Fimela.com, Jakarta Kesuksesan tak datang dalam semalam. Itulah keadaan yang kiranya begitu dipahami Siti Badriah. Sebelum berdiri di posisinya sekarang, pelantun lagu Lagi Syantik ini sempat mengalami masa-masa sukar.
Faktor ekonomi jadi satu yang paling terasa kontras. Sementara sekarang pundi-pundi uang cukup lancar mengalir, dulu perempuan 26 tahun ini sempat hidup pas-pasan. Dalam sebuah unggahan Instagram Story, Sibad, begitu ia akrab disapa, menceritakan kehidupannya dulu.
"Ya Allah, dulu gue tinggal di sini, guys. Tinggal di sini nih dulu, Kalibata City," tutur Sibad. "Jadi, dulu sekitar 6 tahun lalu, gue sama @uchysibadd tinggal di apartemen ini," sambung perempuan kelahiran Bekasi, Jawa Barat, ini.
What's On Fimela
powered by
Lebih lanjut ia menyebut, dulu sempat hidup pas-pasan. Bahkan dalam satu waktu, pernah dirinya memakan satu bungkus mie instan dibagi dua. "Duit cuma punya pas-pasan. Makan mie instan saja 1 jadi 2," sambungnya.
Juga, sebelum memiliki mobil, Siti Badriah menyebut, ia naik bajaj ketika pergi. "Setiap mau jalan-jalan, kita pakai bajaj. Beruntung dulu belum punya mobil. Jadi, nggak bingung kalau mau parkir hahahahaha," katanya.
Pertama Kali Tinggal di Jakarta
Sebelum akhirnya menetap di sebuah apartemen di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Siti Badriah menceritakan, ketika pertama pindah ke Jakarta, dirinya nge-kost di wilayah Tebet. "Dulu pertama kali ke jakarta, pas gue tahu harus tinggal di Jakarta, gue milih nge-kost di Tebet," jelasnya.
"Nah, di Tebet ini lagi perih-perihnya. Duit nggak punya, makan numpang tetangga, nonton TV nggak pernah, tidur saja dempet-dempetan sama @uchysibadd, dan berjalan waktu gue ngelewatin apartemen ini," sambungnya.
Pindah-pindah Tempat Tinggal
Seiring waktu berlalu dan panggung yang mulai didapatkan, Siti Badriah memutuskan untuk berpindah tempat tinggal beberapa kali. Kawasan Cempaka Putih dan Kayu Putih jadi tempat dirinya pernah bertinggal.
Semua dilakukan berdasarkan keinginan yang terwujud. Hingga akhirnya ia bisa membeli rumah sendiri di kawasan Jakarta Timur. Cerita ini dibadikan dengan harapan memberi motivasi pada orang lain.