Fimela.com, Jakarta Deodorant atau antiprspirants selalu dipakai untuk mencegah bau badan tidak sedap. Apa lagi, iklim tropis membuat hampir semua orang menjadi mudah untuk mengeluarkan keringat berlebih.
[bacajuga:Baca Juga](3512712 3644056 3618474)
Keringat yang bercampur dengan bakteri di ketiak akan menimbulkan bau tidak sedap. Untuk meredam hal tersebut, deodorant atau antiprespirants dibutuhkan.
Deodorant sebenarnya berfungsi untuk mengurangi keringat berlebih sehingga bau tak sedap tidak akan timbul. Namun, sebagian orang menolak untuk menggunakannya lantaran mereka percaya kalau deodorant bisa meningkatkan risiko kanker payudara.
Dilansir dari Cancer.gov, memang ada beberapa studi yang membahas soal hubungan antara deodorant dengan kanker. Sebuah studi yang dipublikasi tahun 2002 menyimpulkan tidak ada risiko kanker payudara yang meningkat di antara para perempuan yang menggunakan deodorant.
Sementara, penelitian yang dilakukan pada 2006 juga menunjukkan tidak ada asosiasi antara produk deodorant dengan risiko kanker payudara.
Namun, pada beberapa produk deodorant memang ada beberapa bahan berbahaya yang bisa mengganggu kesehatan. Dilansir dari Ann-Marrie Gianni.com, bahan berbahaya tersebut antara lain alumunium yang memblokir kelenjar keringat untuk mengurangi keringat berlebih bisa meningkatkan risiko Alzeimer.
Juga, ada phthalates yang biasanya hanya ditulis sebagai fragrance dalam daftar kandungan di kemasan produk. Bahan ini bisa menyebabkan kemandulan, timbulnya asma, bahkan endometriosis.