Hubungan yang Sering Putus Nyambung Baiknya Diakhiri

fitriandiani diperbarui 02 Sep 2018, 11:20 WIB

Fimela.com, Jakarta Putus nyambung dalam hubungan masih kerap dialami banyak pasangan. Hal ini terjadi bukan karena mereka tak saling cinta. Pasangan yang sering putus nyambung itu juga saling cinta, hanya saja cinta yang mereka miliki seringkali kalah dengan emosi sesaat.

Emosi itu manusiawi, meski saling cinta, tapi naik turunnya emosi tak bisa dicegah karena ada banyak faktor yang bisa mempengaruhinya. Namun, emosi tersebut tak perlu diberi porsi terlalu banyak dalam hubungan.

Pikirkan hal lain yang lebih besar dibanding sekadar mengekspresikan kemarahan, seperti misal; keharmonisan hubungan kalian.

Keharmonisan itu tak bisa diwujudkan dengan niat semata, lho. Perlu upaya yang nyata, yang terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan baik setiap harinya. Menghindari masalah dengan putus nyambung tentu saja bukan salah satu dari kebiasaan baik tersebut.

Apapun alasannya, kebiasaan putus nyambung itu tidak baik. Jangan anggap hal tersebut sebagai pertanda bahwa kalian berjodoh, ya! Sebaliknya, hubungan yang keseringan putus nyambungnya lebih baik diakhiri saja.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Alasan Kenapa Hubungan yang Sering Putus Nyambung Baiknya Diakhiri

Ilustrasi relationship. (Foto: unsplash.com/Zohre Nemati)

Menabung toxic bagi hubungan

Putus nyambung kadang dipandang sebagai pertanda bahwa dua orang itu memang ditakdirkan bersama, sebab sekuat apapun mencoba pergi tetap akan kembali pada satu sama lain. Well, pembenaran ini mungkin yang paling denial. Kenyataannya, putus nyambung dalam hubungan itu cuma menabung racun. Pelan-pelan hubungan itu akan hancur juga kalau racunnya dibiarkan terus ada.

Tidak saling menghargai

Kalau memang cinta, seharusnya saling menjaga. Selesaikan tiap masalah dengan diskusi dan berkompromi, bukan lari dan sembunyi di balik kata putus, lalu kembali seperti tidak ada apa-apa. Selain membuat masalah yang ada malah tertumpuk dan kian besar, sikap lari seperti ini juga menunjukkan kalau kalian tidak bisa saling menghargai dalam hubungan tersebut. Padahal, sikap saling menghargai sangat dibutuhkan.

3 dari 3 halaman

Tidak belajar dari kesalahan

Ilustrasi relationship. (Foto: unsplash.com/Edward Cisneros)

Putus satu kali karena sebuah masalah, lalu balikan lagi itu masih bisa diwajarkan. Tapi kalau tiap ada masalah yang dipilih adalah putus ketimbang duduk berdua dan membicarakannya baik-baik, itu namanya tidak belajar dari kesalahan.

Tidak memperjuangkan hubungan dengan cara yang baik

Berjuang itu harus dan perlu, tapi, seperti apa kamu memperjuangkan hubunganmu? Kalian pasti sadar kalau putus nyambung ini bukan sikap yang baik dalam hubungan, dan kalau kalian benar-benar ingin memperjuangkannya, kalian pasti mencari cara untuk memperbaiki keadaan tersebut. Bukan membiarkannya terus terjadi dengan dalih "sudah biasa". Kalau buruk, kenapa dijadikan kebiasaan?