Fimela.com, Jakarta Esa Sigit sempat memiliki dua bisnis kuliner, yang salah satunya ia buat bersama sang mantan kekasih Amanda Manopo beberapa waktu lalu. Sayang setelah hubungan Esa dan Amanda Manopo kandas di awal 2018, bisnis yang dibangun keduanya juga ikut tutup.
Saat wawancara eksklusif bersama Bintang.com di kantor Gondangdia, Jakarta Pusat, Jumat (21/9/2018), Esa menjelaskan berakhirnya hubungan dengan Amanda bukan satu-satunya alasan yang bulat untuk menutup bisnis kulinernya. Pasalnya dirinya memang belum ada waktu untuk mengelola bisnisnya.
"Ya memang belum punya waktu juga untuk mengelola. Jadi belum setahun ini ditutup dulu," kata Esa Sigit. Esa juga menjelaskan, bisnis lainnya juga sengaja ditutup dengan alasan yang sama.
"Binis aku ada dua, dua-duanya kuliner. Dan dua-duanya juga harus tutup. Yang satu karena memang ingin rubah konsep eh malah tutup. Mungkin memang karena alasan belum ada waktu," ujar Esa Sigit.
Meski begitu, pemain Monyet Cantik itu berharap nantinya memiliki binis yang sesuai dengan kemampuannya. Yaitu membuat Production House. "Pengen sih buat bisnis lagi. Pengennya malah buat Production House gitu kedepannya kan jadi lebih ngerti gitu ya sama usahanya," papar Esa Sigit.
Seiring dengan keinginannya membangun sebuah Production House, Esa Sigit yang kini tak banyak muncul di depan layar menyebut jika dirinya tengah mempersiapkan diri untuk lebih banyak berkarya di balik layar.
Demi mewujudkan mimpinya, Esa memilih untuk menghabiskan waktu untuk memperkaya pengetahuan, dibanding tapil di layar kaca, "Pengen fokus dan memang passion mau jadi orang di balik layar," ungkapnya. Berikut penuturan lengkap Esa Sigit terkait mimpi dan rencana masa depannya.
Suka Dunia Perfilman, Buat Esa Ingin Buat Production House
Akting Esa Sigit didepan layar memang sudah tidak diragukan lagi. Beberapa sinetron yang ia mainkan pun jadi tren di masanya. Tak hanya ingin di depan layar saja, Esa pun ingin berkarier di balik layar dan membangun Production House.
Kamu sempat punya bisnis bareng mantan, kabarnya sekarang bagaimana? Wah udah nggak itu. Aku nggak ada waktu buat ngurus itu.
Emangnya kamu ada berapa bisnis sih? Binis aku ada dua, dua-duanya kuliner. Dan dua-duanya juga harus tutup. Yang satu karena memang ingin rubah konsep, tapi sibuk masih-masing. Eh malah tutup.
Alasan tutup emang pengen sendiri? Alasannya itu memang karena emang pengen tutup. Marginnya juga ga bagus ya. Ada untungnya dulu kuliah bisnis, opportunity-nya juga dilihat kurang besar jadi ya sudah dari pada jadi beban (diakhiri). Tapi bisnis memang naik turun ya. Solutif aja kalau punya masalah harus menanggulangi itu. Balik lagi ke waktu susah juga, jadi stop.
Emangnya kamu nggak punya orang yang bisa dipercaya untuk mengelola bisnis kamu? Nggak. Makanya aku butuh lihat gimana perkembangan bisnis secara langsung datang ke tempat. Lihat tempat juga, apa yang kurang dan lain-lain.
Berarti selama ini sering pantau ke tempat secara langsung? Iya dulu sering datang secara langsung ke toko, karena biar aku bisa tahu perkembangannya, feedback-nya gimana dengan nanya langsung ke pembeli.
Kamu nggak mau coba bisnis lain? Pengen sih buat bisnis lagi, cuma mungkin nanti kalau sudah banyak waktu sih ya.
Mau bisnis apa? Ada sih, saya punya visi buat bisnis tapi tetap di bidang seni ya, seperti Production House, ya semacam itulah.
Kenapa mau buat bisnis itu? Iya kan ibaratnya pernah ada di depan layar, terus sekarang belajar dibelakang layar. Jadi pengen punya PH aja deh.
Banyak artis yang memilih membangun bisnis untuk berjaga saat sudah tak bersinar lagi, bagaimana dengan kamu? Wah nggak sih, aku nggak menjadikan bisnis sebagai jalan keluar. Kalau begitu jadi gimana ya. Ibaratnya kayak mau main aman aja. Tapi bisnis lihat peluang, saat mampu menjalani jadi mending jalanin.
Demi Cita-cita, Esa Sigit Sibuk Pendidikan
Esa Sigit menjelaskan dirinya sudah lama berada di depan layar. Sehingga ia ingin sekali suatu saat nanti sukses di belakang layar dan membangun Production House. Sehingga wajar saja, dirinya kini lebih memilih sibuk dengan pendidikan di dunia seni.
Jarang muncul di layar kaca, Esa sibuk apa? Saya sedang sibuk di balik layar ya. Bukannya gak sama sekali juga di depan layar. Masih ambil juga kaya talkshow, dan yang memang nggak banyak ngabisin waktu sih. Karena kalau sinetron ngabisin waktu ya. Pengen fokus dan memang passion mau jadi orang di balik layar. Jadi gimana caranya mau tahu lebih jauh ya. Sibuk kuliah juga.
Kuliah ambil jurusan apa? Penyutradaraan film. Alasan mau ambil ini karena ada background-nya dari kecil memang di depan layar dan tertarik mau dibelakang layar. Tertarik sama flow dan kegiatannya. Sebelumnya nggak langsung ambil jurusan ini, tapi International Bisnis Management disalah satu satu Universitas swasta dan hanya beberapa lama saja. Wah saya nggak cocok disini. Dulunya sempat emang nggak mau di jurusan itu, tapi karena orang tua yudah deh. Dan akhirnya (merasa) nggak cocok, makanya pindah institut gitu.
Setelah berhenti dari kuliah bisnis dan mau pindah kuliah perfilman sempat berseteru sama orangtua dulu? Nggak sih. Orangtua melihat prospek gimana kalau masuk jurusan itu, seni atau film pada masa itu. Tapi pas masuk yudah terserah tapi banyak wejangan gitu ya dari orangtua. Masuk kuliah dan bahagia karena ngerjain yang disuka ngaruh ke nilai gitu.
Terus bagaimana setelah menjalani kuliah perfilman? Cukup signifikan sih perbedaan waktu kuliah di tempat lama sama baru ini. Dari nilai dan lain-lain gitu jadi bagus, karena suka kali ya.
Ada rasa menyesal nggak pernah menjalani kuliah bisnis? Nggak sih, karena dari situ saya belajar bisnis itu hehehe. Tapi ya gapapa karena dari nyobain saya jadi tahu enak atau nggak nya. Mungkin lebih kayak buang-buang waktu aja gitu ya.
Kapan lulus dari kuliah perfilman? Dua semester lagi sarjana, insya Allah. Kalau diprediksi TA 2019 menuju 2020, dan wisuda dikampus gue cuma 1 tahun sekali. Mungkin lulus di 2020. Gue sempat cuti setahun di 2015, skip setahun jadinya.
Kenapa ingin berada di balik layar? Punya ketertarikan yang lebih aja saat dibelakang layar. Susah diceritakan. (Saat) kita sukses buat sesuatu dan diapresiasi, (itu) sangat bahagia. Ada rasa bosan kalau didepan layar, jadi mau punya suasana baru, mungkin ini jalannya, step dibalik layar.
Nggak takut kalah bersaing? Saya tahu flownya nih. Pas ketika garap karya, saya punya gambaran adegannya seperti apa karena udah terlatih sih, nggak takut kalah saing juga.
Menurut kamu bagaimana cara menjaga eksistensi di dunia entertaiment? Nggak tahu, nggak ada formula pasti. Intens saya pengen karya dibalik layar. Berhasil pun pasti akan dikenal.