Fimela.com, Jakarta Berdasarkan data WHO, ada lebih dari 285 juta penduduk dunia mengalami gangguan penglihatan dan 39 juta diantaranya mengalami kebutaan, 124 juta dengan low vision serta 153 juta mengalami gangguan penglihatan karena kelainan refraksi yang tidak terkoreksi.
Namun, menurut Dr. Aldiana Halim Sp.M (K), Wakil Ketua Komite Mata Nasional, 80 persen penyebab kebutaan bisa dihindari, dengan deteksi dini menggunakan metode hitung jari.
“Deteksi dini gangguan penglihatan hitung jari ini memiliki prinsip sederhana, dan bisa dilakukan untuk usia 15 tahun ke atas oleh kader di Posbindu.” ungkap Aldi, saat ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Metode ini pun cukup mudah, di mana seseorang hanya perlu melihat objek di depannya sejauh tiga meter yang sedang mengacungkan jari. Jika jawabannya tepat, namun pandangan agak buram, maka seseorang hanya mengalami gangguan penglihatan tipe sedang. Namun jika jari tidak terlihat maka gangguan penglihatan yang dialami tergolong berat.
Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, dr. Anung Sugihantono M.Kes mengatakan bahwa tema Hari Penglihatan Sedunia tahun 2018 adalah 'Eye Care Everywhere' yang menekankan aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan mata bagi semua orang. Sedangkan tema nasionalnya adalah 'Mata Sehat Untuk Semua'.
Hari Penglihatan Sedunia
Setiap tahunnya, World Sight Day (WSD)/Hari Penglihatan Sedunia dicanangkan oleh WHO tahun 1999 dan diperingati setiap tahun pada hari Kamis minggu kedua bulan Oktober. Tujuan peringatan Hari Penglihatan Sedunia adalah untuk mengkampanyekan agar seluruh warga dunia memusatkan perhatian pada isu global tentang gangguan penglihatan dan kebutaan. Tema internasional World Sight Day tahun 2018 adalah “Eye Care Everywhere” yang menekankan aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan mata bagi semua orang.
Sedangkan tema nasionalnya adalah “Mata Sehat Untuk Semua”. Pada puncak acara yang akan dilaksanakan pada 11 Oktober 2018 di Kota Surabaya mendatang, Kementerian Kesehatan, akan meluncurkan SIGALIH atau Sistem Informasi Penanggulangan Gangguan Penglihatan (SIGALIH).
Sistem Informasi Penanggulangan Gangguan Penglihatan Nasional yang disingkat SIGALIH merupakan suatu sistem informasi yang berbasis web atau android untuk melaporkan pencatatan dan pelaporan skrining gangguan penglihatan warga negara Indonesia yang melakukan deteksi dini di Posbindu. Sistem ini juga diharapkan akan terhubung dengan Rumah Sakit sehingga akan dapat diketahui tindak lanjut terhadap pasien yang telah dirujuk.
"Dengan hal ini kita bisa mengambil melakukan upaya pencegahan. Di sisi lain bisa memudahkan juga untuk melakukan tindakan baik operasi yang nemang diperlukan pada satu kasus yang berkaitan dengan kesehatan mata," ungkap Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, dr. Anung Sugihantono M.Kes