Komitmen yang sehat dalam hubungan itu seperti apa, sih?

Endah Wijayanti diperbarui 15 Okt 2018, 16:03 WIB

Fimela.com, Jakarta Sering kita mendengar bahwa hubungan itu harus dibangun dengan menggunakan komitmen agar bisa langgeng dan bertahan lama. Cuma masalahnya, kadang kita kesulitan memahami komitmen yang dimaksud itu yang seperti apa. Bahkan ada beberapa orang yang sudah takut atau mundur dulu begitu mendengar kata "komitmen". 

Komitmen dalam sebuah hubungan semestinya tidak membuat kita makin tersiksa. Bukan berarti kita akan kehilangan kebebasan kita begitu sudah membuat komitmen dalam hubungan. Justru dengan komitmen, hubungan bisa dijaga dengan baik dan bisa mendapatkan kebahagiaan yang diinginkan bersama.

Lalu, komitmen seperti apa yang seharusnya dimiliki pasangan? Seperti apa komitmen yang sehat itu?

Menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing

Ini juga menjadi dasar utama untuk membangun sebuah komitmen yang sehat. Penting untuk bisa benar-benar menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tidak memaksa pasangan untuk selalu mengikuti "standar" kita. 

“To love is to accept a soul entirely, not wishing that the person was otherwise, nor hoping for change, nor clinging to some ideal past. To love is to cherish the individual standing before you presently―charms, quirks, and all. To love is to give someone a piece of your heart that you will never, ever reclaim.”

― Richelle E. Goodrich, Smile Anyway

Bisa saling percaya

Jangan sampai salah mengartikan komitmen dengan sikap posesif, ya. Penting untuk membangun sikap saling percaya. Cemburu boleh saja, tapi harus tetap ada batasnya juga. Tak perlu saling curiga. Komunikasi pun harus bisa dibangun dengan kejujuran dan keterbukaan. 

Dibuat dengan melibatkan impian masa depan bersama

Dalam sebuah hubungan pasti akan ada masalah dan problema yang menerpa. Pertengkaran dan perselisihan pun mungkin tak bisa dihindari. Di sinilah pentingnya memiliki komitmen. Komitmen bisa jadi semacam rambu-rambu yang membuat kita bisa kembali ke jalan yang benar bila ada halangan atau hal-hal yang membuat hubungan bermasalah.

“Some make light of decisions, arguing that all possible decisions will occur. In such a world, how could one be responsible for his actions? Others hold that each decision must be considered and committed to, that without commitment there is chaos. Such people are content to live in contradictory worlds, so long as they know the reason for each.”

― Alan Lightman, Einstein's Dreams

Namun, setiap pasangan mungkin bisa memaknai komitmen dengan cara yang berbeda-beda. Ya, memang tidak ada patokan atau standar khusus tentang hal itu. 

Yang pasti selama komitmen yang dibuat bisa menciptakan rasa bahagia bersama dan menjaga hubungan tetap harmonis, maka komitmen tersebut sudah dibuat dengan tepat. Harus ada usaha yang dibuat dengan sadar untuk membangun dan mempertahankan komitmen yang ada.