Fimela.com, Jakarta Banyak kisah inspiratif dari orang-orang yang sukses dalam bidangnya. Apa yang didapatkannya sekarang tak jarang membuat orang iri dan terpacu untuk melakukan hal yang sama. Namun tak sedikit pula orang yang saat ini berada di puncak kesuksesan yang harus lebih dahulu mengalami masa-masa sulit. Dan kisah perjuangan Steve Christian merengkuh kesuksesan saat ini pun tak terlepas dari perjuangan berat di masa lalu.
Jauh sebelum sukses menjadi pendiri sebuah perusahaan media online, CEO dari Kapanlagi Youniverse (KLY) itu sempat merasakan titik terendah dalam hidupnya. Kisah inspiratifnya bangkit dari keterpurukan pun dibagikan pada ribuan pengunjung acara bertajuk LOJ Conference dengan tema Failing Forward yang digelar di The Hall Kota Kasablanka, Sabtu (27/10/2018).
Cerita Steve dimulai dari sejak ia lulus dari SMA dan berusaha mencari pekerjaan untuk membantu perekonomian keluarga. Dalam perjalanannya, pria berkacamata itu mengaku pernah mendapat penolakan saat melamar pekerjaan menjadi seorang kasir apotek yang ada di kota Malang, Jawa Timur.
What's On Fimela
powered by
"Saya berangkat, suatu hari saya datang ke apotek di Malang untuk cari kerja karena teman saya resign dari situ, dan saya ditawari jadi kasir, itu hari Jumat. Saya diterima kerja dan diminta untuk balik lagi hari Senin. Senin saya kesana dan ternyata pekerjaan itu udah diambil orang lain. Ini kegagalan saya yang pertama. Saat itu saya butuh sekali pekerjaan karena saya berangkat dari keluarga yang sangat miskin, saya butuh sekali pekerjaan untuk membantu orangtua membiayai kuliah saya. Saat itu zero buat saya," ujarnya di depan para audience yang hadir.
Kisah pun ia lanjutkan dengan sedikit menceritakan tentang kondisi keluarganya. Lahir dari keluarga yang cukup berada, Steve Christian harus merasakan perputaran roda nasib yang cukup drastis saat sang kakek meninggal dunia dan keluarga besarnya terlilit hutang karena kebiasaan sang ayah dan saudara kandungnya yang gemar berjudi.
"Ada satu masa, enam bulan saat saya kelas 5 SD, air di rumah saya diputus oleh PDAM karena tidak bayar. Jadi kita hidup dari air hujan 6 bulan, itu tiap hari kita tadah untuk mandi, makan, semuanya. Itu kemiskinan yang paling besar. Di bulan keenam dia (ibu) pulang, dia tanya, 'sejak kapan air mati?'. Lalu saya diajak ke trotoar, ada meteran air, dari situ dia buka, dia potong itu, istilahnya dia curi air itu dari pemerintah. Saya pernah ada di posisi itu," papar Steve.
Namun itu kisah lalu yang memacu seorang Steve Christian untuk bangkit. Beberapa tahun setelahnya, dengan berbagai perjalanan yang dilalui, Steve berhasil mengubah keadaan dari pemuda yang sempat ditolak menjadi kasih di apotek menjadi pengusaha yang mampu mempekerjakan lebih dari 3000 karyawan.
"Tapi 2012-2013 saya memberi kerjaan ke 3000 orang. Saya punya karyawan 3000 orang setelah kerja hampir 20 tahun lebih, meskipun sekarang sudah menurun jauh karena perusahaan itu sudah saya lepas ke orang lain. Tapi ada 3000 orang yang kerja sama saya. Itu suatu yang luar biasa, suatu hal yang tidak pernah terfikirkan," katanya.
Steve memang tak bercerita secara detail bagaimana dia membalikkan situasi dari bukan siapa-siapa menjadi CEO yang memiliki ribuan karyawan. Namun, satu hal yang ia pegang teguh sejak muda dan terbukti membawa dirinya sampai di posisi seperti sekarang adalah keyakinan.
"Ini klise, tapi ini adalah nasihat mama saya yang saya pegang sejak muda sampai hari ini. Dan nasihat yang saya terima pada waktu itu, ada harapan. Itu yang mama saya selalu bilang dan saya percaya," pungkasnya.
LOJ Conference sendiri mengusung tema besar Forward dalam penyelenggaraannya kali ini. Acara yang berlangsung mulai pukul 09.00 WIB itu pun mengangkat tiga sesi dengan pembicara yang cukup kompeten. Untuk sesi Millenials Challange diisi oleh Obet Cabrillas dan Billy Boen sebagai pembicara. Sementara Steve Christian, Richie Wirjan, Edy Sulistyo, dan Veronica Utami mengisi sesi Failing Forward. Satu sesi lagi bertajuk Casting Out Fear menghadirkan pembicara Jonathan Yogawin dan Haryati Lawidjaja.