angesti, dua pemuda asal Kota Kembang, Bandung.
Berawal dari keresahan terhadap budaya membaca yang semakin memprihatinkan di era digital seperti saat ini, Fiersa dan Aulia bergerak untuk membuat sebuah komunitas bernama Komunitas Pecandu Buku (KPB). Dibentuk pada 18 Juli 2015, KPB memiliki tujuan untuk menyebarkan virus membaca di kalangan anak muda khususnya di Indonesia dan turut andil untuk mencerdaskan sesama pada umumnya.
Untung menjangkau anggota lebih luas lagi, KPB menggunakan media sosial Instagram @pecandubuku, yang kala itu dianggap efektif karena ramai digandrungi anak muda di Indonesia. Terbukti dari jumlah followers akun Instagram KPB yang tiap hari kian bertambah dan hingga Oktober 2018, followers KPB telah mencapai 133 ribu lebih.
Tak sekadar di dunia maya, secara offline, KPB juga memiliki anggota aktif sekitar 500 orang. "Anggota Komunitas Pecandu Buku sudah mencapai sekitar 500 orang yang tersebar di berbagai kota di Indonesia dan bahkan luar Indonesia," kata Aulia Angesti.
Kendati demikian, untuk masuk ke dalam komunitas ini tak bisa sembarangan. Setiap calon anggota harus menyerahkan tulisan berupa ulasan buku. Nantinya, ulasan buku tersebut akan diunggah di akun Instagram KPB. "Buku apapun bisa diulas. Asal tentu saja buku itu sudah dibaca oleh pengulasnya, kebanyakan, sih, mengulas novel," jelas perempuan yang kini bergelut di bidang wedding organizer ini.
Namun, saat ini, KPB tengah menutup penerimaan anggota dengan alasan ingin memperbaiki regulasi keanggotaan hingga waktu yang belum ditentukan.
Kegiatan Komunitas Pecinta Buku
Untuk mewujudkan visi dan misi, KPB kerap mengadakan kegiatan positif yang berkaitan dengan literasi, baik di dunia maya maupun di dunia nyata. Seperti misalnya sayembara menulis, diskusi, talkshow dengan mengusung berbagai tema, hingga membuka lapak baca gratis di berbagai kota di Indonesia. Seru, bukan?
Dan ke depannya, KPB akan terus melebarkan rencana kegiatan untuk meningkatkan minat dan kesadaran masyarakat akan pentingnya membaca buku. Sebab, menurut perempuan kelahiran 23 Oktober 1992 ini, minat baca anak orang-orang Indonesia terbilang rendah dan hal itu membuatnya prihatin.
"Merujuk pada data hasil penelitian Perpustakaan Nasional tahun 2017, rata-rata orang Indonesia hanya membaca buku 3-4 kali per minggu, dengan durasi waktu membaca per hari sekitar 30-59 menit. Berbanding lurus dengan survey yang dilakukan UNESCO pada tahun 2012 terhadap minat baca di 61 negara, Indonesia hanya 0,001 persen dan menempati peringkat kedua terendah dari negara yang disurvei," jelas alumni Universitas Pendidikan Indonesia, jurusan Bahasa dan Sastra Inggris ini.
Aulia menambahkan, "melihat data ini, jujur aku sendiri prihatin. Bagaimana tidak? Minat baca yang rendah ini tentu saja akan berimbas pada prilaku orang Indonesia sehari-hari. Karena malas baca dan menelaah, seringkali kita lihat bahwa banyak orang Indonesia yang mudah termakan hoax atau terprovokasi isu-isu yang belum jelas kebenarannya. Pengaruhnya pada anak muda, yang tentunya kadang belum bisa berpikir jernih dan masih labil, mereka jadi mudah terhasut dan tersulut emosinya. Bagaimana Indonesia mau maju jika anak mudanya saja masih meributkan hal yang tidak jelas?," imbuhnya.
Selaras dengan mewujudkan visi dan misi, KPB juga tak lupa untuk terus berusaha membuat kegiatan yang bisa mempererat bonding antar anggota, meskipun menurut Aulia KPB setiap regional memiliki kegiatan yang berbeda-beda. "Jujur, hingga saat ini kami masih berusaha untuk membuat bonding yang kuat. Karena menyatukan 500 orang dalam satu wadah itu bukan merupakan satu hal mudah. Mulai dari melakukan diskusi atau ngobrol ringan di grup, hingga membuat kegiatan literasi bersama, misalnya," tutur perempuan yang juga punya hobi menonton ini.
"Kegiatan setiap regional beda-beda, tergantung masing-masing aja, sih, mereka senangnya ngapain. Nggak masalah yang penting tujuan dari komunitasnya ini tercapai atau minimal berjalan," tambah Aulia.
Tips Meningkatkan Minat Baca dan Harapan dari KPB
Melihat rendahnya minat baca di Indonesia, Aulia memberi sedikit tips untuk meningkatkannya. Menurutnya, lingkungan dan kekuatan influencer bisa menjadi faktor dalam meningkatkan minat baca.
"Sebenarnya ini faktor lingkungan, sih, kalau lingkungannya mendukung dan efektif untuk baca, orang pasti akan terbawa dengan sendirinya suka baca. Dan kita butuh role model juga. Ingin suatu saat mengajak banyak influencer biar ikut serta dalam gerakan literasi. Pasti akan banyak anak muda yang ikutan, deh," katanya.
Perempuan berzodiak Libra ini berharap jika perjuangannya bersama KPB akan mencapai visi dan misi mereka, meski memakan waktu panjang. "Semoga perjuangan kami untuk mencapai visi kami bisa terlaksana meski tidak dalam waktu yang singkat. Dan seperti tagline kita yaitu 'membaca buku adalah bukti betapa hebatnya imajinasi kita membentuk ruang dan waktu', kita ingin anak-anak muda juga turut merasakan manfaat membaca meskipun bukan dalam waktu singkat," pungkas Aulia.
Nah, bagaimana, Sahabat Fimela? Tertarik untuk gabung dengan KPB? Atau ingin mengetahui mereka lebih dalam? Langsung saja intip profil mereka di Instagram @pecandubuku.