Awal-awal menjadi anak autis, pria 30 tahun itu sempat merasakan pegal-pegal di badannya. Namun, lama-lama ia mulai terbiasa dengan peran tersebut. Saat berperan yang selalu harus dijaga adalah tatapan maya, gerak tubuh dan perkataan. (Nurwahyunan/Fimela.com)
"Secara fisik pegal pasti, namanya kita mencoba tokoh yang kita lakuin. Kita harus biasa kalo ga biasa kita pegel dan jadinya kepaksa. Toh kalo kita melakukan itu dengan terbiasa secara ga sadar kita ga ngerasa pegel," ujar Dimas Anggara. (Nurwahyunan/Fimela.com)
Salah satu yang sering kali dirasakan sakit adalah dalam adegan ketok-ketok kepalanya sendiri. Sebuah tantangan tersendiri dan pengalaman baru memerankan pria autis. (Nurwahyunan/Fimela.com)
Untuk bisa mendalami karakter Banyu yang menderita ganguan spektrum autisme, ia membutuhkan waktu beberapa bulan untuk belajar. Paling tidak tiga bulan beradapatsi jadi anak autis. (Nurwahyunan/Fimela.com)
"Saya harus research selama dua bulan dan beradaptasi dengan peran tersebut tiga bulan,"ujarnya disela-sela Meet and Greet Dancing in The Rain di Tangcity Mall, Kota Tangerang, Rabu (10/10/2018). (Nurwahyunan/Fimela.com)
Selama menjalani proses syuting, pemeran Dave dalam London Love Story itu selalu didampingi oleh psikolog. Hal itu dilakukan untuk menjaga jangan sampai ke arah negatif. (Nurwahyunan/Fimela.com)
Selain Dimas Anggara, film produksi Screenplay yang akan tayang serentak di bioskop pada 18 Oktober 2018 itu ada artis senior Christine Hakim, Deva Mahendra, Bunga Zainal, dan masih banyak lagi. (Nurwahyunan/Fimela.com)