Fimela.com, Jakarta Ada berbagai macam diet yang biasa dijalani perempuan untuk mendapatkan berat badan ideal. Salah satunya adalah diet buah. Apakah diet ini aman untuk kesehatan?
Diet buah yang berarti pola makan yang mencakup banyak buah-buahan. Mengonsumsi lebih banyak buah-buahan dan sayur-sayuran, disertai dengan kacang-kacangan, polong-polongan, biji-bijian utuh, dan daging rendah lemak disebut memiliki risiko yang lebih rendah untuk menderita diabetes, obesitas, penyakit jantung, stroke, dan sebagian jenis kanker. Di samping itu, buah dan sayur juga merupakan sumber serat, vitamin dan mineral, serta senyawa penting lain yang dibutuhkan tubuh, seperti antioksidan.
Diet buah di mata para pelakunya tidak sekadar efektif untuk menurunkan berat badan, tapi juga bisa dimanfaatkan untuk detoks. Proses mengeluarkan racun dari dalam tubuh akibat polusi atau makanan-makanan yang semestinya tidak dimakan.
Seperti dikutip dari situs Health Me Up, Selasa (18/7/2017) Konsultan Manajemen Khusus Penurunan Berat Badan di Fortis Hospital, India, Simran Saini menjelaskan, diet buah lebih menekankan kepada memasukkan makanan-makanan alami, bukan olahan ke dalam tubuh kita. Buahnya dimakan begitu saja, tidak jus apalagi dijadikan smoothies. Dan, dimakannya setiap dua jam agar sistem tubuh kita jauh lebih sehat.
Diet buah pada praktiknya berlangsung tidak lebih dari satu minggu. Tidak juga hanya makan buah saja dan menghilangkan sumber-sumber makanan yang lainnya. Bagaimana juga tubuh kita membutuhkan karbohidrat, lemak, protein, dan serat.
What's On Fimela
powered by
dr. Diana Suganda, Sp. Gk dari Rumah Sakit Pondok Indah memberikan penjelasan lebih lanjut tentang diet buah dan dampaknya pada tubuh. "Yang namanya diet itu pengaturan pola makan, diet buah berarti pola makan buah. Ada memang yang melakukannya untuk detox dengan makan buah dan sayur selama tiga hari. Per dua jam makan buah," ujar dr Diana ditemui di RSPI Bintaro.
Pada saat diet buah sebenarnya yang masuk adalah serat dan gula buah. Karena itulah diet ini memberikan efek turun berat badan dengan cepat.
"Karena kalorinya kecil, turun pasti berat badannya karena tidak ada kalori yang masuk. Memang untuk menurunkan berat badan cepet di awal, tapi kan yang hilang itu cairan tubuh. Begitu berhenti detox dengan diet buah berat badan bisa balik bahkan bisa naik lebih tinggi dari berat sebelum detox," jelasnya.
Resiko mal nutrisi
Namun, yang harus diwaspadai dalam tiga hari itu tubuh tidak ternutrisi dengan baik. Padahal makanan yang sehat harus mengandung gizi seimbang.
"Ada karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Kalau makan buah saja berarti cuma dapat vitamin dan mineral. Lemak dalam buah hanya ada di buah alpukat. Jadi diet buah itu nggak seimbang, nggak bisa dilakukan jangka waktu lama karena bisa bikin mal nutrisi," lanjut dr Diana.
dr Diana menyarankan pola diet sehat dengan mengatur asupan gizi seimbang dan olah raga. Karena fungsi detox tidak perlu dilakukan dengan obat atau makanan tertentu. Karena sebenarnya proses detox untuk membuang racun atau zat yang tidak diperlukan oleh tubuh itu sudah dilakukan oleh hati.
"Kalau kita merasa kebanyakan makan minyak atau kalaori tinggi bolehlah makan makanan lebih tinggi serat, tapi bukan berarti dalam satu hari makan serat doang. Kebutuhan yang lain nggak tercukupi," jelasnya.
Mal nutrisi bisa terjadi karena kekuarang protein, lemak yang sebenarnya dibutuhkan untuk metabolisme tubuh. Jadi sebenarnya diet rendah kalori itu nggak bisa buat jangka panjang. Resiko mal nutrisi bisa mengakibatkan pelaku diet buah kurang konstrasi.
"Karena itu selama melakukan diet buah nggak boleh melakukan aktivitas berat seperti menyetir. Karena kan energi kita kurang, jadi kurang fokus. Kalau mau detox sebaiknya tinggal di rumah saja agar tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain.
dr. Diana suganda, Sp. Gk menegaskan diet yang baik itu diatur pola makannya. "Kalorinya diatur, atur makanannya, dan olahraga. Pola makan yang benar bisa dijalani jangka panjang. Niatnya sehat, bonusnya berat badan berkurang," katanya.