Fimela.com, Jakarta Saat hari Minggu tiba tentunya banyak orang yang akan lebih memilih untuk seharian berada di rumah dibandingkan dengan beraktivitas di luar ruangan, apalagi berkebun. Namun kenyataannya hal yang berbeda terlihat dilakukan oleh sekelompok orang yang menamakan diri mereka sebagai Komunitas Urban Farming Jakarta atau Jakarta Berkebun.
Siang hari yang terik tak membuat para anggota Jakarta Berkebun mengurungkan niatnya untuk mengadakan Pasar Kebun Keliling di Sendalu Permaculture, Depok, Jawa Barat, Minggu (21/10/2018). Beruntung karena kegiatan kali ini berada di tempat yang dipenuhi dengan pepohonan asri, pokoknya benar-benar sangat nyaman.
“Ini kegiatan perdana kita, untuk awalan Pasar Kebun Keliling kita adakan di Depok, tapi rencananya nanti kita akan keliling. Setiap bulan kita akan mengadakan kegiatan ini,” terang Somad, salah satu pengurus Jakarta Berkebun. “Spesialnya adalah sayuran yang mereka jual itu merupakan hasil dari sayuran yang mereka tanam sendiri,” tambah Somad.
What's On Fimela
powered by
Ya, selain bisa untuk dikonsumsi sendiri, hasil tanaman yang ditanam di kebun sendiri itu juga bisa dijual sehingga dapat menjadi penghasilan tambahan untuk si pemilik kebun. Dan itu memang merupakan satu dari beberapa manfaat atau pun tujuan dari kegiatan Jakarta Berkebun yang diinisiasi oleh Ridwan Kamil jauh sebelum dia menjabat sebagai Wali Kota Bandung.
Didirikan sejak 2011, Jakarta Berkebun terus mensosialisasikan manfaat berkebun untuk masyarakat, meskipun mereka mungkin hanya memiliki lahan yang sangat sempit di rumahnya. Ada tiga kegiatan yang terus digalakan oleh Jakarta Berkebun, yakni ekologi yaitu kegiatan dari mulai menanam, menyiram hingga merawat kebun.
Lalu yang kedua adalah edukasi, yaitu para anggota Jakarta Berkebun memberikan edukasi soal tanaman kepada masyarakat, mulai dari pegawai kantoran hingga anak-anak sekolah. Dan yang ketiga adalah ekonomi. Ekonomi di sini memang bukan melulu soal uang, ekonomi yang dimaksud adalah mandiri pangan, yakni bagaimana menghemat pengeluaran dengan sesuatu yang ada di kebun sendiri.
“Dengan berkebun sendiri itu artinya kita kan tidak perlu lagi banyak membeli sayuran yang ada di luar, sehingga tentunya kegiatan berkebun akan sangat menghemat pengeluaran,” tegas Somad. Lewat berbagai kegiatannya, Komunitas Jakarta Berkebun juga ingin membuktikan kalau dengan lahan yang sempit masyarakat dapat menanam berbagai macam sayuran.
Tips Berkebun di Rumah
Ingin mulai berkebun, tapi lahan yang ada di rumah sangat sempit? Semuanya bisa diakali kok, lagian sekarang kan sedang tren yang namanya tanaman vertikal. Somad menjelaskan jika salah satu tips yang paling penting saat ini berkebun adalah sinar matahari. “Sinar matahari itu kan jadi makanan utama tumbuhan untuk fotosintesis, kalau bisa pagi tuh minimal empat jam, diusahakan tanaman diletakkan di spot-spot yang kena matahari,” jelas Somad.
Somad mengaku bila tanaman vertikal kini banyak dipilih oleh masyarakat yang ingin berkebun, tapi tak memiliki lahan yang cukup di rumahnya. “Kita bisa memanfaatkan halaman depan atau belakang rumah, bikin kebun mini atau pun vertikal garden. Semuanya bisa disesuaikan, tinggal ada kemauan dan ingin langsung mencoba,” terang Somad.
Bukan cuma bisa mengurangi pengeluaran, tapi berkebun di rumah juga dapat menjadi hobi yang murah. Tapi, hati-hati kalau sudah kecanduan ya. “Berkebun itu bukanlah hobi yang mahal. Tapi, lain lagi ceritanya kalau memang sudah kecanduan beli bibit dari luar negeri. Harga bibit dari luar negeri mungkin nggak seberapa mahal, tapi ongkosnya yang bikin mahal banget,” pungkas Somad.